26

10.7K 518 22
                                    

Masih setia dengan Tawanya Tarra sesekali mengelap Air matanya yang mengalir akibat terlalu banyak tertawa.

"Anda kenapa ketawa??" Tanya Nugroho kepada Tarra namun ketika semua murid memandanginya, dia merasa tidak tepat untuk berbicara Saya-Anda kepada anak SMA , Saya-Kamu mungkin lebih enak di dengar

Tarra yang mendengar teguran dari Pak Nugroho yang kerab disapa PaNu olehnya itu , segera memberhentikan tawanya dan memasang wajah datar tanpa ekspresi.

"Kamu Siswi yang kemarin ngerjain Saya kan?" Tanya Nugroho memastikan.

"Enggak ah Pak"

"Enggak mungkin, Saya ingat betul kok kalo itu Kamu "

"Cieeeeee, Uhuyyyy" ujar seluruh anak Ipa 1 kompak

"Selalu Dalam ingatan gaeess" yang ini suara Retha

"Jodoh Tarra sudah datang cuy" yang ini, suara Teriakan Badu.
"Kampret lu Badung" Jawab Tarra sambil melempar Buku cetak sejarah yang ada di mejanya.

"Sudah diam, sekarang ringkas materi sejarah dari halaman 151 sampai 219. Besok dikumpulkan"

"Anjirrr, 2 bab sendiri tu Pak" protes Selyn
"Gak mau ah" Retha

Sudah biasa kalo mereka menolak perintah guru,
Jikalau biasanya siswa dan siswi yang lain terima keadaan , tapi kali ini siswa dan siswi yang lain mendukung Retha dan Selyn.

"Saya gak mau tau, kalian harus kerjakan. Karena kalian protes maka tugas ini di kumpulkan nanti pas bel pulang sekolah."

Setelah itu Nugroho keluar dari kelas meninggalkan murid-murid yang tengah mengumpat kesal. berbeda dengan Retha , Selyn  dan Juga Tarra yang terlihat biasa saja , dan mulai beranjak keluar kelas untuk ngantin.

Disinilah Mereka , Di kantin Bi Inah.
Walau awalnya Selyn dan Tarra berusaha mati-matian untuk mengajak Retha ke kantin ini, Tampaknya Retha sedikit Trauma melihat kantin Bi Inah Sodara-Sodara.

"Bi , Biasa yah" Panggil Selyn Pada Bi Inah

"Bawa Duit Ga neng??" sahut Si Bibi

"Jahh, Bibi ngeremehin . Kemarin mah Tragedi Bi, Sekarang Kantong dah Tebel" Jawab Tarra , sedangkan Retha Pergi Kearah anak Kelas Sepuluh yang sedeng bergenjreng Ria menggunakan Gitar.

"Don, Pinjem Gitarnya" Ujar Retha kepada Doni, Doni yang mendengar ucapan Retha seperti mendengar perintah dari Ibu Negara yang harus dipatuhi jika tidak ingin di eksekusi mati.

Setelah mendapat Gitar , Retha kembali menuju meja makannya.
Dengan sesekali menggenjreng gitar yang dia bawa.

"Request Dong"

"Perfect , Ed Sheeran" sahut Selyn dengan cepat

"Behh, mentang-mentang baru Taken, milih lagu yang begonoh" Celetuk Tarra yang terkesan Sewot

"Gue ga Terlalu hapal Sel, dikit aja ya. Setau Gue aja oke"

Semua pengunjung Kantin, mulai mempersiapkan headset dan penutup telinga lainnya agar tak mendengar Retha bernyayi, sebab mereka berasumsi bahwa, ketika berbicara seperti biasa saja Suara Retha sudah cetar membahana badai halilintar gledag gledug , apalagi nyanyi coba. Mereka bahkan ada yang membayangkan bahwa suara Retha akan seperti trompet sangkakala.

Gitar mulai di petik dan

I found a love for me
Darling just dive right in
And follow my lead

Semua Orang terpana mendengar suara Merdu yang Retha miliki

Well I found a girl beautiful and sweet
I never knew you were the someone waiting for me
'Cause we were just kids when we fell in love

Troublemaker Girls [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang