Pertemuan

82 9 0
                                    

Sinar matahari menulusup ke dalam kamar gadis cantik yang masih meringkuk di kasur kesayangannya. Enggan rasanya untuk beranjak dari kasur nan nyaman. Sampai terdengar bunyi pintu di ketuk pun gadis itu masih memejamkan matanya.

"Tatha bangun sayang ini hari Senin jalanan macet" ujar sang Mama kepada gadis yang di panggil Tatha oleh keluarganya.

Ya, gadis itu adalah Tasya Kamitha. Dia adalah anak pertama dari 2 bersaudara yang artinya dia memiliki adik. Gadis berambut sebahu dengan kulit hitam manis dan alis yang tebal itu adalah gadis yang manja jika sudah dirumah.

Tatha panggilan kecil dari keluarganya. Tapi, teman sekolah memanggilnya dengan nama Tasya. Hanya orang terdekatnya saja yang memanggilnya dengan sebutan Tatha.

"Hoam... Tatha masih ngantuk Ma. Lima menit lagi ya" ujar Tasya yang masih menutup matanya rapat-rapat.

"Ngga, sekarang kamu bangun langsung ke kamar mandi, Mama tunggu lima menit di meja makan" ujar sang Mama sebari menggiring sang anak ke kamar mandi.

"Ya ya ya aku mandi. Udah sana Mama keluar dari kamar Tatha!"
Usir sang pemilik kamar.

Sehabis mandi dan memakai seragamnya Tasya segara keluar dari kamarnya menuju meja makan yang sudah terlihat ada Papa, Mama dan adiknya.

"Pagi kakak Tatha" ujar sang adik  bernama Husna Alifah yang biasa di panggil Husna.

"Tumben kamu udah bangun jam segini" Ujar sang kakak yang merasa heran dengan Husna adiknya.

"Ish, kakak lupa terus kan sekarang Una udah SD kakak!" Gemas Husan yang terus-terusan mengejek adiknya itu seperti anak TK.

"Sudah sekarang kalian makan dulu nanti telat lagi" kali ini sang Papa ikut berbicara.

"Oh iya Pa, anter kakak kesekolah ya kali ini aja" pinta Tasya dengan manja.

"Ngga. Kamu berangkat sendiri saja" tolak sang Papa.

Selalu saja begitu, ketika Tasya meminta untuk diantar Papanya kesekolah. Alasannya selalu saja agar Tasya menjadi anak yang mandiri.

"Tau ah, kakak berangkat dulu ya" pamit Tasya kepada keluarga kecilnya tak lupa mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

Bertepatan dengan Tasya pamitan, Rama saudara yang sudah dianggap Abang oleh Tasya datang kerumahnya.

"Nah pas banget nih Abang datang, anter Tatha sekolah ya" pinta Tasya.

"Baru juga gue masuk Tha udah diajak keluar lagi aja. Mana bisa nolak gue, yaudah ayo" ajak bang Rama sebari mengacak rambut Tasya.

Ini adalah semester baru, makanya banyak orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah. Hanya Tasya lah yang tidak diantar oleh Mama atau Papanya. Kadang Tasya merasa iri dengan teman-temanya. Selama Tasya SMP dan sampai sekarang SMA Tasya belum pernah diantar atau dijemput oleh Mama atau Papanya.

"Ga usah iri, lo masih punya gue ojek gratis lo yang kece nan badai ini" ucap bang Rama dengan geer mencoba menghibur saudara yang sudah dianggap adik olehnya.

"Iya abang sayang dan tercinteh. Udah ah gue masuk dulu ya. Tatha mu yang cantik seperti Gigi Hadid ini mau belajar dulu ya!" Pamit Tatha.

"Lu mah bukan Gigi Hadid nya kali tapi dalemannya Gigi Hadid!" Ucap bang Rama setengah berteriak. Namun, yang diledek hanya mengacungkan jari tengah kepada abangnya ini.

》》》

Tasya mencari tempat duduknya, yang sudah di booking oleh Diba sahabatnya semenjak SMP itu. Setelah melihat Diba, Tasya pun segera menaruh tasnya disebelah Diba.

"Woy bengong aje lo!" Seru Tasya mengagetkan Diba.

"Sejak kapan lo di samping gue?" Timpal Diba yang merasa kaget tiba-tiba Tasya udah ada disampingnya.

"Sejak Zayn jadi suami gue!" Seru Tasya girang.

"Bodoamat nyet!" Balas Diba kesal.
"Btw, gue lagi deket nih sama someone!" Pekik Diba sebari menyunggingkan senyumnya.

"Hah? Siapa dah? Kasih tau dong!" Seru Tasya.

"Namanya Zakilmi, dia sih sering di panggil sama temen-temennya Ami anak Ipa-2" ucap Diba.
"Gue udah sering chatan sama dia, trus ya dia kayak perhatian gitu sama gue. Senangnya!" Lanjut Diba.

"Ya semoga aja lo cepet jadian ya sama Ami!" Sahut Tasya.

"Lo kenapa sih Tha? Jomblo sih lo jadi sirik!" Ledek Diba melihat Tasya menjomblo sudah lama. Ya, Tasya memiliki masa lalu yang membuatnya malas untuk berpacaran.

"Gua lagi males pacaran ngerti!" Jawab Tasya malas.

"Nanti lu temenin gue ya ke kelasnya Ami" pinta Diba dan di balas anggukan oleh Tasya.

Kring kring kring

Bel yang dinantikan oleh seluruh murid pun berbunyi, kantin yang tadinya sepi pun menjadi berdesak-desakan.

"Tha ayo Tha kita ke kelas Ami, gue mah ke kantin bareng dia!" Ajak Diba menarik paksa tangan Tasya.

"Bentaran elah tali sepatu gue copot nih" jawab Tasya.

Sampai akhirnya Tasya menginjak tali sepatunya dan jatuh di menubruk orang yang tidak dikenalnya.

"Sorry sorry" lirih Tasya karna takut orang yang ia tabrak marah.

"Ga apa, ayo bangun!" Jawab lelaki yang Tasya tabrak barusan, dan membantu Tasya untuk berdiri.

"Ma.. ma.. kasih" cicit Tasya.

"Lain kali ikat dulu tali sepatunya ya" ujar lelaki tersebut dan dijawab anggukan oleh Tasya.
"Oh iya, kenalin nama gue Kafi Alyasa panggil aja gue Kafi. Gue kelas IPA-2" lanjut lelaki yang bernama Kafi sebari mengulurkan tangannya.

"Nama gue Tasya Kamitha panggil aja gue Tasya, gue kelas IPA-3 kelas kita sebrangan" jawab Tasya.

》》》》

Maafkan ceritanya gantung gini ya:)
Maafin juga kalo ceritanya gajelas, karna ini cerita pertama saya:)

Jangan lupa Vote, coment sarannya!!!

Comeback?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang