ㅤ MALAM itu, Yeri termenung sendirian di ruang tengah, sambil sesekali menatap album fotonya bersama Wonwoo. Itu album pre-wedding mereka. Di mana dalam foto itu, Yeri terlihat cantik dengan balutan gaun putih yang ia kenakan. Tidak hanya Yeri, Wonwoo pun terlihat tampan dan bahagia saat mengenakan tuxedo yang senada.
ㅤSayangnya, momen bahagia itu hanya berlangsung sebentar saja, sebelum akhirnya ajal menjemput Wonwoo. Menyedihkan memang. Terlebih lagi, sekarang Yeri harus terpuruk karena penyiksaan batin. Hei, memangnya Yeri senang menikah dengan seseorang yang bahkan tidak ia cintai sama sekali?
ㅤTidak. Yeri juga ingin bebas.
ㅤYeri juga ingin hidup normal seperti orang lain. Hanya saja, permintaan Wonwoo yang terakhir membuatnya terlalu pasrah. Terlebih lagi, di saat ia sudah menjalani kehidupannya yang baru, semua—seakan berjalan tidak baik-baik saja. Sejujurnya, Yeri juga ingin bahagia seperti pasangan lain.
ㅤTapi ia juga tahu diri. Itu mustahil.
ㅤTidak lama, terdengar suara pintu rumah yang terbuka. Yeri menoleh, mendapati Jungkook yang baru saja pulang dari kantornya. Buru-buru ia bangkit dari sofa, segera menyambut kedatangan Jungkook dengan hangat.
ㅤ"Kamu kok baru pulang?" tanya Yeri, seraya membawakan tas kantor milik Jungkook. "Lembur lagi, ya?"
ㅤ"Saya kira kamu udah tidur," balas Jungkook datar, berlalu dari hadapan Yeri, melangkah menuju dapur.
ㅤ"Aku... aku dari tadi nungguin kamu pulang," ujar Yeri terang-terangan.
ㅤJungkook menatapnya sebentar, lantas hanya membuang pandangannya. "Saya nggak minta ditungguin sama kamu," balas Jungkook datar. "Maksudnya, kamu bisa tidur duluan. Nggak usah pakai nungguin saya pulang kantor. Beberapa hari ini saya lembur. Kamu tahu itu, kan?"
ㅤYeri mengangguk, "Aku cuman khawatir aja kamu kenapa-kenapa. Makanya aku tungguin."
ㅤSetelah itu, Jungkook tak menanggapi lebih lanjut. Laki-laki itu memilih untuk pergi ke kamar, seraya berganti pakaian tidur. Sementara di bawah, Yeri masih menunggunya untuk makan malam. Ini memang Yeri yang terlalu baik atau bagaimana? Mengapa di saat Jungkook bersikap dingin padanya, ia masih bisa sabar?
ㅤKarena, Wonwoo memberinya pesan lagi.
ㅤ'Semua orang yang sabar, akan dapat balasan yang setimpal. Tuhan punya rencana dan kita hanya bisa nunggu. Nunggu kapan Tuhan membalas semua kebaikan kita.'
ㅤSekali lagi, Yeri selalu percaya dengan kata-kata Wonwoo. Apapun itu.
ㅤ"Jungkook, kamu nggak makan?" tanya Yeri, begitu Jungkook keluar dari dalam kamar, berjalan menuruni tangga.
ㅤJungkook menggeleng, "Saya udah makan barusan. Masih kenyang."
ㅤ"Terus... kamu kenapa nggak tidur?" tanya Yeri bingung.
ㅤ"Saya tidur di bawah lagi," balas Jungkook, yang langsung membuat Yeri terdiam lagi di tempatnya.
ㅤ"Badan kamu nggak sakit tiduran di sofa terus?" tanya Yeri lagi, seakan sedang membujuk Jungkook seara tidak langsung untuk tidur di kamar.
ㅤHei, Yeri memang tidak mempunyai perasaan apa-apa terhadap Jungkook. Tetapi, ia juga masih punya hati. Hati istri mana yang tega melihat suaminya tidur di atas sofa kecil? Tidak. Yeri tidak sekejam itu pada Jungkook.
ㅤ"Nggak apa-apa," balas Jungkook datar, seraya membaringkan tubuhnya di atas sofa. Pria itu lantas memejamkan mata, berusaha untuk masuk ke dalam alam mimpinya.
ㅤKali ini, Yeri tidak bisa berbuat banyak. Percuma saja ia membujuk ataupun memaksa Jungkook untuk tidur di kamar. Toh, laki-laki itu juga akan tetap keras kepala, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Your Wife?
FanfictionㅤPernikahan adalah hal yang paling Yeri tunggu-tunggu sejak dulu. Terlebih lagi, seminggu sebelum hari bahagia itu datang, Wonwoo dan Yeri sibuk menyiapkan berbagai macam hal untuk pesta pernikahannya nanti. Sayang, nasib sial menimpa Yeri. Te...