PAGE FORTY TWO

629 117 4
                                    

"We can't go back to that now, though. Thing aren't like they were in those days. I'm different. You're different. Which means that's in the past. Kim Taeyong is gone now, you know ?"

-Lee Taeyong, Blue Spring Ride-

💟💟💟

Ini hari sabtu setelah kembali dari Montreal. Demam yang diderita Jisoo sudah hilang. Di sabtu pagi ini, Jisoo tampak bermalas-malasan dibalik selimutnya. Jisoo tidak tahu jam berapa sekarang, karena hari ini adalah hari libur. Dan karena sinar matahari menyeruak masuk ke kamarnya melewati jendela kamar, Jisoo pun penasaran untuk melihat jam.

Jisoo mengintip dari balik selimut, arah pandangannya kearah jam weker yang ada disamping tempat tidurnya. Jam Sembilan pagi. Mulut Jisoo membentuk sebuah huruf O. Pandangannya bergulir dari jam weker ke ransel kecilnya. Tepatnya ke Keychain bertuliskan nama Jinyoung.

Jisoo masih ingat saat Bona memberikan ransel itu.

FLASHBACK ON

"Ini," Bona memberikan ransel merah muda milik Jisoo yang kemarin dicuri.

Jisoo melongo namun tangannya menerima ransel itu.

"Taeyong menemukannya. Dia memberikannya pada Jinyoung, dan Jinyoung membawa ini ke kamar kita." Jelas Bona.

FLASHBACK OFF

Jisoo masih memikirkan itu bahkan ketika ia berada di pesawat. Bahkan sekarang, Jisoo masih merasa bersalah karena pergi berdua dengan Taeyong. Jisoo pikir tak apa dia pergi dengan Taeyong sebagai 'Perwakilan Teman' .

'Tapi, awalnya apakah aku sungguh mempunyai perasaan sebagai Perwakilan Teman? Benarkah?'

Jisoo ragu. Saat itu Taeyong memang mengatakan kalau keikutsertaan Jisoo adalah Perwakilan Teman. Namun jauh dilubuk hati, Jisoo tak mau hanya menjadi Perwakilan Teman. Ada perasaan pribadi yang muncul.

"Aarrghh!"

Jisoo menggeram lalu bangun dari tidurnya dan mengacak-acak rambut hitamnya.

"Ada apa dengan perasaan ini? Kenapa aku tak bisa berhenti memikirkan Taeyong? Kenapa aku malah mengejarnya lagi?" Jisoo frustasi.

Detik selanjutnya ia terdiam lalu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Jisoo sadar kalau ia benar-benar tak bisa melupakan Taeyong. Bahkan pada saat mereka akan pergi ke Montreal, diantara kerumunan para murid, yang pertama Jisoo lihat adalah sosok Taeyong. Bukan Jinyoung, ya, bukan pria itu.

Jisoo galau. Ia kembali membaringkan tubuhnya diatas ranjang. Ia ragu, apakah hubungannya dengan Jinyoung akan kandas secepat ini?

"Tapi, aku tidak akan kalah. Bahkan jika sudah ada orang lain dihatimu sekarang. Aku akan menerima semuanya. Aku akan membuatmu hanya memikirkanku."

Kata-kata Jinyoung kembali terngiang dibenak Jisoo. Jinyoung mengatakan itu dengan sangat serius. Dan karena itu, Jisoo juga harus serius menghadapi Jinyoung.

---0---

"Huh? Apa kau mau pergi, sayang?" Tanya Nyonya Kim, saat melihat putrinya tampak memakai mantel. Jisoo juga sudah berpakaian rapih.

Jisoo menoleh kearah sang ibu. "Iya, aku mau beli sepatu baru." Jawab Jisoo. Sepatunya kan hilang sebelah waktu di Montreal, jadi dia akan membeli yang baru sekarang.

"Ah, begitu. Pakai syal juga ya, kamu baru sembuh." Ujar Nyonya Kim dengan penuh perhatian.

"Oke, Ma. Aku akan pakai syal."

Blue Spring Ride •Taesoo•√complete√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang