10

7.9K 1.1K 323
                                    

ㅤ"ANNIE?" Yeri mengerutkan dahi bingung begitu mendapati Annie yang sudah berdiri di depan pintu rumahnya, seraya menggendong seorang anak kecil berumur tiga tahunan. "Kamu... kamu kok di sini? Mau ketemu Jungkook? Biar aku panggil dulu―"

ㅤAnnie segera menggeleng, "Nggak usah, Yeri. Aku nggak bakal lama-lama kok di sini. Cuman sebentar."

ㅤYeri yang masih bingung dengan kedatangan Annie yang tiba-tiba, terdiam sebentar. "Y-yaudah, kalau gitu, sini masuk dulu. Ayo." Ia mempersilakan Annie untuk masuk. Lantas wanita bule itu segera melangkahkan kakinya masuk, kemudian terduduk di salah satu kursi ruang tamu―sambil memangku anak kecil di pangkuannya.

ㅤ"Ehm... Yeri, sebelumnya maaf aku ngerepotin kamu, nih," ujar Annie pelan, menarik napas sebentar. "Sebenernya, aku datang ke sini itu mau minta bantuan kamu."

ㅤDahi Yeri kontan berkerut. "Minta bantuan? Bantuan apa?"

ㅤ"Sebenernya, hari ini aku ada acara reunian bareng suamiku. Nah, acara reuninya itu dari siang sampai malem―karena reuninya memang reuni besar. Banyak acaranya," Annie menghela napas lagi. "Dan niat aku ke sini, aku mau titip Daniel―anakku―ke kalian berdua. Ehm... maksudku nitip Daniel ke kamu sama Jungkook."

ㅤMendadak, Yeri membulatkan mata, tampak kaget. "Loh, kok? Kenapa kamu nggak ngajak Daniel aja ke acaranya?"

ㅤAnnie menggeleng. "Itu dia masalahnya. Sebetulnya, awalnya aku juga mau ajak Daniel ke acara itu. Tapi, karena berhubung acaranya cukup lama, Daniel juga pasti nggak kuat. Apalagi kalau di acara yang rame begitu, Daniel suka rewel. Tadinya juga aku mau titipin Daniel ke ibu atau adikku. Tapi mereka berdua lagi pergi. Jadi... ya satu-satunya yang bisa aku andalin cuman kalian berdua. Tolong, ya. Kalian mau, kan?"

ㅤYeri menggigit bibirnya, tampak ragu. "Duh... g-gimana ya, Ann? Masalahnya... aku belum berpengalaman buat ngurusin anak kecil. Ya... aku bisa, sih. T-tapi... aku takut―"

ㅤDengan cepat, Annie meraih tangan Yeri, sambil memasang wajah memelasnya. "Ayolah, Yer, aku tahu kamu bisa, kok! Lagian, hitung-hitung kamu belajar juga jadi calon ibu bareng Jungkook. Ya, ya, ya?"

ㅤEh? Calon ibu? Yang benar saja! Mana mungkin Yeri jadi calon ibu? Pernikahannya dengan Jungkook saja hanya berdasar wasiat dan surat kontrak. Tidak mungkin jika Yeri akan merasakan menjadi sosok ibu―meskipun sebetulnya juga aku pengen ngerasain kayak Annie, sih.

ㅤ"Ayolah, Yer. Aku percaya sama kalian berdua, kok." Annie mengangguk yakin, percaya jika Yeri dan Jungkook adalah pasangan yang bisa ia andalkan sekarang. "Please, bantu aku."

ㅤYeri kembali menimbang-nimbang. Toh, sebenarnya, tidak ada salahnya juga ia membantu Annie karena Yeri juga yakin, Jungkook tidak mungkin menolaknya. Hei, Annie kan asisten Jungkook. Masa dia setega itu sama asistennya sendiri, sih.

ㅤ"Hm... oke." Yeri mengangguk pelan, tersenyum tipis―membuat Annie kontan memeluknya secara refleks. Wajah wanita bule itu girang, senang karena Yeri akhirnya mau membantunya. "Hei, hei! Lepas dulu, dong! Kasian tuh Daniel nya kedempet sama kamu," ujar Yeri, lantas membuat Annie segera merenggangkan pelukannya. Wanita bule itu hanya menampakkan cengiran tanpa dosa.

ㅤ"Makasih banget Yer udah mau bantu aku," sahut Annie semangat, yang hanya dibalas anggukan pelan Yeri. Sepersekian detik kemudian, ia memindahkan Daniel dari pangkuannya ke pangkuan Yeri. Annie mengusap kepala anaknya sekilas, tersenyum. "Nah, Daniel, kamu Mama titipin dulu ke Tante Yeri sama Om Jungkook, ya. Jangan sampe rewel, loh!"

Am I Your Wife?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang