Waktu menunjukkan pukul 19.15, sekarang Fahri, Dania, dan Adam sedang makan bersama di salah satu restoran di mall. Setelah nonton film, mereka berkeliling mall. Mereka juga sempet berfoto di photobox yang membuat Dania sangat senang, meskipun Dania menyembunyikannya.Setelah makan, Dania menjadi mengantuk, rasanya, matanya susah untuk dibuka. Dania sangat lelah dan apalagi sekarang ia keadaan kenyang.
Seolah ada hembusan angin, dalam sekejap Dania tertidur di atas meja restoran dengan menjadikan tangannya sebagai bantal. Sedangkan Fahri dan Adam masih menghabiskan makanan mereka.
Saat sedang makan, ponsel Fahri tiba tiba berbunyi. Kemudian Fahri pergi untuk mengangkat telfon.
Adam melihat sekilas ke Dania yang terlihat tidur. Dania tidur menghadap ke arah Adam. Untuk awalnya, Adam hanya memandang sekilas, tetapi kemudian Adam menjadi terus memandang Dania yang tidur.
Mata sipit Dania sekarang sedang terpejam, rambutnya sedikit menutupi wajahnya. Entah mengapa Adam suka memandang Dania yang sedang tertidur.
Adam menepikan rambut yang menutupi wajah Dania ke belakang telinga Dania. Dengan seperti ini, Adam menjadi lebih bebas memandang Dania.
Adam terus memandang Dania hingga tiba tiba Fahri datang yang langsung membuat Adam mengalihkan pandangannya dari Dania.
"Gue harus pulang sekarang, ini darurat banget. Lo harus anterin Dania pulang." kata Fahri yang kemudian memakai jaketnya. Sedangkan Adam bingung melihat Fahri yang buru buru.
"Lo harus anterin dia pulang." Kata Fahri yang seperti perintah bagi Adam.
Memang darurat apa? Pikir Adam.
"Gue duluan," pamit Fahri yang kemudian langsung pergi dengan berlari. Adam penasaran, memang apa yang membuat Fahri buru buru pulang?
Adam melihat Dania yang sedang tertidur. Adam bingung, ia kan naik motor, bagaimana akan mengantarkan Dania yang sedang tidur sekarang?
Adam berusaha membangunkan Dania dengan memencet mencet hidung Dania. Tapi apa yang dilakukan Adam tidak membuat Dania bangun.
Kemudian Adam menggucang guncangkan pundak Dania, kali ini Dania sedikit menggeliat dan kemudian membuka matanya.
Dania melihat Adam, dan ia tidak melihat Fahri. Kemudian Dania segera melihat jam tangannya, pukul 19.40.
"Ayo pulang," kata Adam yang membuat Dania mengerutkan dahinya. Sedetik kemudian, Dania menguap, Dania sangat mengantuk sekarang.
"Kak Fahri mana?" tanya Dania dengan suara parau.
"Dia pulang duluan, buru buru tadi," kata Adam sambil berdiri kemudian memakai jaketnya. Sedangkan Dania yang mendengar perkataan Adam justru hanya mengangguk dan kemudian kembali tidur.
"Lo mau pulang gak? Kalau gak gue tinggal nih," ancam Adam yang melihat Dania kembali tidur. Dania langsung membuka matanya saat itu juga.
Kemudian Dania berdiri, tetapi Dania malah kehilangan keseimbangan, refleks Dania memegang tangan Adam untuk pegangan. Sumpah demi apa, sekarang Dania sangat mengantuk, mungkin tadi ada yang memasukkan obat tidur atau apa.
Adam dan Dania keluar dari restoran, Dania berjalan duluan, dan Adam berjalan di belakang Dania.
Adam melihat Dania berjalan dengan setengah sadar, sesekali Dania menabrak orang dan kemudian meminta maaf. Adam mempercepat langkahnya hingga sejajar dengan Dania.
Adam meraih tangan Dania yang membuat Dania berhenti. Mata Dania terlihat sayup karna mengantuk.
Adam merendahkan badannya hingga jongkok.
"Cepet naik," perintah Adam yang dibalas Dania dengan gelengan kepala. Kemudian Dania kembali berjalan meskipun seperti dengan setengah sadar.
Adam dengan segera menyusul Dania dan menghentikannya.
"Cepet naik," perintah Adam yang kali ini dengan nada sedikit tinggi. Adam kembali merendahkan badannya hingga jongkok. Untuk kedua kalinya Dania menolak dengan menggeleng dan kemudian berjalan lagi.
Tetapi dengan segera Adam meraih tangan Dania dan menariknya, saat itu Dania langsung naik ke punggung Adam dan mengalungkan tangannya di leher Adam, karna Dania memang sudah ngantuk.
Kemudian Adam berdiri, berjalan dengan menggendong Dania di punggungnya. Setelah dirasakan, ternyata Dania berat juga, walau terlihat langsing.
"Biasanya juga kerja sampe malem gak ngantuk, giliran sekarang belum jam 8 udah tidur," kata Adam pada Dania yang sekarang sudah memejamkan matanya.
Saat sedang berjalan, Adam berhenti. Adam sangat terkejut, sekarang dihadapannya berdiri mantan pacarnya. Adam sedikit merindukan gadis cantik yang sekarang bukan miliknya lagi.
Ellia melihat ke Adam, kemudian pandangannya turun ke Dania yang sedang tertidur di gendongan Adam.
"Hai," sapa Ellia dengan kaku yang dibalas senyuman oleh Adam. Sekarang Adam bingung akan berbicara apa karna suasananya sangat canggung, ditambah dengan Dania yang mengeratkan pelukan lehernya pada Adam.
"Gue duluan ya," Kata Adam yang mendapat senyuman terpaksa Ellia. Kemudian Adam segera pergi ke parkiran, karna jika terlalu lama lagi menggedong Dania, mungkin tulang punggungnya akan patah saat ini juga.
Setelah sampai di parkiran, Adam dengan susah payah membangunkan Dania. Setelah Dania bangun, mereka pun pulang bersama.
"Kalau lo masih ngantuk, pegangan, atau peluk aja, gue gak mau lo jatuh dari motor." Kata Adam yang membuat Dania langsung melingkarkan tangannya pada pinggang Adam dengan erat.
Yang Dania pikirkan adalah ia mengantuk dan tidak ingin jatuh dari motor. Tetapi sesungguhnya, dari hatinya yang paling dalam. Dania sangat bahagia. Ia akan mengingat apa yang terjadi hari ini.
Tbc.
***
Hayee, jangan lupa tekan bintang okee. See you next chapter😺
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Just With Me✅
Teen FictionJangan dibaca nanti nyesel. start: (2017/10/15) end : (2017/12/22) 75 in teenfict (2017/12/15) 74 in teenfict (2017/12/16) 46 in teenfict (2017/12/19)