Sesuai yang mereka omongkan, hari Sabtu ini mereka akan menginap di rumah Tasya. Sedari tadi pagi mereka sudah ada di rumah Tasya, sedari tadi juga mereka tidak keluar kamar. Mereka sibuk menonton film ataupun bercerita.
"ToD kuy" ajak Diba yang merasa bosan.
"Kuy!!!" Ujar Tasya dan Ficka serempak.
Diba pun segera memutarkan botol dan tepat botol tersebut berhenti ke arah Ficka. Sontak Ficka pun menghela nafasnya.
"ToD?" Tanya Diba sebari tersenyum licik.
"Dare!" Jawab Ficka mantap.
"Bagus!"
"Telpon Irzha sekarang trus bilang 'Irzha gue sayang sama lo'" Ucap Diba sebari tersnyum licik."Big no! You know Irzha itu udah suka sama gue! Gue ga mau baperin dia nanti dia nangis bombay ogah ah!" Sergah Ficka sebari tangannya membentuk silang.
"Ga mau tau pokoknya harus bilang!" Ucap Diba sebari melipat kedua tangannya di depan dada.
Mau tak mau Ficka pun menjalankan Dare nya. Ia segera mengambil ponselnya lalu terdengar nada sambung.
"Halo" Ucap seseorang dari sebrang sana.
"Halo Zha!"
"Iya kenapa? Tumben lo nelpon?"
"Gue mau bilang gue sayang sama lo!"
Tutt
Setelah mengucapkan kalimat sialan itu Ficka langsung menutup telponnya. Diba dan Tasya pun tak kuat menahan tawanya yang ingin meledak.
"Tawain aja trus!" Kesal Ficka.
"Ye dia malah ngambek!" Jawab Tasya seraya menyenggol tangan Ficka.
"Udah udah kesian si Ficka mukanya udah merah noh! Hahaha" tawa Diba pun meledak saat melihat muka Ficka yang menahan emosinya.
"Yaudah lanjut aja lah!" Lerai Tasya sebari memutar botolnya. Pas botol tersebut berhenti ke arah Diba. Sontak Ficka tersenyum licik dan Diba pun hanya mendengus.
"Truth or Dare?" Tanya Ficka sebari menaik turunkan alisnya dan tersenyum kecut.
"Truth aja gue!" Jawab Diba.
"Yah lo mah! Dare aja ya Dare?" Pinta Ficka sebari mengeluarkan puppy eyes nya.
"Ga! Gue tau muka lo muka-muka bau kejahatan!" Tukas Diba sebari memalingkan wajahnya. Ficka pun hanya mendengus sebal dan memikirkan pertanyaan untuk Diba.
"Aha! Jawab dengan jujur Diba Fazria" ucap Ficka dengan wajah sok jahatnya.
"Apaan cepet elah!"
"Apa yang bakal lo lakuin kalo misalkan si Ami suka sama salah satu dari kita?" Tanya Ficka.
"Maksud lo suka sama gue gitu?"
"Bukan, misalkan si Ami itu sukanya sama Tasya atau gue bukan lo. Nah lo mau lakuin apaan?"
"Mau ga mau gue harus relain Ami, dan mungkin gue bakalan kecewa banget sama lo atau Tasya"
"Udah sekarang kita lanjut dan karna cuman Tasya aja yang belum kita langsung tanya aja!" Seru Ficka.
"Nah lo milih Truth or Dare?"
"Gue tuh orang yang jujur jadi gue pilih Dare!" Ujar Tasya dengan cengiran nya.
"Bodoamat kambing!" Geram Ficka.
"Ok Fick kita diskusi dulu!" Ujar Diba sebari membisikan sesuatu.
"Nah gue selapan tuh!" Ujar Ficka sebari memetikan jarinya.
"Setuju bego!" Tukas Tasya.
"Lo harus ajak jalan Kafi sekarang juga!" Perintah Diba.
"Lah? Big no! Lo tau kan sekarang ini kita full time? Masa iya gue jalan sama Kafi sih ga ah!" Bantah Tasya.
"Gak apapa elah! Udah buruan lo telpon Kafi sekarang dan bilang lo mau jalan sama dia!" Ucap Ficka.
Mau ga mau Tasya harus menjalankan Dare tersebut. Tasya segera mengambil ponselnya dan segera menghubungi Kafi.
"Halo Kaf?"
"Ya kenapa?"
"Hari in ada acara ga?"
"Ga ada kenapa emang?"
"Temenin gue jalan yuk mau ga?"
"Emang temen-temen lo kemana?"
"Ah! Emm.. itu anu... mereka lagi mager katanya! Iya mager"
"Oh yaudah kalo gitu nanti lo hue jemput ya. Kirim aja alamatnya"
"Oh iya. See you!"
Tuttt
🍁🍁🍁
Hayo gimana Tasya sama Kafi jadi jalan ga?
Jangan lupa VOTE dan COMENT❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Comeback?
Teen FictionSelamat datang di kisahku. Kisah ini ku tulis hanya sekedar mengingat. Kisah dimana diriku menangis karena mu. Ketika ku mulai membuka hati untuk mu namun kau malah memberi ku perasaan yang lain. Perasaan yang harus ku terima. "Maaf aku bukan yang t...