Untuk sejenak, Dania diam ditempat tadi, air matanya tidak bisa berhenti mengalir. Dengan segera Dania berlari menuju kamar mandi.Sesampai di kamar mandi, Dania langsung membasuh muka. Pipi kanannya masih terasa perih, Dania mengusap pipinya dan kembali menangis.
Air matanya terus mengalir, bahunya bergetar, mencoba berfikir mengapa ini semua terjadi. Para siswi yang juga berada di kamar mandi menatap Dania dengan tatapan mengejek.
Dania sama sekali tak menghiraukan semua itu. Ia menghentikan tangisannya dan kemudian kembali membasuh wajahnya.
Stop this, I'm a strong girl.
Dania berjalan keluar, Ia akan ke ruang kesiswaan untuk menceritakan semua masalahnya pada Pak Mario. Dania membutuhkan sandaran.
Saat menuju ruang kesiswaan, tanpa sengaja Dania berpapasan dengan Adam. Mereka berhenti sejenak, kemudian saling menatap. Air mata yang sudah ia tahan kembali menetes.
Sedangkan Adam menatap Dania dengan tatapan yang sulit diartikan. Mata yang biasanya menatap dengan ketus padanya kini meneteskan air mata. Adam seolah tidak rela jika Dania menangis.
Kemudian Dania kembali berjalan, namun dengan segera Adam meraih tangan Dania, tetapi Dania justru menepisnya dengan kasar. Kemudian Dania segera pergi. Ia takut tidak bisa menghentikan air matanya.
Setidaknya Adam tau mengapa Dania menangis, itu salahnya juga.
Sepanjang perjalanan, Dania mendapatkan berbagai macam tatapan dari siswa yang berpapasan dengannya. Tetapi kebanyakan adalah mengejek.
Dania sampai di ruang kesiswaan, ia masuk kedalam, tetapi yang ia lihat hanya Bu Diah yang juga guru kesiswaan. Dania tersenyum kemudian ia bertanya,
"Pak Mario ada dimana ya Bu?"
"Pak Mario nggak masuk. Beliau sedang sakit." Jawab Bu Diah dengan tatapan penasarannya pada Dania. Mungkin ia bertanya tanya mengapa gadis itu sehabis menangis.
Kemudian Dania pamit untuk kembali ke kelas.
Sepanjang pelajaran Dania hanya diam tanpa mau menceritakan apapun pada teman temannya. Nanda dan Cindy sudah menyuruh Dania untuk bercerita, mereka tau Dania membutuhkan sandaran.
Tetapi Dania tetap Dania, cewek itu selalu memendamnya sendiri tanpa mau bercerita. Nanda dan Cindy sudah hafal dengan karakter sahabatnya itu.
Bell pulang berbunyi.
Tetapi Dania sama sekali tidak bergerak dari tempatnya, padahal biasanya ia yang paling bersemangat untuk pulang.
Bara yang sedari tadi memperhatikan Dania yang hanya diam menahan air matanya menjadi emosi dan marah. Ia tau sahabatnya itu tengah sedih. Ia bersumpah akan membuat Adam merasakan kotornya air kali ciliwung.
Nanda dan Cindy bahkan tidak tau sama sekali kalau Dania dekat dengan Adam, tau tau sudah ada berita kalau Dania itu perusak. Padahal Dania sudah menahan perasaanya itu sejak kelas sepuluh."Dan, kamu gak pulang?" tanya Cindy sambil memegang bahu Dania. Dania tidak bergerak sama sekali, Dania hanya menatap kedepan dengan tatapan kosong.
"Dan tau gak? Harusnya lo gak usah nangis. Buktiin ke mereka kalau lo gak seperti yang mereka bilang. Mereka cuma tau lo dari apa yang mereka dengar, bukan dari apa yang mereka buktiin sendiri." Kata Nanda mencoba menghibur Dania.
Dania tersenyum mendengar perkataan sahabatnya itu.
"Makasih, gue beneran gak papa kok. Gue cuma... ya you know lah," kata Dania yang diakhiri dengan senyuman miris.
Baru kali ini Cindy dan Nanda melihat Dania seperti ini, biasanya ia adalah cewek yang nggak pedulian dan memegang prinsip 'bodo amat'
"Kalian duluan aja, gue ada urusan bentar." Kata Dania yang kemudian menggendong tas ranselnya.
"Beneran?" tanya Cindy memastikan yang mendapat anggukan dari Dania.
"Yaudah kita duluan ya," Kata Nanda dan Cindy yang kemudian pergi.
Dania memang ada urusan, tidak penting ssebenarnya. Dania akan mengembalikan payung pada Ellia yang itu ia pinjam. Sebenarnya Dania sedikit takut, bisa saja Ellia benar benar menganggapnya perusak hubungannya dengan Adam.
Dengan segera Dania ke kelas Ellia. Saat melewati taman belakang sekolah Dania mendengar percakapan yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Sejenak Dania berhenti di tempat ia berdiri.
"Kita putus baik baik. dia gak ada hubungannya sama sekali, kenapa bisa ada berita seperti itu?"
"Aku juga gak tau Dam, tau tau udah gitu,"
Dania benar benar menajamkan pendengarannya.
"Jangan bilang ini ulah temen
temenmu,""Maybe, kemarin pas kita ketemu di Mall, itu sebenernya ada temen temenku. Mungkin mereka foto kamu sama Dania."
Deg! Jantungnya berdetak semakin cepat saat namanya disebut.
Jadi kemarin waktu di Mall bertemu dengan Ellia? Tetapi mengapa Dania tidak tau? Ah ya, waktu itu ia mengantuk sampai akhirnya Adam menggendongnya karna tertidur.
"Dam, bisa aku minta tolong?"
"Apa?"
"Ajari aku untuk bisa move on."
Saat itu, Dania mencoba melihat dua orang yang sedari tadi sedang berbicara. Dan ya, seperti dugaannya, yang ia lihat adalah Adam dan Ellia.
Dania mengurungkan niatannya untuk mengembalikan payung itu, lebih baik ia pulang saja sekarang. Dania berbalik, tetapi saat itu suara yang ia kenali memanggilnya .
"Dania,"
Dan itu adalah suara Adam yang memanggilnya.
Tbc.
***
Berhubung sekarang aku lagi ada di Bali dan posisi gak bawa laptop, jadi mungkin updatenya rada lamaan, kalau misalnya penasaran, tungguin terus yaa😄
Vote vote vote.
Terinakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just With Me✅
Teen FictionJangan dibaca nanti nyesel. start: (2017/10/15) end : (2017/12/22) 75 in teenfict (2017/12/15) 74 in teenfict (2017/12/16) 46 in teenfict (2017/12/19)