Dania mengurungkan niatnya untuk mengembalikan payung itu, lebih baik ia pulang saja sekarang. Dania berbalik, tetapi saat itu suara yang ia kenali memanggilnya."Dania,"
Itu adalah suara Adam yang memanggilnya.
Dania mencoba mengabaikan panggilan tersebut, ia baru pergi selangkah, kemudian Adam memanggilnya lagi.
"Dania," Panggil Adam yang kali ini lebih keras dari sebelumnya. Akhirnya Dania mau berbalik, dan bodohnya Dania malah bertanya,
"Apa?" Tanya Dania dengan malas pada kedua pasangan itu.
"Sini," kata Adam yang seperti perintah, dan Dania melakukan perintah itu. Dania mendekat pada kedua pasangan yang sedari tadi tengah berbicara.
Kini suasana menjadi canggung, Ellia menatap Dania dengan tatapan yang sulit diartikan. Sedangkan Adam yang tadi memanggilnya justru sekarang diam saja. Untung saja ini sudah jam pulang, jadi sekolah sudah sepi.
Melihat Ellia membuat Dania teringat kejadian tadi saat teman teman Ellia melabraknya. Bahkan rasa perih dipipinya kembali terasa.
Tanpa sadar Dania mengusap pipinya yang terasa perih.
"Kenapa pipi lo rada merah gitu?" tanya Adam pada Dania yang membuat suasana semakin canggung. Sedangkan Ellia hanya menatap Adam, mantannya itu seolah menunjukkan bahwa ia telah move on darinya.
Padahal aslinya Adam benar benar khawatir pada Dania
"Oh iya, ini payung yang waktu itu. Makasih ya," Kata Dania yang diakhiri dengan senyum terpaksa untuk mengalihkan pembicaraan. Dania menyerahkan payung itu dan Ellia kemudian menerimanya
"Sama sama." Jawab Ellia dengan senyuman.
Kemudian Dania akan langsung pergi, baru Dania berbalik, Tetapi Adam meraih tangan Dania yang membuat Dania kembali berbalik. Ellia memandang tangan Dania yang dipegang Adam, Dania langsung menepis tangan Adam.
Kini Adam menatap Ellia.
"Gue cuma mau bilang, dia gak ada hubungannya sama putusnya kita. Gue rasa lo tau juga kenapa kita putus." Kata Adam pada Ellia. Beberapa detik kemudian Ellia hanya diam.
Entah bagaimana, sekarang justru air mata mengalir dari mata cantik Ellia.
Sedangkan Dania sedikit terkejut melihat Ellia menangis."Makasih ya Dan udah bikin dia move on." Kata Ellia pada Dania yang diakhiri dengan dengan senyum meremehkan. Hati Dania mencelos melihat senyuman Ellia.
Mata Dania mulai berkaca kaca. Tetapi Dania masih menahan agar air matanya tidak jatuh.
Sungguh Dania tidak ingin ada di posisi seperti ini. Rasanya Dania benar benar menjadi orang ketiga diantara Adam dan Ellia.
Setelah mengatakan itu, Ellia langsung pergi meninggalkan Adam dan Dania. Saat itu Adam melihat mata Dania yang sudah berkaca kaca.
Kemudian Dania laangsung pergi dari tempat itu.
Dania berjalan dengan cepat hingga akhirnya ia sampai di gerbang sekolah. Di situlah Dania menangis. Air mata yang sedari tadi ia tahan mengalir juga.
Untung saja sekolah sudah sepi, jadi Dania tidak perlu malu.
Ada apa dengan hari ini? Mengapa seperti ini?
Dania berjongkok, melipat tangannya di atas lutut, menaruh kepalanya di atas tangannya. Di situ Dania benar benar menangis. Setelah sekian lama menangis, sebuah usapan lembut di kepalanya membuat Dania mengadah, melihat siapa yang mengusap kepalanya tadi.
Kemudian Dania berdiri, ia menghapus air matanya setelah melihat siapa yang mengusap kepalanya tadi.
Orang itu adalah Adam.
Dania benar benar bingung, ada apa dengan Adam sebenarnya?
"Ayo pulang." Kalimat itu meluncur dari bibir Adam. Adam menatap Dania dengan perasaan tidak rela.
Don't cry, please. I'll be here for you.
Gadis yang biasanya ketus dan judes padanya terlihat rapuh. Adam tidak tau mengapa Dania bisa sesedih ini. Adam yakin kalau Dania menangis bukan hanya karna kejadian tadi, pasti ada kejadian yang membuat Dania sampai sesedih ini.
Karna Adam tau kalau Dania itu gadis yang kuat.
Hening, tidak ada jawaban.
Dania hanya diam tanpa mau menatap Adam.
"Ayo pulang." Kali ini Adam langsung menarik tangan Dania untuk naik ke mobilnya. Adam membuka pintu mobilnya dan langsung mendudukkan Dania.
Dania ingin berkata 'tidak' tetapi hatinya seolah ingin mengkhianati bibirnya.
Kemudian Adam masuk, tetapi Adam tidak langsung melajukan mobilnya yang membuat suasana dalam mobil menjadi hening. Dania hanya menatap ke depan dengan tatapan kosong, sesekali air matanya kembali mengalir.
Sedangkan Adam bingung ingin memulai dari mana.
Tanpa aba aba, Adam langsung memeluk Dania, menenggelamkan kepala Dania di dadanya. Tetapi yang dilakukan Adam justru membuat Dania menangis semakin keras.
Dania berusaha memberontak dalam pelukan Adam, Dania berusaha melepaskan pelukan Adam sekuat tenaganya, tapi apa daya, Adam lebih kuat darinya.
Adam mengeratkan pelukannya.
Karna merasa sia sia, Dania membiarkan Adam memeluknya. Di dalam pelukan Adam, Dania menumpahkan semua tangisannya. Bahkan Dania sampai menangis sesunggukan.
Adam hanya bisa mengeratkan pelukannya sambil sesekali mengusap kepala Dania. Adam merasakan seragam yang ia pakai sudah basah karna air mata Dania.
Adam tau kalau Dania membutuhkan sandaran.
Setelah sekian lama, tangisan Dania sedikit mereda. Adam melepaskan pelukannya. Dan ya, seragam Adam benar benar basah.
Karna Dania menangis sesunggukan, hidung Dania menjadi mengeluarkan benda cair yang kental bernama ingus.
Dengan kelabakan Dania mencari tisu agar ingusnya tidak turun. Dania sampai harus mengadahkan kepalanya.
"Tisu.. Tisuuu... Manaaa TISUUU!" Kata Dania dengan panik sambil tangannya meraba dashboard untuk mencari tisu.
Adam hanya tersenyum melihat tingkah Dania yang panik, kemudian Adam menarikkan beberapa lembar tisu yang ada di sebelah kemudi.
Adam memberikan tisu itu yang langsung diambil oleh Dania. Dengan tisu itu Dania langsung mengeluarkan semua ingusnya, sesekali ada suara yang mengganggu dari hidung Dania.
Adam menatap Dania tanpa perasaan jijik sedikitpun. Tetapi sedetik kemudian, Adam langsung menjadi panik, jangan jangan...
Jangan jangan Dania mengeluarkan ingusnya saat Adam memeluknya tadi.
Dengan secepat kilat, Adam melihat kearah seragamnya. Dan benar saja, seragamnya basah dan sesuatu yang kental berwarna kuning juga terlihat disana. Saat itu juga Adam melihat seragamnya dengan miris.
"Sorry," Kata Dania sambil nyengir, bibir Dania juga melengkung ke atas dengan menunjukkan gigi rapinya.
Adam hanya bisa tersenyum simpul. Ia gemas melihat Dania.
Setidaknya Adam bisa melihat senyuman Dania setelah menangis.
Give me your pretty smile, not your tears. Although I know that your tears because of me.
Tbc.
***
Hayee, ini adalah chapter terpanjang, 900k word 😅
Vote vote vote.
Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just With Me✅
Novela JuvenilJangan dibaca nanti nyesel. start: (2017/10/15) end : (2017/12/22) 75 in teenfict (2017/12/15) 74 in teenfict (2017/12/16) 46 in teenfict (2017/12/19)