15

7.3K 970 282
                                    

"GIMANA liburan kalian kemarin? Sudah puas atau kalian masih mau tambah lagi?" Ibu Jungkook bertanya, kemudian menaruh beberapa lauk-pauk di atas meja makan, menatap Jungkook dan Yeri bergantian. "Yah, tadinya ibu juga kalian liburan lebih lama lagi di sana."

ㅤ"Eh?" Yeri mendongak, tertegun.

ㅤ"Iya, Yeri." Ibu Jungkook mengangguk, menghela napas panjang. "Cuman, ibu tahu Jungkook nggak bisa cuti lama-lama. Jadinya, liburan kalian cuman sebentar."

ㅤ"Nggak apa-apa, Bu." Jungkook menarik sudut bibirnya, membentuk sebuah senyuman kecil. "Lagipula, tiga hari kemarin juga sudah berkesan buat sa―a-aku... sama Yeri."

ㅤ"Berkesan banget ya, sampai-sampai kalian lupa hubungin ibu pas sudah sampai di Bali." Ibu Jungkook bergurau. Jungkook dan Yeri hanya menanggapinya dengan kekehan pelan. "Tapi nggak apa-apa. Selagi kalian menikmati, ibu juga ikut senang dengarnya." Wanita paruh baya itu menarik kursi, duduk di sebelah Yeri. "Terus, Yeri, selama di sana, kamu ke mana aja sama Jungkook?"

ㅤ"Uhm... waktu hari pertama, Jungkook ngajak aku makan malam di restoran." Yeri menyereput air putihnya sebentar, kemudian melanjutkan ceritanya. "Terus hari kedua, kita pergi ke Denpasar festival. Ramai banget, Bu. Aku suka."

ㅤ"Terus, terus?" Wanita paruh baya itu menatap Yeri penasaran, tampak antusias mendengar cerita menantunya. Begitu Yeri menyeritakan Jungkook yang memberinya kejutan di hari ulang tahun, ibu Jungkook kontan menutup mulut, tidak percaya. "Kamu dikasih kejutan sama anak ini?"

ㅤYeri mengangguk pelan, tampak sedikit malu. Sementara Jungkook yang tanpa sadar tersipu, hanya membuang pandangannya ke arah lain. Cukup malas melihat reaksi ibunya yang berlebihan itu.

ㅤ"Kamu bisa romantis juga ternyata. Ibu nggak percaya." Wanita itu menggeleng-geleng, berdecak bangga pada anaknya. "Terus, Yeri, selama di Bali, Jungkook ngerepotin kamu, nggak? Yah, kamu kan tahu sebenernya Jungkook ini anaknya manja. Cuman kalau di depan kamu, ya dia mendadak cuek dan gengsian. Nggak ngerti lagi kenapa ibu bisa punya anak semacam dia. Mau dicoret dari kartu keluarga, tapi sayang. Nanti ibu nggak bisa punya menantu sama cucu."

ㅤJungkook melotot, "Ibu!"

ㅤYeri tertawa, gemas melihat wajah Jungkook yang memerah.

ㅤ"Ya sudah, kalian lanjutkan makannya, deh. Maaf ibu terlalu banyak tanya. Abisnya, ibu penasaran aja sama kalian." Ibu Jungkook menampakkan cengirannya, lantas beranjak dari kursi. "Yeri, kamu makan yang banyak, ya. Badan kamu tuh kurus banget. Kamu juga Jungkook, perhatiin istri kamu."

ㅤYang disahut hanya mendelik, kemudian menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya. Setelah ibu Jungkook pergi meninggalkan keduanya, suasana mendadak hening. Hanya ada suara piring yang berdenting sesekali, mengisi keheningan tersebut.

ㅤ"Kamu makan yang banyak." Jungkook tiba-tiba menyahut di sela-sela aktivitasnya. Matanya kemudian beralih menatap ke arah piring Yeri. Alisnya lantas tertaut sebelah. "Kenapa kamu makan sedikit?"

ㅤ"Hari ini... aku lagi nggak napsu makan, Jeon." Yeri melongos pelan, menatap Jungkook tak semangat. "Nggak tahu kenapa. Padahal biasanya nggak gini."

ㅤ"Kamu sakit?" tanya Jungkook.

ㅤYeri terdiam sejenak. "Hm... aku... aku agak pusing, sih. Tapi aku nggak apa-apa, kok. Cuman―"

ㅤ"Saya anterin ke dokter, ya?"

ㅤ"E-eh? Ng-nggak usah!" Yeri buru-buru menggeleng, menolak halus tawaran Jungkook. "Aku nggak apa-apa, Jungkook. Aku baik-baik aja. Kamu nggak usah khawatir. Ini cuman pusing biasa. Aku tidur juga pasti bangun-bangun juga udah langsung sembuh."

Am I Your Wife?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang