Mundur.

29 3 0
                                    

Kalo dia bahagia sama lo, gue bisa apa?

-Kaleef-

Selepas pulang dari Cafe tadi, Kafi berniat untuk menemui Kaleef di rumahnya. Ia ingin meminta kejelasan tentang perasaanya kepada Tasya.

Sesudah sampai Kafi segera menekan bel di rumah Kaleef. Tak lama menunggu keluarlah Kaleef dengan baju santainya.

"Ada apa?" Tanyanya.

"Gue mau ngomong serius sama lo"

"Ya udah di kamar gue aja"

"Mau ngapain di kamar lo?"

"Lo bilang mau ngomong pentingkan? Ya udah di kamar gue aja ngomongnya. Janga omes lo!" Ucap Kaleef dan Kafi hanya cengengesan.

Setelah masuk ke kamar Kaleef. Hening untuk sesaat. Kafi segera membuka obrolan.

"Leef?"

"Ngapa lo?"

"Lo beneran sayang sama Tasya?"

"Iya, lo juga kan?"

"Hah? Engga. Tau dari mana lo?"

"Mulut lo bisa bilang engga tapi, mata lo ga bakalan bisa bohong!"
"Kalo lo ga sayang sama Tasya juga, trus kenapa lo sampe datang ke rumah gue buat nanyain gue sayang sama Tasya apa ngga?!"

Kafi dibuat dian oleh kata-kata Kaleef barusan. Ia baru menyadari perasaan nya sekarang. Ia bukan hanya nyaman tapi ia juga sayang oleh gadis manis yang ditemuinya di dekat tangga.

"Kalo lo sayang sama dia, lo perjuangin dia Fi!" Ucap Kaleef sebari menepuk bahu Kafi.

"Trus lo?"

"Kalian itu saling sayang cuman kalian lebih mikirin perasaan orang lain. Kalo dia bahagia sama lo gue bisa apa? Gue cuman pengen dia bahagia meski bukan karna gue dia bahagia. Munafik kalo gue bilang gue ga sakit hati ngeliat dia bisa bahagia sama lo tapi gue sadar diri bukan gue yang dia inginkan"

"Lebih baik gue mundur dari pada jadi penghalang perasaan kalian. Gue cuman minta satu hala sama lo, jangan buat dia nangis, buat dia tertawa bahagia. Gue mohon karena lo sumber kebahagiaan buat dia. Gue bakalan coba buat ikhlasin dia sama lo tenang!" Ucap Kaleef lagi-lagi membuat Kafi diam beberapa saat.

"Makasih Leef lo udah percaya sama gue. Maaf gue ga maksud buat nikung lo"

"Itu hak lo buat punya perasaan sama siapa aja. So, jangan nganggap kalo lo itu nikung gue!" Ucap Kaleef menatap tajam Kafi.

"Thanks bro! Gue beruntung banget punya sahabat kayak lo ya walaupun otak lo sableng nya kayak raja onta kebelet kawin!"
Mereka pun tertawa bersama. Hari ini, Kafi menyadari perasaan nya dan Kaleef menyadari bahwa dia bukanlah bahagia nya Tasya.

Semoga lo bahagia meski bukan gue bahagia lo Sya.

🍁🍁🍁

Pagi ini Kafi sengaja menjemput Tasya ke rumahnya. Saat sampai di rumah Tasya, kata Mitha sang Mama sedari tadi Tasya belum keluar dari kamarnya dan meminta Kafi untuk membangunkannya. Saat baru masuk kedalam kamar Tasya, Kafi dapat melihat Tasya yang masih terbaring di kamarnya. Kafi segera mendekati Tasya untuk membangunkannya.

"Sya bangun mau sekolah ga lo?"

Tasya kaget saat suara cowo yang membangunkannya. Ia membuka matanya perlahan karna cahaya matahari yang menusuk matanya.

"Nanti aja lah Fi"
"HAH! KAFI LO NGAPAIN DISINI?!" Ucapnya setelah baru menyadari Kafi ada dikamarnya.

"Pagi-pagi udah teriak aja lo. Cepetan mandi takut telat!" Ucap Kafi seraya mengacak rambut Tasya gemas.

Tasya pun segera bangun dan mandi. Melihat Tasya segera masuk kamar mandi, Kafi pun pergi keluar kamar Tasya. Setelah memakai seragam, Tasya segera beranjak ke meja makan.

