7.7K 1.3K 204
                                    

PAGI itu, Yeri menggeliat di atas kasur tatkala sinar matahari menembus kaca jendela kamarnya. Namun, ada satu hal yang janggal sekarang. Kenapa... Yeri tiba-tiba merasa ada seseorang yang memeluk tubuhnya dari belakang?

ㅤKontan, Yeri menoleh perlahan, lantas mendapati wajah Jungkook yang sudah berada di belakang tengkuknya. Belum lagi tangan kekar itu melingkar erat di pinggangnya, membuat jantung Yeri sukses melompat saat itu juga. Ya Tuhan, apa yang harus Yeri lakukan sekarang?

ㅤDi satu sisi, ia ingin memindahkan tangan kekar yang melingkar itu dari tubuhnya. Tapi, bagaimana jika Jungkook terbangun nanti? Belum lagi, Yeri--merasa nyaman karena pelukan hangat itu.

Ah, sial! Kamu pikirin apa sih, Yeri?!

ㅤYeri jadi tidak fokus sekarang. Bahkan, tanpa sadar mukanya sudah memerah, menahan malu. Beruntung, Jungkook belum sadar akan hal itu.

ㅤTiba-tiba, Jungkook menggeliat pelan, membuat Yeri semakin enggan untuk bergerak. Dipejamkannya mata itu erat-erat.

Ya Tuhan, gimana ini!?

ㅤBarulah beberapa detik kemudian Jungkook tersadar, jika sejak semalam, ia tertidur dengan posisi memeluk istrinya dari belakang. Dengan cepat, ia segera melepas pelukan tersebut, lantas terbangun dari tidurnya.

ㅤ"J-jungkook? Kamu udah bangun?" Yeri menoleh, berusaha untuk tetap memasang ekspresi biasa agar tidak terlihat gugup. "M-maaf, aku nggak bangunin kamu."

ㅤJungkook hanya mengangguk singkat, lantas bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi--seraya menyambar handuk yang menggantung.

ㅤ"Aku siapin baju buat kamu ya," ujar Yeri, ikut beranjak. Lantas, perempuan itu berjalan menuju lemari, kemudian mengambil beberapa pakaian kerja milik Jungkook. Termasuk sebuah tuxedo hitam. "Hari ini kamu mau ketemu client, kan? Mau pakai jas?"

ㅤJungkook mengangguk pelan, sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar mandi.

ㅤSambil menunggu Jungkook, Yeri memutuskan untuk menyetrika kemeja putih milik Jungkook beserta jas hitamnya. Tidak lupa, dasi merah marun pun ikut ia siapkan. Ah, rasanya Yeri bahagia sekali bisa menjalani kehidupan normal tanpa penyiksaan batin seperti ini.

Dan andai aja itu kamu, Wonwoo.

ㅤYeri tidak paham kenapa ia terlalu mencintai sosok Wonwoo. Intinya, sampai sekarang, perasaan itu masih melekat erat--meskipun Wonwoo sendiri pun sudah pergi meninggalkannya. Bahkan, untuk membuka hati untuk orang lain pun bagi Yeri rasanya sangat sulit.

ㅤLantas, hingga kapan ia harus menjalani hidup bersama Jungkook?

Nggak akan selamanya, Yeri. Dia bakal cerain kamu sebentar lagi.

ㅤCukup. Yeri tidak mau membayangkan itu semua.

ㅤDi tengah-tengah lamunan Yeri, tiba-tiba Jungkook keluar dari dalam kamar mandi. Masih dengan rambutnya yang setengah basah, laki-laki itu melangkah mendekat ke arah Yeri. "Kamu jangan lupa siap-siap ntar malem," ujarnya, membuat Yeri langsung menautkan alis, bingung.

ㅤ"Siap-siap? Mau ke mana?"

ㅤ"Nanti malem ada undangan dari temen. Saya nggak mungkin nggak ngajak kamu," balas Jungkook datar, namun sukses membuat Yeri mengulum bibir. "Kamu punya dress atau semacamnya?"

ㅤYeri mengangguk ragu, "P-punya."

ㅤJungkook mengangguk pelan, "Jangan lupa dipake nanti malem. Jam tujuh kita pergi."

ㅤYeri hanya mengangguk paham, lantas segera memasang ekspresi datarnya kembali. Tapi, siapa sangka di balik semua itu sebetulnya ia sedang menahan rasa senang? Hei, Yeri juga manusia. Tentu saja ia senang saat Jungkook mengajaknya untuk menghadiri sebuah pesta.

Am I Your Wife?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang