11

142 24 3
                                    

Kurebahkan badanku ditempat tidur, rasanya sungguh lega dihatiku tidak ada beban dan tidak memusingkan kepalaku karena soal Mark yang mengacuhkanku.

Ahh senangnya Mark tidak menghindariku lagi😅😄

Tapi!! Tunggu??

Kenapa aku harus senang? Bukanya bagus kalau dia menghindariku dan itu sangat bagus dia tidak perlu mengganguku lagi??

Tapi kenapa saat Mark menggabaikanku rasanya hatiku sangat sakit dan itu menggangguku, sangat mengganggu!!

Sudah 15 menit kurebahkan badanku untuk tidur tapi nihil kenapa aku tidak bisa tidur!! Kuputar posisiku kekanan dan kekiri tapi tidak ada posisi yang nyaman untukku, pikiranku sangat kacau, kenapa aku harus memikirkanya? Ingin rasanya kucopot kepalaku dan kuganti agar tidak memikirkanya tapi tidak bisa.

Kulangkahkan kakiku keluar kamar menuju orang yang sudah menggangu pikiranku hingga tidak bisa tidur.

Tok..tok..

"Mark apa kau sudah tidur?"

"Baiklah kalau kau sudah tidur aku akan kembali nanti" kulangkahkan kakiku meninggalkan kamarnya baru dua langkah kudengar ada suara pintu terbuka

Ceklek..

Kuputar badanku kearah suara itu berasal "Apa kau sudah tidur tadi? Klau kau ingin melanjutkanya tak apa aku akan kembali kekamarku" ucapku pada Mark

"Tidak, aku tidak tidur"

"Ohh baiklah"

"Ada apa? Apa kau tidak bisa tidur?"

"Nde, banyak sekali yang menggangu pikiranku sampai-sampai aku tidak bisa terlelap"

"Masuklah dulu.. Ceritakan padaku mungkin aku bisa membantu"

Kulangkahkan kakiku memasuki Mark dan kududukan bokong dipingir ranjang.

"Apa kau tidak merindukan Ibu mu?" ucapku To The Poin

"Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Aku hanya penasaran, tadi ahjuma bercerita padaku kalau sekarang hari ulang tahun ibumu"

"Aku tidak perduli meskipun ini hari ulang tahunya"

"Apakah seperti itu?? Tapi kenapa kau membeli cake itu?? Menurutku kau sangat merindukanya, hingga kau membeli kue kesukaan mu yang selalu dibuatkan oleh ibumu, apa aku salah jika kukatakan kau merindukanya?"

"Seberapa banyak imo bercerita padamu?"

"Semuanya, dari pertama ibumu pindah dan mengabaikanmu"

"Apa yang kau mau dariku!? Ini bukan masalahmu urusi saja urusanmu dan jangan ikut campur dalam masalahku!!"

"Jika kau merindukanya katakan padanya jangan kau pendam itu akan menggangu pikiranmu"

"Aku tidak merindukanya!! Untuk apa aku merindukan orang yang tidak sama sekali memperdulikanku, meskipun aku sakit ataupun mati dia tidak akan khawatir ataupun menangis untukku"

Kulihat Mark sangat marah manik matanya berkaca-kaca, aku tau jika dia tidak sungguh-sungguh mengatakan itu, dari nada bicaranya ia tidak membencinya malah sebaliknya ia sagat merindukan sesosok ibu disampingnya.

"Bukan seperti itu, kau tidak mengerti!! Orang tuamu bekerja untukmu, dia tidak ingin anaknya kekurangan sedikitpun, beliau bekerja keras untuk masa depanmu"ucapku

"Jika beliau tidak bisa memberi kasih sayang untukmu kenapa tidak kau coba berbalik memberinya kasih sayang seorang anak ke ibunya? Mungkin ia akan sadar akan kesalahanya" tambahku

Kulihat Mark sudah tidak bisa menahan air matanya, ia sudah menangis dalam diam dan menunduk, kuberanikan diri mendekat dan memeluknya agar ia menjadi lebih baik setelah aku memeluknya.

"Jika kau pendam itu sama saja membuatmu sakit didalam sini?" ucapku mengarahkan tanganku kedada bidangnya

"Apa yang harus aku lakukan? Memang.. Memang sangat sakit disini" ucapnya menyentuh dadanya

"Kau harus mengikuti saranku, jika ibumu tidak memberimu kasih sayang maka kaulah yang harus memberinya kasih sayang, meskipun sesibuk apa ibumu dia tetaplah ibumu, ibu yang sudah melahirkanmu di dunia ini" ucapku masih setia memeluknya

"Bagaimana caranya?"

"Kau hanya perlu memberi pesan padanya, pesan selamat Ulang tahun  dan bilang pada beliau jika kau merindukanya"

"Baiklah akan kucoba"

Setelah berbicara Mark melepas pelukanya padaku dan mengambil sesuatu di saku celananya yang kulihat itu Handphone, kulirik ia sedang mengetik sesuatu entahlah dia nulis apa?? Aku tidak tau.

Mark menatapku dan tersenyum padaku dengan matanya yang sedikit lebam karena habis menangis.

"Sudah kukatakan" ucapnya tersenyum padaku

"Terima kasih sudah memberiku nasehat" tambahnya lagi

"Sama-sama" balasku tersenyum

Waktunya sudah habis!! Kulihat jam diding sudah menunjukan pukul 11.30 ini sudah sangat larut, aku harus segera tidur karena besok mungkin akan sangat melelahkan untuku.

"Baiklah kalau begitu, aku akan kembali kekamarku ini sudah sangat larut" kulangkahkan kakiku keluar kamar Mark tapi langkahku terhenti karena Mark menarik pergelangan tanganku.

"Kenapa? Apa ada masalah lagi?" ucapku cepat

"Tidak"

"Lalu?" ucapku mengerutkan alisku

"Aku bisa berbagi ranjang denganmu, dari pada harus menuju kamarmu lebih baik denganku" ucapnya,

Mataku terbelalak kaget mendengarnya, kutarik paksa tanganku agar terlepas darinya, akupun berhasil terlepas dari genggamanyan aku berlari keluar dan tidak lupa membalas ucapanya barusan.

"Dasar byuntae!!" ucapku berlari kekamar dan menguncinya

~•••~

Mark pov.

Kenapa dengaku?
Kenapa hatiku berdegup kencang sekali saat Yerin memelukku? Kenapa? Apa aku mulai ada perasaan denganya? Memang selama ini aku nyaman denganya dan aku tidak bisa jauh darinya, apa aku sudah tertarik denganya??

Aku tak henti-hentinya menyentuh dadaku dan membayangkan kejadian dimana saat Yerin memelukku dan menenangkanku.. Moment yang sangat indah menurutku

Kulangkahkan kakiku melihat kalender diatas meja, kulihat kurang seminggu lagi aku dan yerin menyelesaikan masa pacaran kami.

Aku nyaman berada disisinya, Aku tidak ingin jauh darinya tapi apa hakku untuk melarangnya agar tidak meninggalkanku, aku sudah banyak membuatnya terluka, aku sudah banyak menyusahkanya, bagaimana caraku agar dia tidak pergi dariku.

Tapi disisi lain aku sedang menunggu seseorang, seseorang yang entah belum pasti datang padaku, dia cinta pertamaku apa aku secepat itu Move on darinya?

Ahh mungkin aku tidak benar-benar jatuh cinta pada Yerin, mungkin aku hanya kebawa perasaan karena aku sering menjahilinya dan sering membuatnya kesal, ya.. Mungkin ini hanya rasa kasihan ataupun rasa bersalahku padanya..

Iya.. Ya aku benar mungkin ini hanya rasa bersalahku saja.

Baiklah, aku akan menghentikan kekhawatiranku dalam seminggu lagi, aku akan terbebas dari rasa bersalahku, dan aku pasti akan kembali ke kehidupanku seperti sebelumnya..

Menunggu orang yang tidak pasti akan datang tau tidak padaku..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
*LIS11*

Vote and Comment ya guys..

Love Is Simple [MarkTuan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang