ㅤ"POKOKNYA, kamu harus jagain Yeri baik-baik, loh. Jangan sampai dia kenapa-kenapa." Ibu Jungkook berpesan pada anaknya, seraya menepuk-nepuk bahu anak bungsunya itu. "Yeri, kamu baik-baik ya sama Jungkook. Kalau ada apa-apa, cepet-cepet telepon ibu. Kamu juga jangan lupa jaga kesehatan. Ini cuacanya lagi nggak enak. Lagi nggak menentu banget."
ㅤYeri terkekeh, membenarkan syalnya yang terjatuh. Perempuan itu tersenyum tipis, mengangguk pelan. "Aku bakal jaga diri baik-baik kok, Bu."
ㅤ"Kamu juga Jungkook, perhatiin kesehatan istri kamu. Jangan cuek bebek gengsi begitu. Ibu nggak suka," Ibu Jungkook memberengut, menatap anaknya sedikit sebal. Sementara yang ditatap hanya mendelik, menghembuskan napasnya kasar.
ㅤ"Iya, Bu," sahut Jungkook, yang sudah malas mendengar ocehan ibunya sendiri. Dia sudah tahu betul sifat ibunya yang cerewet. Sekalinya sudah mengingatkan, pasti tidak bisa berhenti bicara. Untungnya, Jungkook masih memaklumi. Yah, namanya juga ibu-ibu, kan?
ㅤTiba-tiba, ibunya mendekat, berbisik pelan. "Jangan lupa bawa oleh-oleh spesial untuk ibu sama keluarga Yeri, ya."
ㅤJungkook mengernyit sebentar, tampak bingung. "Oleh-oleh spesial? Apa? Pie susu? Baju pantai? Kain Bali? Atau apa?"
ㅤMelihat anaknya yang tidak konek, wanita paruh baya itu kontan menepuk dahi pelan. Dengan malas, ibu Jungkook berdecak, kembali berbisik. "Kamu tuh ya, nggak pekaan banget. Masa harus ibu bilang juga terang-terangan di depan Yeri?!"
ㅤJungkook kembali berpikir sejenak. Sepersekian detik selanjutnya, barulah ia paham maksud perkataan sang ibu. 'Oleh-oleh spesial'. Jungkook tahu betul apa maksud dari kalimat barusan. Tanpa diberitahu lebih lanjut, kalian pun sudah mengerti, bukan?
ㅤ"Iya, Bu. Kalau ditakdirin," balas Jungkook seadanya―walau sebenarnya ia juga cukup ragu dengan perkataannya sendiri.
ㅤ"Ya udah. Kalau begitu, Ibu pulang, ya!" pamit ibu Jungkook, seraya melambaikan tangannya ke arah Yeri dan Jungkook. "Selamat liburan. Nikmatin hadiah pernikahan dari Ibu. Jangan kalian sia-siakan. Oke? Daah!"
ㅤ
ㅤYeri dan Jungkook ikut membalas lambaian tangan, tersenyum simpul. Begitu wanita paruh baya itu sudah benar-benar menghilang dari pandangan, keduanya segera tersadar kembali, kemudian bertukar pandang beberapa saat.ㅤSuasana canggung masih menyelimuti keduanya sejak tragedi ciuman tanpa sengaja beberapa hari yang lalu. Yeri selalu merutuki dirinya dalam hati jika teringat dengan kejadian itu. Sama halnya dengan Yeri, Jungkook pun sama. Entah kenapa sampai sekarang bayang-bayang ciuman itu masih saja melintas sekelebat di otaknya. Padahal, Jungkook sendiri sudah berusaha untuk melupakan. Tapi tetap saja hal itu selalu gagal saat ia tak sengaja bersitatap dengan Yeri― walau hanya sesaat.
ㅤMungkin itu karena Yeri adalah first kiss-nya? Ya, mungkin begitu.
ㅤ"Ehm... masuk, yuk?" ujar Yeri, seketika memecah keheningan. Wajahnya terlihat santai, diiringi senyuman tipis di sudut bibirnya. Lain di wajah, lain pula di hati. Jungkook saja yang tidak tahu kalau sebenarnya Yeri sedang mati-matian menahan rasa gugup. "Pesawatnya jam berapa?"
ㅤJungkook melirik tiketnya sekilas, "Jam 15.45. Satu jam lagi."
ㅤYeri hanya mengangguk pelan, kemudian mulai mendorong trolley kopernya perlahan―masuk ke dalam bandara. Di belakangnya, Jungkook mengikuti. Sesekali, pandangan pria itu tak lepas dari Yeri. Sudah kesekian kalinya Jungkook tak berhenti menatap Yeri dari belakang. Rasanya, ia seakan tak bosan. Lebih-lebih lagi melihat penampilan feminim Yeri hari ini, yang cukup menyegarkan mata―bagi Jungkook.
ㅤYa intinya, Yeri cantik hari ini.
ㅤ"Setiap saat, sih," gumam Jungkook tanpa sadar.
ㅤKontan, Yeri yang mendengar gumaman itu segera menoleh ke arah Jungkook dengan dahi berkerut bingung. "Kamu... ngomong sama siapa, Jeon?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Your Wife?
FanfictionㅤPernikahan adalah hal yang paling Yeri tunggu-tunggu sejak dulu. Terlebih lagi, seminggu sebelum hari bahagia itu datang, Wonwoo dan Yeri sibuk menyiapkan berbagai macam hal untuk pesta pernikahannya nanti. Sayang, nasib sial menimpa Yeri. Te...