02

16.1K 2.2K 197
                                        

Suara pintu kaca yang bergesekan dengan lantai kayu bagai pengganti lonceng yang memberitahukan kedatangannya pada pemilik cafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara pintu kaca yang bergesekan dengan lantai kayu bagai pengganti lonceng yang memberitahukan kedatangannya pada pemilik cafe. Seorang pemuda dengan rambut hitam menutupi alis dan mata tajam mirip rubah mendongak dari balik counter dan tersenyum menyapanya. "Selamat datang. Menu biasa?"

Jaehyun membalas dengan anggukan dan senyum tipis sementara tubuh jangkungnya bergerak menuju kursi di tengah ruangan yang belum terisi.

Coffee shop yang juga menjual berbagai jenis pastry itu cukup ramai. Sepertinya bukan hanya ia yang melewatkan waktu makan malam dan memilih pastry sebagai pengganjal perut. Mengedarkan pandangan sekilas, ia mendapati beberapa dari mereka sepertinya tengah berkencan dengan cappucino atau frappe di tangan, ada juga segelintir siswa dan mahasiswa yang tengah sibuk mengerjakan tugas dengan laptop terbuka atau buku terserak di antara bungkus kertas roti. Jaehyun tersenyum samar melihat mereka, teringat dengan dirinya di tahun silam. Kebiasaan serupa. Kebiasaan yang tidak berubah bahkan hingga saat ini, saat ia sudah menyandang titel CEO dan memiliki ruang kerja sendiri yang luas, Jaehyun masih sering mampir ke Mansae Cake & Pastry ini. Baik untuk sekedar bersantai menikmati camilan ataupun melanjutkan pekerjaannya dalam suasana berbeda karena suntuk dengan ruangannya sendiri.

"Sedang ada masalah di kantor?"

Suara berat yang terdengar bersamaan dengan diletakkannya secangkir green tea latte di atas meja membuat Jaehyun tersadar dari lamunannya.

"Begitulah, Hyung." Pemuda yang telah melepas jas dan melonggarkan dasinya ini menyahut sambil meringis.

"Mau kubuatkan sesuatu untuk makan malam?" Sang Pemilik Toko menawarkan, menatap sangsi sepotong Cornish Pastry dan Apple Pie yang baru saja disodorkannya pada pelanggan tetapnya itu. "Mingyu sedang ada di dapur, aku bisa memintanya memasakkan apapun kalau kau mau."

Jaehyun tersenyum lembut pada pria yang sering dikira angkuh padahal berhati malaikat itu. "Tidak perlu, Wonwoo-hyung. Ini saja cukup. Aku akan pesan lagi kalau masih lapar." Satu-satunya penerus Jung Corp itu menampilkan cengiran yang nyaris tak pernah diperlihatkannya di kantor.

"Kau yakin--"

"Chogiyo."

"Ah, nde. Jeoseonghamnida. Mau pesan apa?"

Membiarkan Wonwoo kembali melayani pelanggan, Jaehyun menyesap cairan hangat di cangkirnya. Rasa teh hijau yang berpadu sempurna dengan susu membasahi kerongkongan dan membantunya rileks. Mengerat Cornish Pastry dengan pisau dan menyuapkannya ke dalam mulut, Jaehyun bersandar nyaman dan memainkan smartphone di tangannya. Mengabaikan notifikasi panggilan dan pesan dari nomor tak dikenal, pemuda ini hanya membuka satu pesan yang berada paling atas dengan nama pengirim 'My Half'.

'Sedang di tempat Mingyu?
Aku harus ke Jeju untuk syuting besok. Titip salam untuk Wonwoo-hyung yaa.'

'Ya.
Bawa pulang abalone dan teripang yang banyak.'

Teman Hidup [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang