21

6.1K 889 140
                                    

SORE yang cukup cerah. Dari atas ranjang, Yeri menulusup pandangannya keluar jendela bening, yang langsung menghadap ke arah taman belakang rumah sakit. Sesekali, ia tersenyum melihat banyaknya pasien yang tengah menghabiskan waktu mereka di sana untuk menghibur diri. Mulai dari anak kecil, hingga pasien lansia pun juga rasanya tidak ingin kalah.

ㅤ"Sedang lihat apa? Kok dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" Jungkook menyeletuk, tiba-tiba mendekat, lantas naik dan terduduk di tepi kasur. Yeri hanya menoleh, menggeleng sekilas, menarik ujung bibirnya lagi membentuk lengkungan kecil. "Lagi lihat mereka yang di sana, ya?" Jungkook mengangkat telunjuknya, mengarahkan ke arah beberapa pasien yang tengah bercanda tawa bersama.

ㅤ"Mmm...." Yeri manggut-manggut, menghela napas. "Kayaknya, mereka semua kelihatan bahagia banget. Menurut kamu gimana? Kira-kira, mereka bahagia karena apa?"

ㅤ"Mereka bahagia karena bisa berkumpul dengan orang-orang yang mereka cintai dan mereka sayangi." Jungkook memberi jeda sesaat, menarik napas. "Itulah kebahagiaan yang sebenarnya―kalau menurut saya. Yaitu, waktu di mana kita semua dapat berkumpul dan menghabiskannya bersama-sama bersama orang yang kita sayangi dan kita cintai."

ㅤYeri terdiam, menatap Jungkook beberapa detik―tidak paham. "Tapi... bukannya pasien itu nggak saling kenal, ya? Kan mereka bukan keluarga dekat. Bahkan mungkin mereka baru aja kenal satu sama lain sekarang. Tapi kenapa bisa sebahagia itu, sih?" tanya Yeri, terheran-heran.

ㅤJungkook menarik kedua sudut bibirnya, tersenyum tipis. "Kebahagiaan itu bisa datang kapan saja. Bahkan, kebahagiaan pun bisa dirasakan ketika kita nggak lagi bersama orang-orang terdekat. Ya dalam arti keluarga atau teman, lah. Kebahagiaan itu unexpected dan bisa kita rasakan ketika kita baru kenal dengan seseorang. Intinya, kebahagiaan itu sederhana, Yeri."

ㅤYeri mengangguk pelan, terdiam sejenak. Begitu teringat sesuatu, perempuan itu tiba-tiba mengulum senyum, menatap Jungkook.  "Ketika baru kenal seseorang, ya?" tanyanya, memastikan―yang langsung membuat Jungkook membalasnya dengan anggukan pelan. "Kayak pas aku baru kenal sama kamu, dong?"

ㅤAlis Jungkook kontan tertaut sebelah, bingung. "Pertama kali kenal sama saya? Memangnya kenapa?"

ㅤYeri menyengir, "Aku udah bahagia pas lihat kamu."

ㅤJungkook lantas mendelikkan matanya, tersenyum miring―tampak sedikit salah tingkah. "Kamu yakin kamu bahagia pas pertama kali ketemu saya?"

ㅤTanpa ragu, Yeri mengangguk mantap. "Aku bahagia kok, Jungkook." Mendengar jawaban sang istri, Jungkook langsung tertegun beberapa saat―seakan tidak yakin dengan ucapan Yeri. Melihat suaminya yang terheran-heran, Yeri kontan menyunggingkan senyum, menatap Jungkook lekat-lekat. "Bahagiaku beda. Bahagiaku waktu pertama kali lihat kamu itu karena aku percaya kalau kamu akan jadi sosok suami yang aku harapkan."

ㅤJungkook tertawa, "Kamu lagi ngegombalin saya apa gimana?"

ㅤ"Ih, aku beneran serius," gerutu Yeri, mengerucutkan bibirnya kesal―sudah terbiasa dengan sikap Jungkook kadang tidak serius begini. Ia berdesah panjang. "Sekali-kali, aku dong yang kayak gitu ke kamu. Kalau kamu terus yang ngegombalin, aku bosen. Berasa gombalan kamu tuh udah jadi makananku tiap hari."

ㅤJungkook refleks berdecak, menatap Yeri malas. "Jadi ceritanya kamu bosen kalau saya gombalin setiap hari? Beneran?" tanyanya penasaran. "Oh, atau mungkin kamu nggak suka ya kalau saya gombalin kamu terus? Hm, oke. Lain kali saya―"

ㅤJungkook kontan menghentikan ucapannya tatkala melihat Yeri yang tiba-tiba bergeser, segera duduk di atas pangkuannya, seraya mengalungkan kedua tangan di leher Jungkook. Dalam-dalam, ia menatap sang suami tanpa mengerjap. "Nggak. Bukan begitu. Aku ngomong begini bukan karena aku nggak suka sama sikap kamu yang kayak kayak gitu," katanya, menggeleng pelan. Yeri menghela napas, tersenyum penuh arti. "Tetap lakuin apa yang kamu mau, Jeon. Sekalipun kamu harus ngegombal, no problemcause i love it. Jadilah Jeon Jungkook yang aku kenal, yang apa adanya. Jangan pernah berubah, kalau kamu nggak mau perasaan aku ini hilang."

Am I Your Wife?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang