Pulang?

51 8 0
                                    

Setelah perkenalan singkat tadi, Tasya bergegas pergi ke kelasnya. Tak perduli kalau nanti Diba sahabatnya itu akan nyerocos kepadanya. Yang ia inginkan hanyalah menenangkan jantungnya yang tiba-tiba tidak stabil.

"Jantung gue kenapa dah tiba-tiba deg-deg an gini ga biasanya?" Tanyanya pada diri sendiri sampai ahirnya suara cempreng milik sahabatnya menggema di kelasnya.

"TASYA KAMITHA!!! KENAPA LO NINGGALIN GUE ANJIR?!" Teriak Diba sebari berjalan cepat ke arah Tasya.

"Heh kutil anoa, kenapa lu ninggalin gue nyet?! Udah tau ya sahabat lo ini lagi deg-deg an mau ketemu doi!" Cerocos Diba namun Tasya menutup kupingnya.

"Udah ngomongnya?" Tanya Tasya pelan-pelan.

"Udah, dan sekarang gue mau tanya sama lo. Kemana lo tadi?" Cecar Diba.

"Tadi pas gue di tarik-tarik sama lo, gue jatuh trus nabrak Kafi untungnya dia baik dan nolongin gue. Kafi juga sekelas sama Ami doi lo tuh!" Cerita Tasya.

"Kafi anak basket itu? Gue kenal kali Tha sama dia mah!" Seru Diba.

"Trus udah gitu kan gue langsung ngibrit ke kelas ya, dan sampe kelas jantung gue ga normal! Masa jantung gue deg-deg an nya kenceng banget! Kayaknya nanti pulang sekolah gue harus ke dokter jantung deh" ujar Tasya panjang lebar.

"Ya Allah kenapa sahabat hamba yang satu ini bego nya ga ketulungan ya Allah?! Lo tuh bego apa oon sih Tha?" Tanya Diba gemas dengan sahabatnya sendiri.

"Kalo gue bego bin oon kenapa gue bisa juara kelas bisul anoa?!" Tasya pun tak kalah gemasnya dengan pemikiran Diba.

"Itu tuh namanya lo lagi jatuh cinta sama Kafi dodol!" Jawab Diba sebari menoyor jidat Tasya.

"Masa iya, gue baru aja ketemu dia kali ini. Pertama kali!" Bantah Tasya.

"Itu namanya jatuh cinta pada pandangan pertama kayak lagunya siapa tuh Mama Piyama ya?" Jawab Diba.

"Roma Irama kutil! Kenapa gue harus punya sahabat yang otaknya di pantat ya kuring!" Gemas Tasya kepada Diba.

"Seharusnya lo beruntung punya sahabat yang mirip Kylie Jenner!" Bangga Diba.

"Lo mah bukan Kylie Jenner tapi Sendal Bunder kali!" Jawab Tasya sebari tertawa melihat wajah temannya yang sekarang sedang mengerucutkan bibirnya.

"Diba! Lo dicariin tuh sama si Zakilmi di luar" panggil teman sekelasnya memeberitahu Diba.

"Tha! Gimana dong? Gue udah cantik belum? Rambut gue ga lepek kan? Aduh gue keringet dingin nih. Temenin gue ya Tha?" Cerocos Diba lagi.

"Ya ya ya, gue jadi kambing conge lagi!" Kesal Tasya sebari mengikuti Diba keluar kelas.

"Hai Mi! Ada apa ya?" Ucap Diba menyapa Ami.

"Eh, hai! Cuman mau bilang nanti pulang sekolah bareng gue ya!" Ajak Ami.

"Yaudah, eh tapi" ucap Diba menggantung sebari melirik Tasya meminta pendapatnya.

"Oh kalo temen lu ini nanti dia dianter Kafi kok ya kan Kaf?" Jawab Ami sebari menyenggol tangan Kafi, mengkode untuk mengiyakan omongannya itu barusan.

"Eh hm, iya nanti lo sama gue" jawab Kafi sebari menunjuk Tasya. Namun yang ditunjuk hanya diam dan pasrah saja.

"Oh yaudah nanti lo ke kelas gue aja ya Mi" ujar Diba kepada Zakilmi dan dibalas anggukan.

"Kalau gitu gue ke kelas lagi ya Dib! Bye" ucap Ami sebari melambaikan tangannya.

Pada saat Ami berpamitan kepada Diba, mata cokelat Kafi bertemu dengan mata Tasya dan tanpa ada yang mengetahuinya mereka bertatapan cukup lama. Hingga ahirnya Tasya yang memutuskan tatapannya dengan Kafi.

》》》

Selepas bel pulang sekolah di bunyikan, Tasya dan Diba segera memasukan barangnya ke dalam tas. Diba pun langsung meminta izin untuk pulang duluan bersama Ami yang sudah ada di depan kelasnya entah sejak kapan bersama Kafi

Ya, Tasya baru inget kalau sekarang ia pulang bersama Kafi. Menurut Tasya, Kafi orangnya asik, baik, dan cukup tampan baginya, terkadang ia juga merasa ada yang tidak beres dengan jantungnya ketika ia bersama Kafi. Tasya pun segera menemui Kafi yang ada di depan kelasnya.

"Ehm, udah lama?" Tanya Tasya mencairkan suasana.

"Lumayan. Ayo pulang!" Ajak Kafi yang tanpa disadari olehnya Kafi menarik tangan Tasya. Tasya pun merasa kaget dengan perlakuan Kafi.

Setelahnya sampai parkiran Tasya segera memakai helmnya dan melaju bersama Kafi menikmati angin sore.

》》》

Di tengah perjalanan Kafi lupa untuk menanyakan alamat rumahnya.

"Eh iya, alamat rumah lo dimana?" Tanya Kafi sedikit berteriak karna suarnya terkalahkan oleh deruman kendaraan di jalan raya.

"Nanti ada lampu merah belok kiri aja, rumah cat biru navy pagar putih." Jawab Tasya memberi arahan.

Setelah itu tak ada lagi yang bersuara, Tasya sibuk dengan jantungnya yang berdetak lebih cepat. Sama halnya dengan Kafi ia menetralkan rasa gugup dan keringat dingin yang mulai bercucuran.

Sesampainya di rumah Tasya, Kafi mencoba untung bersikap biasa saja dengan mati-matian.

"Kaf, mau masuk dulu?" Tawar Tasya dengan rasa canggungnya.

"Hm, lain kali aja ya. Lagi pula udah sore, gue belum mandi. Gue pamit dulu ya" Ucap Kafi sebari memperlihatkan senyum manisnya.

"Ok. Hati-hati ya!" Seru Tasya membalas senyum Kafi.

》》》

Selepas melihat Kafi menjauhi area rumahnya, Tasya segera masuk kedalam untuk merebahkan tubuhnya.

"Ucap salam Tatha!" Perintah sang Mama melihat anak gadisnya ini selalu saja lupa mengucapkan salam. Tasya pun pasrah kembali keluar, mengetuk pintu dan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum" Salam Tasya sebari mencium punggung tangan Mamanya.

"Waalaikum salam. Kamu tuh ya harus diingetin aja!" Kesal Mamanya dengan sikap anak nya ini. Namun yang diajak bicara langsung pergi menuju kamarnya. Membuat sang Mama menggeram kesal.

Selepas ia membersihkan badannya, Tasya membaringkan tubuhnya di atas kasur nan nyamannya.

Tring suara notifikasi dari handphonenya. Segera Tasya mengambil handphone nya diatas nakas.

Kafi menambahkan anda.

Kaget dan bingung perasaan yang menggambarkan Tasya saat ini. Dan baru saja Tasya menetralkan rasa kagetnya, ia dikagetkan lagi dengan chat dari Kafi.

Kafialyasa.
Hai!
Just a read nih?
Add back line gue ya!

TasyaKamitha.
Iya, udah gue add

Kafialyasa.
Ok, lo lagi ngapain?

TasyaKamitha.
Lagi tiduran, btw lo dapet id line gue dari siapa?

KafiAlyasa.
Dari Ami nah si Ami dapet dari Diba.

TasyaKamitha.
Oh

Dan balasan dari Tasya hanya di read oleh Kafi. Tasya pun mendengus sebal dan ahirnya ia memilih untuk tidur.

》》》

Gua maksain banget buat chapter ini, padahal ga ada ide samsek:(

Yang punya ide coment ya;)

Terimaksih yang sudah vote, coment, dan baca❤

Comeback?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang