Chapter 11

3.4K 197 9
                                    


" ada apa sih kak....ganggu aja...." gerutu daru begitu melihat kak dira yang menyembulkan wajahnya dari balik pintu kamar mandi

" tolong timbain air dong....airnya habis nih...."

" huhhh....makanya kalau mau mandi lihat lihat dulu....kalau kayak gini kan jadi nyusahin orang..." ujar gue, yang berbalas tawa kecil kak dira

" iya maaf...maaf..."

" ya udah nanti gue mengisi langsung dari halaman belakang rumah aja...." ucap gue sambil mengajak daru menuju ke halaman belakang

" sepertinya akan hujan ya bang...." perkataan yang terucap dari mulut daru, seketika itu juga memancing pandangan mata gue untuk menatap ke arah langit, nampak telihat sekumpulan awan hitam yang telah membuat suasana di sore hari ini terlihat gelap

" sepertinya iya ru...ya udah....gue yang menimba, lu yang mengisi airnya ke kolam ya..." usul gue yang berbalas anggukan kepala daru, melihat langit yang semakin gelap dan hembusan angin yang terasa semakin kencang, gue memutuskan untuk segera mengulurkan tali timba ke dalam sumur

" sebentar ru...." ucap gue begitu telah memasuki uluran tali timba untuk yang ke tujuh kalinya, butir butir keringat kini terlihat mulai membasahi kaos yang gue kenakan

" iya bang...santai dulu...gue juga cape..."

Selepas dari perkataannya itu, daru melepaskan kaos yang di kenakannya lalu duduk di kursi jongkok yang biasa di pergunakan untuk mencuci pakaian, untuk sesaat pandangan mata gue dan daru terarah pada pepohonan yang berada di halaman belakang

" ayo bang...lebih baik kita mulai lagi, gue enggak nyaman kalau harus berlama lama melihat pepohonan itu...." pinta daru agar gue kembali melanjutkan menimba air, keberadaan dari posisi tali timba yang telah kembali gue ulurkan ke dalam sumur, kini secara perlahan gue tarik kembali ke atas

" kok...berat banget ya..." gerutu gue dalam hati begitu menyadari gue belum bisa menarik ember dari dalam air, mendapati hal tersebut, gue mengarahkan pandangan mata ini ke dalam sumur, guna mencari tau penyebab dari begitu susahnya gue untuk menarik tali timba

" aneh...sebenarnya apa yang menyebabkan tali timba ini susah untuk di tarik.... tanya gue seraya memandang ke arah riak air yang berada di dasar sumur

" kenapa bang....?" tanya daru yang merasa heran melihat gue yang memandang ke dalam sumur

" enggak tau nih ru....sepertinya ada yang tersangkut..." jawab gue seraya mencoba kembali menarik tali timba, dan berakhir dengan kegagalan, melihat hal tersebut, daru hanya tertawa kecil tanpa memberikan bantuannya

" bantu gue ru...." ucap gue dengan rasa kesal karena melihat daru yang hanya bisa tertawa dalam melihat penderitaan gue ini

" ahhh...paling paling lu pasti mau nakut nakutin gue lagi...."

" sumpah ru....gue enggak bohong...."

Melihat ekspresi wajah gue yang tidak sedang bermain main, daru segera beranjak dari duduknya lalu menghampiri gue, untuk sesaat pandangannya terlihat menatap ke dalam sumur, keberadaan dari tali timba yang masih berada di dalam genggaman gue, kini di sentak sentakannya

" iya...sepertinya ada yang nyangkut bang....ya udah biar gue aja..."

Dengan perawakan tubuhnya yang lebih besar dari pada gue, daru mengambil tali timba dari tangan gue, lalu mencoba untuk menarik tali timba tersebut

" bagaimana ru...bisa apa enggak....?"

Tanpa memperdulikan pertanyaan yang terucap dari mulut gue, daru terus berusaha untuk menarik tali timba tersebut dengan pandangannya yang sesekali menatap ke dalam sumur, hingga akhirnya di saat daru kembali menghentakan tali timba tersebut dengan hentakannya yang keras, terlihat tali tersebut mulai bergerak dan tertarik sedikit demi sedikit menuju ke atas

WARISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang