"Jadi, kamu kesini ingin melamar Dania?" tanya Dhave pada Adam yang sekarang ada dihadapannya.
Adam mengangguk, ia merasa nyalinya menciut.
Bagaimana tidak? Dua laki laki menatapnya dengan tatapan intimidasi, Dhave dan Adani. Adam memang merasa sudah gila, ia nekat melamar Dania, ijazah SMA-nya saja belum keluar.
Terdengar dengusan meremehkan dari Adani.
Adam berusaha memberanikan dirinya. Jantungnya sudah berdetak tidak karuan. Tubuh Adam sudah panas dingin berada di posisi ini, tapi ia rela demi bisa melamar Dania.
Tetes demi tetes keringat mengucur dari dahi Adam. Sedangkan Dania yang sedari tadi mengintip kejadian itu merasa kasihan pada Adam.
Dasar bodoh, ngapain coba tiba tiba dateng dan ngelamar? udah tau Papa dan Adani itu galaknya minta ampun. Dania tidak habis pikir tindakan Adam.
"Atas dasar apa kamu melamar Dania?" tanya Dhave yang membuat Adam menelan salivanya.
"Saya cinta sama anak om." Jawab Adam yang membuat Adani mendengus lagi.
"Cinta gak bikin kenyang bro. Bikin anak iya." Kata Adani yang membuat Dhave langsung menoleh padanya dan melotot. Tetes keringat kembali membasahi dahi Adam.
Dania yang melihat itu ingin rasanya menjitak kepala Adani saat itu juga.
"Dania nggak hamil kok." Kata Adam yang membuat Dhave dan Adani langsung menoleh pada Adam. Dhave dan Adani langsung menatap tajam pada Adam.
Bodoh, bodoh, bodoh. Gimana bisa lo ngomong gitu pas lagi ngelamar! Adam merasa otaknya pindah ke dengkul sejak ia jatuh cinta pada Dania.
Ingin rasanya Dania menenggelamkan dirinya di kali saat mendengar kebodohan Adam. Pergi kemana otak Adam saat situasi seperti ini?
"Sudah sudah. Kamu pulang sana. Saya ada urusan." Kata Dhave yang kemudian berdiri dan langsung pergi. Adani kemudian juga pergi, meninggalkan Adam sendiri di ruang tamu.
Jadi apa lamarannya ditolak? Bodoh, tentu saja jawabannya iya. Adam merutuki kebodohan yang ia lakukan barusan.
Kemudian Dania keluar dari tempat ia mengintip. Dania menghampiri Adam dengan perasaan yang sudah campur aduk.
"Kamu sakit deh kayaknya Dam. Periksa-in gih." Kata Dania sambil menyentuh kening Adam. Tidak panas, suhunya normal. Tapi kenapa Adam seperti ini? Dania bingung.
Kemudian Adam menyentuh tangan Dania yang berada di keningnya. Dengan erat Adam menggenggam tangan Dania. Setelah itu, Adam meletakkan tangan Dania di dada kirinya, tepatnya di jantungnya.
Adam ingin Dania merasakan detak jantungnya.
Sedangkan Dania hanya diam sambil merasakan detak jantung Adam yang berdetak dengan cepat dan memburu.
"Tadi aku habis berjuang tau gak." Kata Adam. Kemudian Dania langsung melepas genggaman tangan Adam.
"Udah deh Dam. Kamu juga ngapain kayak gini." Kata Dania dengan malas, Dania memang sudah muak dengan Adam. Sudah hampir satu tahun ia bersama Adam, tetapi Adam tidak pernah menyatakan perasaannya pada Dania.
Dan sekarang Adam melamarnya? Tanda tanya besar. Hampir setahun Dania selalu menunggu Adam menembaknya. Tapi itu tidak pernah terjadi. Pada akhirnya mereka hanya menjalani hubungan tanpa status.
"Dateng jam tujuh malem di kafe biasa." Kata Adam. Kemudian ia memakai jaketnya dan pergi begitu saja. Dania melihat kepergian Adam dengan mata yang sudah berkaca kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just With Me✅
أدب المراهقينJangan dibaca nanti nyesel. start: (2017/10/15) end : (2017/12/22) 75 in teenfict (2017/12/15) 74 in teenfict (2017/12/16) 46 in teenfict (2017/12/19)