PAGE THIRTY FOUR

939 150 15
                                    

"We can't go back to that now, though. Thing aren't like they were in those days. I'm different. You're different. Which means that's in the past. Kim Taeyong is gone now, you know ?"

-Lee Taeyong, Blue Spring Ride-

💝💝💝

Di depan sebuah Minimarket, Taeyong tampak bersandar di pintu kaca depan Minimarket itu. Tangannya memegang ponsel yang saat ini menempel di telinganya. Sebuah bunyi telepon tak tersambung terdengar setelah beberapa menit. Taeyong menghembuskan nafas pendek saat teleponnya tidak diangkat oleh seseorang disana.

Yuta keluar dari Minimarket dan langsung menghampiri Taeyong yang sudah menunggunya.

"Hei, maaf lama. Telepon siapa ?" Tanya Yuta. Ia sempat melihat Taeyong menelepon seseorang dari dalam.

"Somi. Gak diangkat." Jawab Taeyong singkat lalu memasukkan ponselnya ke saku celana seragamnya. Ia kemudian berdiri tegak.

"Dia menghindarimu ?" Tanya Yuta asal tebak.

"Gak tahu. Mungkin dia sibuk, karena sebentar lagi ujian." Jawab Taeyong, asal jawab juga.

Yuta mendesah pelan.

"Ah, ujian. Kita juga sebentar lagi ujian. Setelah itu, kita darmawisata. Aku sudah gak sabar lagi."

Taeyong tak menyahut dan hanya menggumam. Mereka berdua kembali berjalan menuju stasiun. Taeyong menghembuskan nafas keras. Yuta tersenyum tipis.

"Apa maksudnya itu ?" Tanya Yuta.

Taeyong tak mengerti.

"Taeyong, akhirnya kau jujur pada Somi. Bukannya sudah cukup ?"

"Huh ?"

"Hembusan nafas kerasmu tadi, membuatku sedikit kesal."

Taeyong terperangah. Merasa bersalah. Yuta sedikit menolehkan kepalanya ke belakang karena Taeyong berjalan sedikit dibelakangnya.

"Bodoh, aku bercanda. Kenapa serius begitu ?" Yuta berdecak.

Taeyong tak menyahut, ia terdiam dengan pikirannya sendiri.

"Aku hanya merasa bersalah. Aku hanya ingin dia memaafkanku. Yang aku lakukan itu sangat egois. Aku memulai sesuatu yang gak bisa aku akhiri. Dan pada akhirnya aku gak bisa bersamanya."

Taeyong terdiam sejenak , Sebelum melanjutkan ucapannya lagi.

"Meskipun sejak awal, aku benar-benar menyangka bisa bersamanya." Taeyong menundukkan kepalanya.

"Aku tahu, kau memang bodoh." Sahut Yuta.

"Kukira, semuanya akan mudah." Taeyong mulai bersuara lagi, nadanya terdengar lemah. Yuta menoleh padanya yang kini sudah ada disampingnya.

"Kukira aku bisa melupakan Jisoo. Tapi aku salah, ini gak mudah. Aku gak bisa melupakan dia." Sambung Taeyong.

Taeyong kini mendongakkan kepalanya dan menatap langit malam yang hanya dihiasi cahaya bulan, tak ada bintang malam ini.

"Aahh..." Taeyong mendesah. "Aku gak mau menyerahkan Jisoo pada Jinyoung."

---0---

Di lain sisi, Jinyoung masih setia menunggu jawaban Jisoo. Mereka berdiri berhadapan. Jisoo masih berpikir keras saat ini.

"Jawabanmu, aku mau dengar. Aku gak mau memaksamu, tapi aku sudah gak sabar lagi." Ujar Jinyoung.

Jisoo keringat dingin sekarang. Ia merenung sebentar.

Blue Spring Ride •Taesoo•√complete√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang