ㅤMALAM itu, menjadi malam yang cukup hangat bagi sepasang makhluk yang tengah menghabiskan waktunya di balkon kamar hotel dengan perbincangan kecil. Sesekali, mereka tertawa, mengingat-ingat masa-masa perkenalan mereka yang cukup canggung saat pertama kali bertemu.
ㅤ"Jungkook," Yeri menyahut.
ㅤYang dipanggil menoleh, "Hm?"
ㅤ"Lain kali, kalau ngasih hukuman jangan yang bikin kaget begitu," ujar Yeri, tanpa mau menoleh ke arah Jungkook. Perempuan itu menghela napas, membuang rasa gugupnya.
ㅤJungkook mengulum senyum. "Jadi, kamu masih kepikiran sama ciuman tadi?"
ㅤ"Ih, bukan gitu!" Perempuan itu memukul lengan suaminya sebal, lantas mendelikkan mata. Sementara Jungkook hanya tertawa renyah menanggapinya. "Cuman... ya aku kaget aja. Aku nggak biasa diperlakukan kayak begitu. Makanya aku kaget. Apalagi, setiap kamu ngelakuin sesuatu, itu pasti selalu di luar dugaanku. Always unexpected tahu nggak."
ㅤ"Ya nggak apa-apa. Kamunya sendiri juga suka-suka aja kan saya gituin?" goda Jungkook, kontan langsung membuat wajah Yeri memerah, tak kuasa menahan malu. Lagi, pria itu tertawa. "Ya sudah, maaf kalau saya terlalu berlebihan. Saya cuman lagi berusaha untuk... untuk bikin kamu... ehm... bikin kamu bahagia."
ㅤYeri kontan tertegun. "B-bahagia?"
ㅤJungkook mengangguk pelan, membenarkan. Ia membuang pandangannya ke arah lain, enggan menatap Yeri. "Tapi kalau kamu nggak suka dengan cara saya yang begini, lain kali saya bakal cari cara lain. Mungkin yang ini memang terlalu berlebihan buat kamu."
ㅤ"Bukan," Yeri menggeleng pelan. "Bukan berlebihan. Tapi... tapi aku cuman nggak nyangka kamu selalu ngelakuin hal-hal yang bahkan di luar dugaanku. Dan itu selalu bikin aku kaget. Karena... karena sebelumnya aku nggak pernah diperlakukan seromantis ini sama orang lain. Kamu jangan salah paham dulu, ya?"
ㅤJungkook terdiam, tidak menjawab.
ㅤ"Jungkook, hei, jangan diem dong. Aku nggak mau lihat kamu marah lagi. Serem tahu," sungut Yeri, mengerucutkan bibirnya. Di detik selanjutnya, Jungkook sukses tertawa kecil, tidak tahan melihat wajah Yeri yang nyaris saja panik karena takut melihatnya marah lagi. Yeri berdecak sebal, menghentakkan kakinya kesal. "Ih, Jungkook, kamu tuh kebiasaan deh bikin orang panik."
ㅤ"Yang ada, kamu yang selalu bikin saya panik," balas Jungkook, menarik salah satu sudut bibirnya, membentuk sebuah senyuman miring. "Kamu selalu bikin saya panik, bikin repot, bikin saya marah. Tapi...."
ㅤYeri terdiam, menatap Jungkook lekat-lekat, menunggu pria itu melanjutkan pembicaraannya.
ㅤ"Tapi saya suka."
ㅤWajah Yeri langsung memerah, malu saat mendengar ucapan Jungkook. "A-apaan, sih. Senengnya ngerayu mulu."
ㅤ"Kamu nggak usah baper. Nanti tahu-tahu saya hempasin ke atas tanah, memangnya mau?" canda Jungkook, lantas tertawa kecil. Pria itu tersenyum kembali. "Nggak, deng. Saya cuman bercanda. Jangan dimasukkin ke hati."
ㅤ"Hm, iya. Terserah kamu aja." Yeri mendengus pelan, kemudian sibuk memandang lautan yang ada di hadapannya.
ㅤ"Kamu mau jalan-jalan?" celetuk Jungkook, membuat Yeri langsung menolehkan kepalanya. "Ya cuman jalan-jalan aja. Sekarang kan masih jam tujuh. Belum terlalu malam. Lagian masih ramai di luar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Your Wife?
FanfictionㅤPernikahan adalah hal yang paling Yeri tunggu-tunggu sejak dulu. Terlebih lagi, seminggu sebelum hari bahagia itu datang, Wonwoo dan Yeri sibuk menyiapkan berbagai macam hal untuk pesta pernikahannya nanti. Sayang, nasib sial menimpa Yeri. Te...