ㅤTAKUT bukan menjadi alasan Yeri untuk tidak datang ke rumah mertuanya sendiri. Jujur, rasa trauma yang ia alami beberapa minggu lalu masih menghantuinya sampai sekarang. Joe―ayah Jungkook―lah yang membuat Yeri menjadi seperti ini. Kalau saja bukan karena Jungkook yang membujuknya, Yeri sudah menolak untuk datang ke acara makan malam ini.
ㅤDi ruang makan, tiga makhluk itu terduduk―menunggu Ellie menyajikan makanan di atas meja. Sejak tadi, tautan jemari Yeri tidak lepas dari Jungkook. Rasanya, ia benar-benar gugup sekaligus sedikit takut. Takut jika sewaktu-waktu hal buruk itu akan terjadi lagi. Namun, Jungkook tetap berusaha menenangkannya dengan berkata; Semuanya bakal baik-baik aja, Yeri. Kamu nggak usah takut.
ㅤ"Ayah sama ibu tumben ngajak makan malam." Suara Jungkook menjadi pemecah keheningan saat itu. Kontan, Joe yang tengah sibuk memainkan ponsel segera mengangkat kepalanya, menatap sang anak untuk beberapa detik. Terdiam. "Mmm..., biasanya kan Ayah sibuk kerja. Selalu pulang malam." Jungkook tersenyum miring, mengakhiri pembicaraannya.
ㅤJoe mengangkat bibirnya, membentuk lengkungan kecil. "Kapan lagi kita semua dinner bareng-bareng, kan?" Laki-laki paruh baya itu segera mengalihkan pandangan, menatap Yeri yang kian menundukkan kepala. Masih tersenyum, Joe memutuskan untuk menyapa. "Yeri? Kamu kenapa? Kok nunduk terus? Kamu sakit?"
ㅤJantung Yeri sempat berdegup kencang saat mendengar suara Joe yang berbicara padanya. Dengan ragu-ragu, akhirnya perempuan itu mendongak. Menatap Joe dengan senyuman takzim, ia menggeleng pelan. "Nggak apa-apa, Pa. Aku baik-baik aja." Ia menghela napas pelan, mencoba untuk mencairkan suasana. "Apa kabar, Pa?" tanyanya, mulai melunak.
ㅤ"Baik." Joe mengangguk pelan, tersenyum sekilas. Kemudian, ia menoleh ke arah Ellie, memastikan apakah sang istri sudah selesai memasak atau belum. "Sayang? Udah belum masaknya? Kasihan ini Jungkook sama Yeri kelaparan," sahutnya, seraya beranjak dari kursi. Ia menatap Jungkook dan Yeri bergantian. "Tunggu, ya. Mau bantu Ibu siapin makanannya dulu di dapur. Kalian tunggu sebentar, oke?"
ㅤKeduanya mengangguk. Akhirnya, Joe segera meninggalkan ruang makan. Lantas ikut berkecimpung dengan sang istri yang tengah menyiapkan beberapa hidangan makan malam di dapur. Sementara di tempat, Yeri masih sedikit terheran melihat sikap Joe yang mendadak berbeda―tampak lebih tenang. Bahkan, sejak pertama dirinya datang ke rumah pun Joe sama sekali tak melemparkan tatapan tajam ke arahnya apalagi melakukan hal yang tidak-tidak seperti beberapa waktu lalu. Mungkinkah Joe sudah sadar?
ㅤJungkook menengok, tersenyum―menatap Yeri penuh arti. "Kenapa? Kok kamu kaget begitu kelihatannya?" ujarnya tiba-tiba, seakan-akan sedang menjawab pertanyaan dalam benak Yeri saat itu. Kontan, perempuan itu terdiam, mengunci mulutnya rapat-rapat. "Kaget ya, lihat Ayah yang mendadak jadi kalem begitu?"
ㅤSkakmat.
ㅤJungkook terkekeh kecil, mengusap kepala Yeri dengan lembut. Menatap perempuan itu dengan tatapan gemas. "Nggak usah kaget. Nanti saya jelasin sesuatu sama kamu," balasnya, membuat Yeri semakin dibuat penasaran sendiri. Perempuan bermarga Kim itu hanya menghela napas pelan, tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Your Wife?
FanfictionㅤPernikahan adalah hal yang paling Yeri tunggu-tunggu sejak dulu. Terlebih lagi, seminggu sebelum hari bahagia itu datang, Wonwoo dan Yeri sibuk menyiapkan berbagai macam hal untuk pesta pernikahannya nanti. Sayang, nasib sial menimpa Yeri. Te...