Chapter 6

3.8K 222 3
                                    


" udah subuh ya bu..." tanya kak dira seraya menggeliatkan tubuhnya, kini kak dira berpura pura untuk membangunkan gue dan daru guna melaksanakan sholat subuh

Tepat pada pukul setengah tujuh pagi, gue masih belum juga melihat keberadaan aki, nini dan uwa odah di rumah ini, buat gue pribadi hal ini seudah menjadi sebuah tanda tanya besar, karena sangat tidak mungkin dalam kurun waktu yang sudah selama ini gue masih belum juga bisa menemui keberadaan aki, nini dan uwa odah di rumah ini, keinginan gue untuk bertanya mengenai keberadaan aki, nini dan uwa odah saat ini, kini seperti terbentur dengan ekspresi wajah yang di perlihatkan oleh bapak dan ibu

" assalamualaikum...." terdengar sebuah salam yang terucap dari luar rumah

" wa'alaikumsalam..." jawab kami hampir serempak

" siapa bu...?" tanya bapak yang berbalas dengan pergerakan pandangan mata ibu yang melihat ke arah luar rumah melalui kaca jendela rumah

" kang ujang..." jawab ibu sambil beranjak menuju ke pintu rumah, dan ketika pintu rumah telah terbuka, terlihat keberadaan pak ujang yang tengah berdiri di depan pintu rumah

" kang tamanya ada teh..?" tanya pak ujang yang berbalas dengan permintaan ibu agar pak ujang menunggu di kursi yang berada di teras depan

" pak....kang ujang udah nyariin tuh..." ucap ibu sambil menghempaskan tubuhnya di kursi

" ohhh....ya udah kalau begitu, sebaiknya sekarang kalian siap siap..."

Selepas dari perkataan bapak tersebut, kini ekspresi kebingungan terpancar di wajah gue, kak dira dan daru

" siap siap kemana pak...?" tanya daru

" jangan banyak tanya dulu....pagi ini kalian ikut bapak dulu..." ucap bapak seraya melangkahkan kakinya menuju ke teras depan

" mau kemana sih bu...?" tanya kak dira begitu melihat bapak sudah keluar dari dalam rumah

" udah jangan banyak tanya, sebaiknya cepat selesaikan sarapan kalian..." jawab ibu dengan kalimat tegas, dan kini setelah menyelesaikan sarapan pagi, akhirnya gue, ibu, kak dira dan daru, pergi bersama bapak dan pak ujang menuju ke sebuah tempat yang kami sendiri tidak tahu akan tempat yang kami tuju

" sebenarnya kita mau kemana sih pak....?" tanya daru kembali kepada bapak yang berbalas dengan kebisuan bapak, walaupun saat ini bapak tidak menjelaskan akan arah dan tujuan dari perjalanan kami ini, tapi dari langkah kaki kami yang telah berjalan menjauh meninggalkan rumah, ingatan gue akan jalan setapak kampung yang telah kami lalui ini sepertinya mengarah kepada sebuah tempat yang menjadi pemakaman umum bagi warga di kampung ini

" kak....sepertinya kita akan ke pemakaman..." bisik gue pelan di telinga kak dira, terlihat kak dira menganggukan kepalanya, dan sepertinya kak dira juga masih mengingat akan arah dari jalan setapak kampung yang telah kami lalui ini

" perasaan gue kok jadi enggak enak ya nang..." gumam kak dira yang hampir menyerupai bisikan, dan akhirnya benar saja, seperti yang sudah gue bisikan kepada kak dira, kini langkah kaki kami mulai menapaki jalan setapak yang memasuki area pemakaman umum

Hembusan angin pagi yang menyapu dedaunan dari pohon kamboja besar yang berada di pemakaman, kini seperti menyambut kedatangan kami dengan sebuah bisikan akan adanya sebuah berita yang kurang baik, terlihat bapak kini menghentikan langkahnya di depan dua buah makam yang terlihat masih baru, dari papan nisan kayu yang terpasang di atas makam tersebut, gue bisa melihat adanya nama yang tertulis di papan nisan tersebut, dan nama yang tertulis di papan nisan tersebut adalah nama dari orang orang yang sejak dari kemarin itu memang sangat gue cari keberadaannya

WARISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang