"We can't go back to that now, though. Thing aren't like they were in those days. I'm different. You're different. Which means that's in the past. Kim Taeyong is gone now, you know ?"
-Lee Taeyong, Blue Spring Ride-
💝💝💝
'Sudah satu tahun berlalu. Aku, Kim Jisoo. Telah menyelesaikan semester satu-ku di SMA dengan sangat baik'
KRING~~~~ KRING~~~~~~KRING~~~~~~~~
Suara alarm dari jam weker yang ada diatas meja disamping tempat tidur Jisoo terdengar. Dengan malas, Jisoo mematikan alarm itu tanpa merubah posisi tengkurapnya. Ia masih terlalu ngantuk. Perlahan Jisoo merubah posisinya menjadi duduk diatas ranjangnya membuat selimut pikachu nya merosot dari tubuhnya. Jisoo mengambil jam wekernya sambil mengusap-usap sudut bibirnya yang belepotan air liur miliknya sendiri. Menjijikan memang, tapi inilah Kim Jisoo yang sekarang. Mata Jisoo yang masih remang-remang perlahan menangkap angka enam yang ada di jam weker yang ia pegang. Matanya yang besar membulat, wajah kotornya panik.
"EOMMA ! AKU TERLAMBAT !"
💝💝💝
Jisoo berlari kencang setelah keluar dari stasiun. Seperti biasa, Jisoo tidak memakai make up apapun di wajah cantiknya. Rambut coklatnya yang panjang bahkan ia biarkan tergerai berantakan karena Jisoo tidak punya sisir, sisirnya hilang karena ulah Dalgom. Hari ini Jisoo memakai syal berwarna kuning yang melingkar dileher jenjangnya. Karena Jisoo berlari terlalu cepat, syal kuning itu terjatuh . Jisoo menyadari lehernya terasa dingin, ia berbalik dan melihat syal kuning itu berada ditengah jalan. Jisoo berjalan mengambil syal itu lalu mengalungkannya lagi di lehernya dengan ikatan kuat. Kemudian Jisoo terdiam. Gadis berusia 18 tahun itu memandangi Gereja Santa Angelica yang ada dihadapannya. Gereja kecil yang menjadi saksi bisu kisahnya dengan anak laki-laki tampan itu. Tiba-tiba Jisoo teringat kalau dia sudah terlambat, ia segera berlari meninggalkan Gereja itu.
Jisoo berjalan memasuki kelasnya. Sudah banyak juga murid-murid yang datang. Jisoo menaruh tas nya di meja favoritnya, meja barisan ketiga urutan ketiga dari depan. Jisoo suka berada ditengah-tengah.
"Pagi, Jisoo !" Jisoo menolehkan kepalanya kebelakang saat seseorang menyapanya.
"Pagi juga, Jennie !" Sapa Jisoo balik lengkap dengan senyuman lebarnya. Jennie Kim, murid pindahan New Zealand yang menjadi salah satu teman se-geng nya.
"Aku mau mengembalikan ini, terima kasih" Jennie memberikan novel milik Jisoo yang ia pinjam selama liburan.
"Oke !" Jisoo menerima novelnya lalu dengan asal memasukannya ke tasnya yang isinya berantakan. Jisoo memasukkannya secara paksa karena tas nya tidak muat. Bukan karena kebanyakan buku, tapi karena buku-buku dan kertas-kertas tidak disusun dengan rapih.
"Kau ini bodoh, seharusnya seorang wanita itu lebih cekatan dalam mengurus barang-barangnya. Kau ini lebih terlihat tomboy." Ucap Jennie setelah melihat isi tas Jisoo yang berantakan.
'Jangan memanggilku bodoh. Aku sengaja melakukannya !'
Jisoo cengengesan memasang wajah tengilnya. Ia melepas syalnya lalu kembali memasukkannya dengan paksa ke dalam tas nya membuat Jennie mendesah pasrah melihat kelakuannya.
"Aduh, dasar Jisoo" Jennie meringis. Tiba-tiba seorang murid perempuan dengan gigi kelincinya memegang bahu kanan Jisoo sambil tertawa. Dia, Im Nayeon. Sama seperti Jennie, Nayeon adalah teman se-geng Jisoo. Mereka berempat dengan Junghwa. Tapi, Junghwa itu murid yang suka telat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Spring Ride •Taesoo•√complete√
FanficKim Jisoo memiliki beberapa alasan mengapa dia ingin "merubah kembali" penampilan dirinya dan kehidupan sebagai siswa baru di sekolah menengah atas. Karena dia cantik dan memiliki kepribadian yang feminin dia dikucilkan oleh teman-teman perempuannya...