16

6.6K 933 166
                                    

SUDAH seminggu lebih―bahkan nyaris dua minggu―Yeri terus diterror SMS aneh dari nomor yang tidak ia kenal. Selama itu pula, Yeri juga tidak tenang―takut jika sewaktu-waktu sang peneror akan berbuat yang macam-macam padanya. Isi SMS itu masih sama. Menyuruhnya untuk segera bercerai dengan Jungkook.

ㅤYeri berpikir jika seseorang yang menerornya itu adalah seseorang yang menyukai Jungkook. Setelah banyak kasus yang ia lihat di televisi tentang perusak hubungan rumah tangga seseorang, ia makin yakin dengan dugaannya itu. Astaga! Kenapa ada saja seseorang yang berusaha untuk merusak rumah tangganya dengan Jungkook?

ㅤ"Jungkook," Yeri memanggil, membuat pria itu lantas menoleh, dengan alis terangkat. "Aku... aku boleh tanya sesuatu sama kamu?"

ㅤJungkook yang saat itu baru selesai mengenakan jas hitamnya, lantas terdiam sebentar, memandang istrinya untuk beberapa saat. "Mau tanya soal apa?"

ㅤ"Sebelumnya, aku nggak bermaksud bikin kamu tersinggung," ujarnya, seraya melangkah mendekat, lantas berhenti tepat di hadapan pria itu. "A-apa... apa... di luar sana ada perempuan lain yang lagi dekat sama kamu? M-maaf kalau...."

ㅤ"Belum pernah." Jungkook menggeleng cepat, membuat Yeri langsung terdiam. "Saya... belum pernah dekat sama perempuan lain... selain... kamu."

ㅤYeri tertunduk perlahan.

ㅤ"Kamu masih nggak percaya?" Jungkook bertanya, membuat Yeri lagi-lagi hanya bisa terdiam. Di detik selanjutnya, pria itu tersenyum. "Kamu bisa tanya Annie. Dia tahu seluk-beluk saya."

ㅤYeri tertunduk, mengulum bibirnya, sedikit cemas. "Jungkook, k-kamu... jangan marah aku nanya begini, ya. Aku nggak bermaksud untuk bikin kamu hilang kepercayaan sama aku. Tapi... aku cuman―"

ㅤ"Kamu cuman takut saya berpaling ke yang lain?" Jungkook menebak, semakin membuat Yeri menundukkan kepalanya. Di detik selanjutnya, ia tersenyum, seraya mengusap rambut Yeri lembut, merengkuh tubuh mungil itu ke dalam dekapannya. "Dari dulu, sebelum menikah pun saya sudah buat komitmen sama ibu kalau saya nggak akan pernah menyakiti istri saya sendiri apalagi sampai berpaling. Dan itu berlaku untuk sekarang karena saya sudah punya kamu, Yeri."

ㅤYeri terdiam, tanpa sadar menjatuhkan air matanya dalam dekapan hangat tersebut. "J-jungkook... aku minta maaf. Maaf aku selalu suuzan sama kamu. Aku juga minta maaf kalau aku terlalu posesif dan nggak bisa jadi istri yang baik buat kamu, Jung―"

ㅤ"Berhenti ngomong yang nggak-nggak, Yeri," sela Jungkook, kontan membuat Yeri lantas menghentikan ucapannya. Pria itu menarik napas pendek, kemudian menopang dagunya di atas kepala Yeri. "Di dunia ini, nggak ada makhluk yang sempurna. Dan saya nggak pernah menuntut kamu untuk jadi istri yang sempurna juga. Saya lebih suka kamu apa adanya. Yang polos, perhatian, baik, dan pengertian. Terserah orang lain mau menilai seperti apa tentang kamu. Tapi, satu hal yang harus kamu tahu kalau saya beruntung punya istri kayak kamu, Kim Yeri."

ㅤSudah kesekian kalinya Yeri berhasil dibuat luluh karena ucapan Jungkook. Jantungnya sudah berdetak tidak karuan. Air mata yang semula mengalir, kini sudah terhenti―
tergantikan dengan sebuah lengkungan kecil di bibir, membentuk sebuah senyuman bahagia.

ㅤ"Jungkook, aku juga beruntung punya kamu," Yeri berujar, tersenyum malu-malu.

ㅤJungkook menahan senyumnya, seraya mengangkat alisnya sebelah. "Kenapa kamu beruntung punya saya? Saya kan ngeselin."

ㅤ"Kamu memang ngeselin. Tapi kalau aku suka, aku bisa apa?"

ㅤJungkook hanya terkekeh, seraya menepuk kepala Yeri pelan, merenggakan pelukannya. "Ngomong-ngomong, nanti malam kita dinner di luar ya. Kamu jangan lupa siap-siap lagi."

Am I Your Wife?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang