23|EPILOGUE ︙Monokrom

10.4K 938 221
                                    

ㅤDUA tahun berlalu begitu cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DUA tahun berlalu begitu cepat. Kini perjalanan cinta antara Jungkook dan Yeri akhirnya dapat berjalan mulus, tanpa hambatan. Walau sesekali sering berdebat hanya karena masalah sepele, hal itu tak membuat rumah tangga dua makhluk sejoli ini goyah begitu saja. Mereka bertahan, melewati seluruh rintangan, lantas menjalani kehidupan dengan saling melengkapi kekurangan satu sama lain.

ㅤSiapa yang tak iri dengan keduanya, sih? Annie saja―yang notabene sudah melangkah ke pelaminan tiga tahun lebih dahulu pun―sering kali iri dengan keduanya. Menurutnya, pasangan ini begitu romantis. Kalau boleh Annie mengakui, betapa beruntungnya seorang Yeri mendapatkan sosok pendamping hidup seperti Jungkook. Sudah mapan, baik hati, juga tampan sebagai bonusnya.

ㅤJangan kaitkan sifat Jungkook di masa lalu dengan yang sekarang. Dia sudah benar-benar berubah, dan tentu Yeri mengakui hal itu. Dia tidak pernah mengungkit-ungkit tentang masa lalunya yang kelam bersama pria itu. Intinya, Yeri sudah lupa dan tidak ingin mengingatnya lagi. Karena, Yeri percaya, seseorang bisa berubah kapan saja tanpa kita ketahui. Hanya saja kita tidak tahu waktunya kapan.

ㅤKesedihan yang sempat melanda Yeri dan Jungkook dulu, kini akhirnya dapat terobati. Benar! Sudah sembilan bulan ini Yeri sibuk mengurusi calon buah hatinya yang akan lahir. Mulai dari pakaian, roda bayi, mainan, bahkan kamar tidur pun sudah mereka persiapkan. Entah memang mereka yang terlalu niat atau bagaimana, tapi intinya, Yeri dan Jungkook sudah tidak sabar menunggu lahirnya sang buah hati.

ㅤHingga akhirnya, waktu yang mereka tunggu-tunggu pun tiba. Tepat pada hari ini―tanggal 13 Februari, sesuai yang diprediksikan oleh dokter, Yeri mendadak mengalami kontraksi hebat. Menandakan bahwa persalinan akan segera dimulai. Beruntung, saat Yeri sedang sibuk melaksanakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, Jungkook sedang berada rumah karena memang ia sedang libur. Bahkan, di saat Jungkook meminta Yeri untuk beristirahat saja di tempat tidur, perempuan itu tetap kekeuh. Ya sudah, lah. Kalau Yeri sudah keras kepala, memangnya Jungkook bisa apa?

ㅤSampai di ruang persalinan, seluruh petugas yang ada di dalam ruangan itu segera bergerak dan bertindak cepat untuk mempersiapkan semuanya. Tak hanya dokter dan beberapa petugasnya yang bergerak gesit. Jungkook pun sama, ikut mendampingi sang istri di samping ranjang. Tangannya kian menggenggam erat, seakan tak ingin lepas. Sesekali, disibaknya rambut pendek yang menghalangi sebagian wajah Yeri itu. Keringat perempuan itu terus bercucuran, bahkan nyaris membanjiri wajahnya.

ㅤ"Kamu itu perempuan kuat, Yeri." Jungkook lantas mendekatkan wajahnya, berbisik pelan. Di usapnya kepala sang istri dengan lembut, sembari menatap perempuan itu dengan tatapan dalam, memejamkan mata. "Kalau kamu kesakitan, kamu boleh genggam tangan saya sekuat-kuatnya. Sekalipun saya harus kesakitan karena ini. Nggak apa-apa. Biarkan. Biar saya tahu dan bisa merasakan perjuangan kamu selama mengandung sembilan bulan kemarin."

ㅤYeri yang mendengar itu hanya bisa merintih kesakitan, lantas menjatuhkan air matanya tanpa sadar. Di saat-saat seperti, entah kenapa Yeri masih sempat-sempatnya tersenyum menatap Jungkook. "J-jungkook...." Nadanya merendah, merintih sebentar. "Kamu... kamu... hanya cukup tahu... k-kalau aku hanya sayang sama kamu...." Yeri berujar, dengan napas yang tersengal-sengal.

Am I Your Wife?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang