PAGE TWENTY NINE

940 174 14
                                    

"We can't go back to that now, though. Thing aren't like they were in those days. I'm different. You're different. Which means that's in the past. Kim Taeyong is gone now, you know ?"

-Lee Taeyong, Blue Spring Ride-

💝💝💝

Jisoo masih terdiam duduk menatap Jinyoung dengan kedua mata yang terbuka lebar. Pengakuan cinta Jinyoung tiba-tiba membuatnya kaget. Tangannya masih digenggam lembut oleh Jinyoung.

"Jisoo yang percaya diri, Jisoo yang pemalu, yang tiap kali melangkah maju mundur, dengan caramu sendiri kau berhasil melangkah maju. Itulah Jisoo yang kusuka. Aku menyukaimu, Jisoo." Ujar Jinyoung, ia kemudian menundukkan wajahnya menatap tangan mungil Jisoo yang ada di genggamannya.

"Aku selalu berpikir bahwa aku ingin memaksakan agar kau berpaling padaku." Sambung Jinyoung.

Jisoo terperangah, ia menundukkan wajahnya sebentar. Jisoo memikirkan apa yang harus ia katakan pada Jinyoung, hingga ia kembali menegakkan wajahnya lagi.

"Maaf, ini pertama kalinya saat aku diberitahu hal seperti ini. Jadi, aku tidak yakin harus mengatakan apa. Aku sama sekali tidak tahu tentang perasaan Jinyoung, dan aku tidak pernah memandang Jinyoung seperti itu." Kata Jisoo pelan.

Jinyoung tersenyum. "Ya, tentu saja. Karena hingga sekarang kau hanya melihat Taeyong. karena itu, mulai hari ini, tolong perhatikan aku. Sedikit demi sedikitpun tak apa, jadi lihatlah aku. Aku ingin kau mengenalku. Lalu katakan jawabanmu setelah kau mengenalku."

'Berpikir bahwa ada seseorang yang mengatakan padaku bahwa dia menyukaiku seperti ini, entah bagaimana aku hampir menangis.'

---0---

Malam ini, Taeyong tampak sedang berada di stasiun dengan memakai baju santai. Disampingnya ada Somi. Somi meminta Taeyong datang ke stasiun dekat rumah Taeyong, karena Somi ingin bertemu dengannya. Somi bahkan masih memakai seragam sekolah, karena setelah pulang sekolah, dia langsung ke stasiun dekat rumah Taeyong. dan mereka berdua kini sedang berdiri bersampingan, menghadap ke peron kereta.

"Taeyong, kau sudah makan malam ?" Tanya Somi, ia meraba tas sekolahnya.

Taeyong bergumam. "Belum. Tapi aku tidak lapar."

"Aku mengerti. Aku makan roti ya." Somi mengeluarkan sebuah roti isi dari dalam tas nya. Mendengar jawaban Taeyong, Somi tidak lagi menawarkan rotinya.

"Kau tidak makan dirumah ?" Tanya Taeyong, melirik Somi yang tampak kelaparan memakan rotinya.

"Tidak." Jawab Somi singkat.

Taeyong diam dengan banyak pikiran. Ia menundukkan kepalanya. "Bagaimana sekolahmu ?"

Somi bergumam sembari mengunyah rotinya. "Begitulah." Sahut Somi. Gadis itu kembali memasukkan roti nya yang sudah setengah ke dalam tas nya.

"Aku kadang berpikir tak ada lagi yang penting. Sekolah, berteman...aku berpikir itu tidak penting." Sahut Somi lagi, wajah cantiknya terlihat datar.

"Somi."

"Aku tahu. Aku tahu. Otakku mengerti, tapi aku bermasalah. Aku tak peduli pada hal-hal itu sekarang. Aneh, kan ? Karena aku seharusnya pandai berteman."

Taeyong menoleh menatap Somi yang kini terlihat hampa. "Aku juga dulu seperti itu saat pertama kali kembali kesini. Aku berpikir tak ada lagi yang penting."

Setelah itu mereka berdua kembali terdiam dengan pikiran masing-masing. Somi kemudian menghembuskan nafas kasar membuat Taeyong kembali menoleh padanya, Somi benar-benar terlihat kosong.

Blue Spring Ride •Taesoo•√complete√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang