"We can't go back to that now, though. Thing aren't like they were in those days. I'm different. You're different. Which means that's in the past. Kim Taeyong is gone now, you know ?"
-Lee Taeyong, Blue Spring Ride-
💝💝💝
Jisoo berjalan pelan-pelan karena ia menahan rasa sakit dikakinya. Jisoo berjalan tanpa memperhatikan kearah depan. Ia hanya menunduk dan memperhatikan jalanan. Taeyong yang jalan paling depan tidak sengaja melirik Jisoo yang tertinggal dibelakang. Langkah pelan Jisoo terhenti ketika ia melihat sepasang sepatu sneakers pria berada dihadapannya. Gadis berkuncir kuda itu mengangkat kepalanya dan terkejut ketika melihat Taeyong berdiri dihadapannya. Begitupun dengan Yuta, Nayoung dan Bona yang ada dibelakang punggung Taeyong.
"Apa kakimu terluka ?" Tanya Taeyong. Jisoo terkesiap.
"Tidak, sama sekali tidak !" Jawab Jisoo sambil mengangkat kedua tangannya.
"Benar, kan ?" Jisoo memanyunkan bibirnya sambil kembali melihat tanah dibawahnya. Ia lupa, Taeyong terlalu pintar untuk dibohongi.
"Karena sebelumnya ?" Tanya Nayoung yang kini berjalan mendekati Jisoo.
"Jisoo..." Bona menatap Jisoo dengan iba.
"Aku akan menemukan jalan keluar dan meminta Guru menjemput kalian. Sedikit lagi malam, berbahaya jika kita terus disini." Ujar Yuta setelah ia berpikir tadi. Taeyong, Jisoo, Bona dan Nayoung mengalihkan pandangannya pada Yuta.
"Akan lebih buruk jika kita berpisah. Jika hari gelap dan kau belum menemukan jalan keluar, itu lebih berbahaya." Taeyong tampak tidak setuju.
"Aku tidak apa-apa kok. Ayo jalan lagi !" Ujar Jisoo, ia tidak ingin membebani kelompoknya. Taeyong menatapnya sebentar.
"Yuta, bawa ini." Taeyong melepas ransel nya dan melemparnya pada Yuta. Kemudian Taeyong sedikit membungkuk membelakangi Jisoo.
"Ayo." Jisoo memasang wajah bodohnya. Maksud Taeyong apa ?
"Aku akan menggendongmu. Ayo." Jelas Taeyong singkat. Wajah Jisoo memerah.
"Tidak mau ! Apa maksudmu ? Ini memalukan !" Jelas saja Jisoo menolak, dia tidak bisa membayangkan kalau tubuhnya dan tubuh Taeyong akan menempel kalau Jisoo naik dipunggung Taeyong.
"Aku tidak peduli walaupun ini memalukan. Menurut saja jika tidak ingin menghambat semua orang." Sahut Taeyong. Jisoo menghembuskan nafasnya pelan, ia menoleh saat merasakan Bona memegang bahunya.
"Jisoo, aku akan membawa tas mu." Ucap Bona, Jisoo mengangguk pelan. Ia melepas tas kecilnya lalu memberikannya pada Bona. Kemudian Jisoo menatap punggung Taeyong.
"Kalau begitu, aku akan mengandalkanmu." Ujar Jisoo. Jisoo mendekati punggung Taeyong, ia menaruh tangannya dibahu lebar pria itu.
"Aku berat loh." Jisoo memperingati Taeyong.
"Tidak apa-apa, cepat naik." Jisoo menurut lalu mengalungkan kedua tangannya dileher Taeyong. Ia sudah naik dan Taeyong bisa merasakannya.
"Ugh!" Taeyong menggeram pelan saat ia berusaha berdiri.
"Tuh kan ? aku bisa jalan sendiri kok." Jisoo memperingati Taeyong lagi. Ia cukup tau diri kalau dia berat, wajar makannya saja sehari bisa lima kali. Tapi anehnya, dia masih terlihat kurus.
"Tak apa. Karena kamu berat, aku bisa tau kalau kamu ada disini." Sahut Taeyong. Ia sekarang sudah berdiri dan memegang erat Jisoo yang naik dibelakangnya.
"Perkataan bodoh apa itu..." Gumam Jisoo. Kelompok mereka kembali melanjuti perjalanan. Kali ini Yuta yang memimpin, diikuti Nayoung lalu Bona. Taeyong dan Jisoo berada dibelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Spring Ride •Taesoo•√complete√
FanfictionKim Jisoo memiliki beberapa alasan mengapa dia ingin "merubah kembali" penampilan dirinya dan kehidupan sebagai siswa baru di sekolah menengah atas. Karena dia cantik dan memiliki kepribadian yang feminin dia dikucilkan oleh teman-teman perempuannya...