01

20.1K 2.3K 195
                                    

1 panggilan tak terjawab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


1 panggilan tak terjawab...



5 panggilan tak terjawab.....



12 panggilan tak terjawab....


Lantunan melodi tanda panggilan masuk itu terus terdengar memenuhi penjuru ruangan. Namun, pemiliknya sama sekali tak terusik, ia masih terus fokus di hadapan layar dengan jemari mengetik cepat yang sesekali membenarkan posisi kacamatanya. Suara ringtone yang berpadu dengan getar berisik itu seolah teredam, meski pemuda dengan surai coklat itu sama sekali tidak sedang mengenakan earplug apapun. Hanya fokus murni. Dan pengabaian pada nada familiar yang terkategori sebagai 'tidak urgent' dalam sel neuronnya.

Dari luar ruangan, Irene melirik resah sumber suara. Sungguh, wanita ini tak mengerti bagaimana atasannya bisa tahan mengabaikan suara semengganggu itu. Diam-diam wanita ini merutuk, mengapa tidak dimatikan saja? Wajah cantik Sang Sekretaris pun kian menekuk saat kini telepon yang ada di meja kerjanya lah yang berteriak nyaring.

"Se--"

Belum sempat suara merdunya menyapa, orang di ujung lain sambungan telah menyentaknya hingga wanita bertubuh ramping ini tergopoh-gopoh menghampiri pintu ruangan atasannya yang tertutup rapat.

"Sajangnim. Ada telepon untuk Anda," panggilnya sembari mengetuk pintu.

"Siapa?" Suara rendah yang indah namun terdengar kaku itu beresonansi sebagai sahutan.

"Nona Kim Yeri--"

"Tidak kenal. Abaikan."

Menghela napas panjang, Irene menghampiri kembali gagang telepon yang masih tergeletak, berusaha memberitahu dengan sabar bahwa atasannya sedang dalam rapat penting dan tidak dapat diganggu.

Panggilab itu berhasil ditutup.

Namun, siapa kira tak sampai sepuluh menit kemudian telepon itu kembali berdering dari orang yang sama. Diberikan jawaban senada. Selang berapa menit kemudian gadis itu kembali menghubungi. Begitu terus entah berapa kali hanya dalam selang waktu yang tidak lama. Rasanya Irene ingin mencabut saja kabel sambungan telepon itu.

Inilah yang membuatnya resah sejak tadi. Dering panggilan masuk dari handphone bosnya yang tidak mendapat sahutan pastilah berakhir seperti ini: telepon kantor yang ada di mejanya lah yang kemudian akan mendapat teror. Ya, ini bukan kali pertama. Tapi, sepertinya yang satu ini sudah dalam fase freak. Argh! Ia bisa gila!


Irene sedang menerima panggilan ke...lima belas(?) saat pintu ruangan CEO akhirnya terbuka.

"Sajangnim...." Dengan wajah dan suara memelas, wanita cantik itu menoleh pada pemuda jangkung berkulit putih yang akhirnya menunjukkan dirinya itu.


"Dia ada di situ kan? Cepat berikan padanya. Aku ingin bicara dengan Jung Jaehyun!"

Teman Hidup [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang