PAGE THIRTY

1K 175 15
                                    

"We can't go back to that now, though. Thing aren't like they were in those days. I'm different. You're different. Which means that's in the past. Kim Taeyong is gone now, you know ?"

-Lee Taeyong, Blue Spring Ride-

💝💝💝

Malam Ini, Jisoo sedang memandangi jari-jarinya yang sebelumnya bengkak dan kini benjolannya sudah menghilang. Jisoo saat ini tengah berbaring di ranjangnya dengan tangan yang diangkat keatas. Plester nya sudah Jisoo lepas dan sudah dibuang, Jisoo sendiri sebenarnya tidak terlalu suka memakai plester.

Jisoo jadi mengingat Taeyong saat melihat jari-jarinya.

"Karena dia memperlakukanku dengan lembut, rasanya tidak adil. Rasanya menyebalkan. Tetap menyebalkan juga meski dia memperlakukanku dengan kasar." Ujar Jisoo sambil menatapi jari-jarinya.

"Tunggu !" Lima detik kemudian ia tersadar tentang apa yang tengah ia pikirkan. Jisoo langsung menjatuhkan tangannya. "Kenapa aku terus memikirkan pria yang telah menolakku ? Hentikan ! Hentikan !"

Jisoo mengubah posisinya menjadi miring ke kanan. Ia menenggelamkan setengah wajahnya di bantal. Saat ini kini wajah Jinyoung yang tersenyum ada dipikirannya. Jinyoung yang mengatakan ia menyukai Jisoo.

Jisoo tidak mempunyai keraguan pada Jinyoung, ia mengakui Jinyoung itu pria yang baik. Tapi Jisoo ragu, apa ia bisa merasakan perasaan yang sama untuk Jinyoung seperti yang ia rasakan pada Taeyong ?

Jisoo kini duduk diatas ranjang. Jisoo memeluk gulingnya. "Aku jatuh cinta pada Taeyong, hingga aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Ah, sial. Aku memikirkan Taeyong lagi." Jisoo berdecak kesal.

Jisoo tiba-tiba melempar gulingnya dengan keras. "Aku tak bisa terus seperti ini ! Taeyong sudah menolakku ! Dan dia sudah punya Somi ! Aku tidak boleh memikirkan orang bodoh itu ! aku harus menyisakan perasaanku untuk Jinyoung. Aku harus menikmati hidupku menjadi gadis tujuh belas tahun."

'Aku tak bisa terus memikirkan Taeyong. Perasaan ini, aku harus menghapusnya.'

---0---

Pagi ini, sekolah kembali ramai seperti biasa. Banyak murid-murid berjalan menuju gerbang sekolah, termasuk Yuta. Iya, Yuta. Langkahnya yang semangat tiba-tiba saja memelan saat melihat Taeyong jalan didepannya. Taeyong mungkin tidak tahu kalau Yuta ada dibelakangnya, tapi Yuta merasa masih canggung. Yuta masih mengingat pertengkarannya dengan Taeyong saat di kamar Taeyong. yang mengakibatkan Yuta diusir oleh Taeyong.

Sejujurnya, Yuta tidak suka kecanggungan ini. Tapi, rasanya ia belum siap untuk memulai percakapan lagi dengan Taeyong. maka dari itu, Yuta berbalik badan hendak bolos sekolah. Tapi tiba-tiba saja langkahnya kembali terhenti ketika melihat Nayoung ada dibelakangnya.

"Waah ! Nayoung ?!" Yuta kaget.

"Pagi..." Yuta menyapa.

Nayoung memiringkan wajahnya dan melihat Taeyong ada dibelakang Yuta. "Pagi." Sapa balik Nayoung.

"Aku hanya penasaran karena kau sendirian. Apa kalian bertengkar ? Kalian bahkan tidak berbicara di sekolah." Ujar Nayoung mengacu pada hubungan Yuta dengan Taeyong.

"Lebih dari bertengkar. Kami hanya tidak bisa sepakat sedikit, begitulah. Taeyong mungkin melakukan hal benar atau salah, tapi aku mulai berpikir bahwa semua itu bukanlah seperti yang terlihat. Dia hanya melakukan apa yang ingin dilakukannya." Kata Yuta.

Nayoung menatapnya datar. Nayoung bahkan tidak bertanya, tapi Yuta mengatakannya. Dan Nayoung bahkan tidak mengerti apa yang dikatakan Yuta.

"Tapi karena aku sudah mengatakan padanya apa yang ingin kukatakan, aku tak punya hubungan lagi dengan masalah ini." Sambung Yuta, ia menggeram. "Aku tidak ingin membicarakan hal ini lagi."

Blue Spring Ride •Taesoo•√complete√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang