WARISAN

Chapter 12

" astaga bu.....ngagetin aja sih...." ucap gue dengan perasaan lega begitu melihat kehadiran ibu seiring dengan pintu kamar yang terbuka, daru yang semula terlihat begitu tegang, kini nampak mulai dapat mengendurkan ketegangan di wajahnya

" kalian kenapa....?, nang....kalau kamu masih sakit, sebaiknya kamu enggak usah jagain aki malam ini....biar nanti ibu aja yang melihat lihat...."

" jangan bu, biar tetap danang aja yang menjaga aki, ibu sebaiknya istirahat aja..." jawab gue yang berbalas dengan anggukan kepala daru

" kamu yakin udah sehat....?" tanya ibu kembali yang merasa ragu dengan jawaban gue ini, mendapati pertanyaan ibu tersebut, gue kembali menganggukan kepala ini

" ya udah kalau kamu memang udah sehat....ibu mau istirahat dulu, kasihan kalau kakak kamu sendirian..." ucap ibu seraya berjalan keluar dari dalam kamar, dan kini baru saja ibu hendak menutup pintu kamar, ibu memberitahukan perihal dirinya yang telah mematikan lampu ruangan yang berada di depan kamar aki

" lohhh memangnya kenapa bu...?" tanya gue berusaha mencari tau alasan ibu mematikan lampu tersebut

" atapnya bocor nang....ibu takut terjadi konsleting listri, mungkin besok ibu akan meminta tolong kepada pak ujang untuk memeriksanya.." jawab ibu, dan selepas dari perkataan ibu tersebut, ibu menutup pintu kamar

Untuk sesaat lamanya gue dan daru kembali terdiam dalam keheningan, suara siaran televisi yang kini sudah tidak terdengar lagi seperti menambah rasa hening yang tengah kami rasakan ini

" mudah mudahan bapak akan segera pulang ya ru...." ucap gue yang berbalas dengan keheningan, mendapati hal tersebut, gue segera menolehkan pandangan mata ini ke arah daru, dan mendapati daru yang telah memejamkan matanya, sepertinya saat ini daru telah mulai tertidur dengan pulasnya

" ahh brengsek daru...katanya mau nemenin gue jagain aki..."

Kembali gue terdiam di dalam keheningan, suara putaran jarum jam yang berdetak secara perlahan, kini seperti memancing imajinasi menyeramkan yang ada di pikiran gue ini untuk hadir dalam bentuk yang nyata

" mudah mudahan tidurnya daru ini bukanlah sebuah pertanda awal dari keapesan gue hari ini..." gumam gue seraya memandang ke arah jam dinding, terlihat kini jam telah menunjukan pukul setengah dua belas malam

Tanpa menunggu malam beranjak semakin laru lagit, gue memutuskan untuk segera menunaikan kewajiban gue malam ini untuk menjaga aki, ketiadaan daru yang menemani gue malam ini seperti memberikan sebuah nuansa yang berbeda dalam menjaga aki, perasaan gue akan waktu yang berjalan begitu lambat...sepertinya kini akan terasa semakin bertambah lambat

" sebaiknya gue buat kopi dulu...." gumam gue dalam hati sebelum memutuskan untuk berjalan menuju ke kamar aki, dan seiring dengan langkah kaki gue yang telah berjalan menuju dapur....entah mengapa di saat ini gue merasakan seperti ada sesuatu yang mengikuti langkah kaki gue ini dari belakang

" ini pasti cuma perasaan gue aja...." ucap gue begitu menoleh ke arah belakang tubuh dan tidak mendapati keberadaan sesuatu di belakang tubuh ini, mendapati hal tersebut, gue kembali melanjutkan berjalan ke dapur, dan sesampainya gue di dapur, keinginan gue untuk membuat segelas kopi panas kini menemui hambatan dengan tidak tersedianya air panas di dalam termos

" sebaiknya gue memasak air dulu...."

Diantara keberadaan gue yang kini telah menyingkap ember besar tempat penampungan air bersih yang berada di sudut dapur, kini gue mendapati ketiadaan air di dalam ember besar tersebut

" ampun deh....sepertinya gue beneran apes hari ini...."

Gerutu gue atas semua keapesan yang gue alami malam ini, dan kini keinginan gue untuk menjaga aki dengan bertemankan segelas kopi panas dan juga selinting rokok jagung, seperti berbenturan dengan keraguan gue untuk melangkahkan kaki ini menuju ke halaman belakang guna mengambil air dari sumur yang akan gue pergunakan untuk memasak air, dan sepertinya keraguan yang gue rasakan ini dilatarbelakangi oleh imajinasi liar gue atas sosok uwa odah