Disinilah aku, disebuah apertemen mewah seseorang Mark Tuan.
Tak kusangka fikiranku bertolak belakang dengan kenyataan,
Pertama menurutku seorang mark Tuan sosok pria yang manja dan bergelantungan dengan keluarganya, tapi ternyata TIDAK!! Sama sekali.
Kedua, kupikir apartemen yang ditinggalinya kotor dan berantakan tapi ternyata fikiranku salah untuk kedua kalinya, kulihat apartementnya sungguh sangat rapi dan bersih.
Aku melangkah maju kedepan, dan langkahku berhenti di sebuah kamar entah kamar siapa, aku sedikit tak percaya, sepertinya ini kamar seseorang wanita tapi juga seperti kamar seseorang pria,
kenapa aku bilang begitu??
Karena kulihat ada sebuah meja rias kecil dan penuh dengan alat make up dan aksesoris yang di gantung,
Dan kulihat ada banyak sekali mainan seperti robot-robotan dan berbagai macam boneka advangers di lemari dan tempat tidur, kulihat spreinya juga seperti gambar advangers.
"Apakah ini kamar Mark??" batinku.
"Ya!! Apa yang sedang kau lakukan?" aku terlojak kaget mendengar Mark berteriak padaku.
"Yak!! Tidak bisakah kau bicara pelan!! Telingaku tidak rusak!!" jawabku menatapnya.
"Kau sedang apa disini?? Ini bukan kamarmu!! Sudah kubilang jangan kemana-mana!! Apa kau tidak mendengarkanku huh!!" ucap Mark, aku menatapnya, sepertinya ada sesuatu yang mengganjal di sini.
"Aku tidak tuli!! Bisakah kau tidak berteriak padaku!! Dan maaf kalau aku melanggar perkataanmu tapi!! Aku bosan sedari tadi kau meninggalkanku dan tidak kembali!! dan satu hal lagi kau tidak memberiku minum!!" ucapku lantang padanya
Sebenarnya aku tidak sengaja melihat kamar ini, tadi aku kehausan dan ingin kedapur mengambil air tapi malah kesasar di kamar ini.
"Kamu bisa memangilku, apa sesulit itukah kau memangilku?"
"Bagaimana aku harus memangilmu? Harus berteriak!! Apa kau bodoh, apartement sebesar ini aku harus berteriak dan satu hal lagi kau pikir kau tinggal di hutan bisa seenaknya berteriak seperti tarzan, kau juga harus memikirkan tetanggamu".
Aku kesal padanya, ya ampun tengorokanku semakin kering gara-gara manusia bodoh ini, tengorokanku butuh air sekarang juga.
Aku dapat melihat wajahnya seperti menahan tawa, kenapa dia tertawa?
"Kenapa kamu tertawa?"
"Haha, bukanya kamu sendiri yang bilang jangan berteriak, karena kita memiliki tetangga Tapi kamu sendiri yang berteriak seperti Tarzan haha"
Baiklah kesabaranku sudah habis, aku sudah memberinya nasehat tapi ia malah menertawakanku, apa katanya tadi Tarzan?? Wahh bocah ini harus di beri pelajaran.
"Apa kau bilang Tarzan?!"
"Iya, hmm tapi Tarcan bukan Tarzan"
"Dimana-mana Tarzan itu pakek Z bukanya C bodoh!!"
"Wahh kau berteriak padaku lagi, aku akan menambah hukumanmu"
"Yakk!! Kau bisakah tidak berbicara tentang hukuman" ucapku mengecilkan nada suaraku.
"Baiklah, Maksudku tentang Tarcan tadi itu yaitu Tarzan cantik apa kamu ingin aku memangilmu jelek atau aku ganti saja menjadi Targan Tarzan ganteng, bagaimana?"
"Memangnya aku jelek huh!!"
"Baiklah, sekarang kembali kecerita awal, sedang apa kau disini?".
"Yakk Mark Tuan kau belum menjawab pertanyaanku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Simple [MarkTuan]
Fiksi PenggemarBagaimana perasaan kalian jika kalian jadi kekasih yang diperbudak?? Marah? Sedih? Atau pasrah? Aku tau dan semua orang juga tau kalau menjadi seorang budak pasti menyakitkan, menyedihkan dan menyebalkan, ingin sekali rasanya berontak, marah dan per...