"Pagi Ma, Pah!" Ucap Tasya seraya mengecup pipi Mitha dan
G

alang bergantian.

"Kakak ga ucapin Una nih?" Tanya sang adik dengan wajah cemberut.

"Pagi Una anak manja!" Ujar Tasya seraya menjulurkan lidah.

"Ish! Kakak yang lebih manja!"

"Eh apaan! Kamu tuh manja banget kalo ga di beliin mainan malah ngambek!"

"Sudah-sudah kalian ribut aja kerjaannya, lihat tuh ada Kafi ga malu apa kamu Tha!" Lerai Mitha.

"Kak Kafi jangan mau sama Kak Tatha orangnya udah manja, bawel lagi!"

"Heh anak kecil diem aja deh!"
"Jangan dengerin ade gue Kaf!"

"Kamu lucu banget sih!" Ujar Kafi seraya mencubit pipi Husna dengan gemas.

"Kalian berangkat sekarang sana takutnya macet dijalan!"

"Siap Kapten!!!" Tasya pun segera berpamitan dan mencium punggung tangan orang tuanya dan di susul Kafi.

"Om, Tante kita berangkat ya!"

"Hati-hati nak Kafi!"

Mereka pun segera pergi meninggalkan halaman rumah Tasya. Pagi ini cuacanya begitu panas. Di sepanjang koridor, semua mata memandang dengan pandangan beraneka ragam dan banyak juga cibiran-cibiran.

"Mereka pacaran?"

"Wah cocok juga ya mereka"

"Bukannya Tasya sama Kaleef ya?"

"Serasi banget ya mereka"

Begitulah cibiran yang di ucapkan anak-anak yang berada di sepanjang koridor. Mulai hari ini Kafi pindah kelas dan sekarang ia satu kelas dengan Tasya, dan otomatis Ami pun pidah kelas juga karena Ami tidak bisa hidup tanpa Kafi katanya. Kafi bisa aja pindah kelas dengan mudah karena pemilik yayasan adalah ayahnya.

"Aduh Enya, Babeh gue pagi-pagi udah bikin anaknya envy aja!" Seru Irzha sat melihat tangan Kafi menggandeng tangan Tasya.

"Jijay tau ga!"

"Papi Ami, Babeh Kafinya jahat Papi!" Kini Irzha mengadu ke Ami layaknya anak bocah.

"Mit amit gue punya anak model kayak lo!"

"Kenapa orang tua di sekolah gue pada jahat sih? Apa salah anakmu ini? Apa?!" Lagi-lagi Irzha seperti orang gila yang keluar dari RSJ.

"Ka pacar lo kenapa nih?" Tanya Diba.

"Ga tau mungkin barusan kesambet jin tomang!"

"Ayang bebeb kok jahat sih sama Romeo?"

"Romeo pala lo pitak!" Ficka bergidik ngeri sendiri.

Kok gue bisa suka sama lo ya Zha? Batin Ficka.

Bunyi bel menggema, membuat Tasya dkk segera menempati tempat duduknya. Bu Emma guru bahasa sunda pun datang.

"Kafi, Ami kalian ngapain di kelas ini?" Tanya Bu Emma saat melihat keberadaan Kafi dan Ami di bangku pojok belakang.

"Ibu ga tau? Saya tuh udah pindah kelas karena saya tuh pengen diajar sama ibu tercinta!" Ucap Kafi seraya dengan cengiran nya.

"Kita pindah kelas buat jagain pacar kita bu sebenernya!" Tambah Ami, membuat seisi kelas bersorak.

"Eleh-eleh budak jaman now teh gini ya!"

"Ibu juga sama Pak Bambang kan bu?" Lanjut Irzha dan membuat Bu Emma tersenyum malu. Seisi kelas pun tertawa melihat bu Emma yang malu-malu begitu.

"Sudah-sudah kenapa jadi pada curhat ini teh!"

Pada ahirnya Bu Emma pun kembali mengajar dan anak muridnya pun menyimak apa yang dibahas.

Gue baru tahu Kafi kalo dikelas sama sablengnya kayak Irzha -Tasya.

🍁🍁🍁

Ahirnya Kaleef kasih restu juga buat Kafi sama gue.
Eh salah sama Tasya maksudnya:v

Vote dan Coment❤

Comeback?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang