8.2K 1.3K 351
                                    

PAGI itu, Yeri sibuk bergelut dengan berbagai macam peralatan di dapur. Tentu saja yang ia lakukan adalah memasak sarapan untuk Jungkook. Terakhir yang Yeri lihat, pria itu sedang sibuk menata rambutnya di kamar. Maklum, orang kantoran.

ㅤTidak lama, sosok yang ia tunggu-tunggu pun keluar. Kali ini, Jungkook terlihat sedikit rapi dengan pakaian kantornya. Ah, boleh Yeri akui Jungkook terlihat lebih tampan dari biasanya untuk sekarang ini.

ㅤ"Kamu ngapain bengong?" Jungkook memanggil, lantas membuyarkan lamunan Yeri seketika.

ㅤ"Ah, maaf." Yeri buru-buru menggeleng, meminta maaf. Dengan gesit, ia segera melepas celemek merahnya, seraya berjalan membawa semangkuk makanan untuk sarapan. "Ini, aku udah buatin bubur buat kamu. Dimakan, ya."

ㅤ"Saya buru-buru. Kayaknya nggak bakal sempet buat sarapan dulu." Dengan sedikit tergesa-gesa, Jungkook berlari menuruni tangga, kemudian memasang sepatu hitamnya. "Kamu aja yang makan. Nanti saya makan di kantin kantor bareng temen."

ㅤRaut wajah Yeri mendadak kecewa dan lesu. Padahal, ia sudah bangun lebih awal dari tadi, hanya untuk membuatkan sarapan Jungkook. Tapi apa sekarang? Pria itu justru menolak untuk sarapan?

ㅤ"Tapi, Jungkook... kamu—"

ㅤ"Saya lagi buru-buru, Yeri. Kamu nggak ngerti?" Kali ini ucapan Jungkook terdengar tegas. Kontan, perempuan itu mengunci mulutnya rapat-rapat, lantas diam. Tak ada yang bisa ia lakukan selain memandang lantai, menunduk takut. "Saya bisa makan nanti di kantor."

ㅤDengan berani, Yeri mendongak, lagi-lagi tersenyum getir. "Kalau gitu, daripada kamu beli makanan di kantor, mending aku bekelin aja sarapannya, ya? Nanti kalau ada waktu luang, kamu makan aja."

ㅤJungkook menghembuskan napasnya kasar, "Terserah kamu aja. Intinya, sekarang saya lagi buru-buru."

ㅤYeri segera bertindak cepat. Dengan gesit, ia segera membekal bubur ayam tersebut ke dalam sebuah kotak makanan. Tidak lupa, sebotol air minum pun ia masukkan ke dalam tas kecil milik Jungkook. "Ini buburnya. Jangan lupa dimakan. Minumnya juga habisin ya, Jungkook."

ㅤ"Astaga," Jungkook menepuk jidat, membuat dahi Yeri lantas berkerut bingung. "Dasi nya lupa."

ㅤ"Sebentar. Biar aku ambil." Lagi-lagi, Yeri berlari kecil menaiki tangga. Bahkan, secara tak sengaja, ujung kakinya sempat menyandung sesuatu. Namun, ia segera menahan rasa sakitnya, karena ia tahu, Jungkook sedang dikejar oleh waktu.

ㅤTidak lama, Yeri kembali, membawa dasi merah marun milik Jungkook.

ㅤTidak perlu menunggu perintah Jungkook, Yeri segera memakaikan dasi tersebut pada Jungkook, membuat pria itu lantas diam untuk beberapa saat. Mungkin, ia sedikit bingung kenapa Yeri tiba-tiba saja membantunya.

ㅤYeri tersenyum tipis, seraya mundur beberapa langkah dari hadapan Jungkook. "Pulang malem lagi nggak?"

ㅤJungkook menggidik, mengalihkan pandangannya. "Nggak tahu. Gimana kerjaan nanti."

ㅤYeri hanya mengangguk pelan menanggapinya, "Ya udah. Sana kamu berangkat. Nanti telat."

ㅤTanpa mengucapkan apa-apa lagi, Jungkook segera bergegas. Namun, baru saja ia ingin melangkah, tiba-tiba Yeri menahan lengannya. Lantas, Jungkook menoleh, bingung mengapa perempuan itu tiba-tiba menahannya.

ㅤDan tepat saat itu juga, Jungkook membeku tatkala Yeri mencium punggung tangannya sekilas. "Hati-hati ya, Jungkook. Jangan pulang malem-malem kalau bisa. Nanti, kamu makan malem di rumah. Biar aku buatin masakan lagi. Jangan keseringan makan di luar. Nggak baik buat kesehatan kamu."

ㅤJungkook sukses tak berkutik.

ㅤPikirannya langsung buyar ke mana-mana.

ㅤYeri memang istrinya. Dan Jungkook pun kini berstatus sebagai suaminya. Hanya saja, bukankah pernikahan ini bukan atas dasar cinta? Melainkan ini atas permintaan Wonwoo.

Am I Your Wife?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang