"Eomma, berhentilah menjodohkanku dengan anak-anak gadis kenalan eomma!"
"Kau ini sudah di usia yang pantas untuk menikah dan memberi eomma cucu, Jaehyun."
"Maafkan aku eomma, tapi aku tidak menyukai yeoja."
"......"
Saat Sang Eomma berbalik pergi t...
Jaehyun rasa ia terbangun gara-gara tidak kuasa lagi menahan lapar, alih-alih karena pegal dengan posisinya yang tertidur di atas meja kerja. Heol. Jung Jaehyun bahkan tidak sadar kapan ia tertidur.
Yang jelas CEO muda ini yakin ia pasti baru terlelap setelah menyaksikan dan mendapat laporan langsung dari Doyoung soal keberhasilan presentasi di hadapan ribuan mahasiswa SM Univ hari ini. Menilik dari antusiasme para akademisi itu di sesi tanya jawab, tampaknya perjanjian kerjasama untuk proyek ini akan mendapat dukungan penuh dari pihak rektorat. Tersenyum bangga mengingat hal itu.
Satu milestone dalam proyeknya telah tercapai.
Melirik jam dinding, Jaehyun memijat tengkuknya yang kaku. Pantas saja ia sudah sangat kelaparan, rupanya sudah jam 2 siang. Ia sudah melewatkan sarapan dan makan siangnya sekaligus.
Setelah kecemasan akan pekerjaan dan adrenalin pencarian Taeyong mereda, Jaehyun bagai disadarkan akan sikapnya yang...sepertinya berlebihan tadi. Ia jadi merasa bersalah pada Taeyong. Memutuskan untuk mengajak lelaki cantik itu makan di luar sebagai permintaan maaf, Jaehyun pun membawa postur tingginya meninggalkan meja dan menghampiri pintu.
Akan tetapi, betapa terkejutnya pemuda ini, saat kunci dibuka dan knop pintu diputar hingga balok kayu mengayun ke dalam, sesuatu terjatuh ke lantai. Tepatnya, sesuatu yang sedari tadi bersandar ke pintu, kini ambruk tanpa pertahanan ke atas lantai marmer.
"Taeyong?" panggilnya, menatap heran sosok bersurai biru pucat itu. "Hei. Kenapa kau tidur di si----Astaga! Panas sekali!" Jemari panjang Jaehyun yang hendak mengguncang bahu Taeyong, tak sengaja menyentuh kulit lehernya yang begitu panas seperti terbakar.
Membalikkan tubuh ramping Taeyong yang terpejam, Jaehyun berspekulasi lelaki ini pingsan akibat demamnya.
Berapalamaiatergeletakdiataslantaisepertiini??
Dengan perasaan bersalah yang semakin menggerogoti hati, Tuan Muda Jung membawa tubuh kecil itu ke kamar dan membaringkannya dengan amat hati-hati di atas kasur.
Uh, apakah seharusnya ia membawa Taeyong ke rumah sakit? Atau ia panggil saja dokternya kemari?
Memutuskan pilihan kedua lebih praktis untuk dilakukan, Jaehyun mulai ribut mencari keberadaan iPhone-X nya.
"Hyung! Aku butuh bantuanmu. Bisa kau ke apartemenku sekarang juga?" adalah yang diucap pemuda ini begitu panggilan untuk Dr. Moon Taeil telah terhubung.
Sembari menunggu kedatangan Dr Moon yang secara turun temurun menjadi dokter pribadi keluarga Jung, Jaehyun mondar-mandir di kamarnya. Sekarang, apa yang harus ia lakukan? Apa ia harus menyelimuti Taeyong? Atau justru jangan? Apa ia harus meninggikan kakinya? Atau justru sandaran kepalanya? Atau ia perlu melonggarkan ikat pinggang dan membuka kancing kemeja Taeyong??
Sungguh, Jaehyun sama sekali tidak mengerti bagaimana mengurus orang sakit!
Mengacak-acak surai sewarna madu, untungnya pemuda ini kemudian cukup menggunakan sel neuronnya untuk berkonsultasi pada mesin pencari secara online. Cara menangani orang demam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.