" bagaimana bang...ada apa enggak...?"
Untuk sesaat lamanya kini gue memeriksa isi dari lemari milik aki dan nini, walaupun saat ini keberadaan nini sudah tidak ada lagi dan aki tengah dalam kondisi tidak sadarkan diri, gue tetap merasakan rasa sungkan untuk memeriksa isi dari lemari tua ini, dan entah ini hanya perasaan gue saja atau bukan, saat ini gue tetap merasakan kehadiran aki dan nini yang tengah mengawasi perbuatan gue ini
" ada bang....?" tanya daru begitu melihat gue yang hanya terdiam terpaku dalam memandang isi dalam lemari, mendengar pertanyaan yang terucap dari mulut daru tersebut, seketika itu juga gue memutuskan untuk memulai mencari keberadaan golok milik aki di dalam lemari, diantara helai demi helai pakaian yang kini telah gue singkap, gue masih belum bisa juga menemukan keberadaan golok milik aki, hingga akhirnya di saat gue memutuskan untuk membereskan kembali helaian pakaian yang telah gue berantakan, tanpa sengaja gue melihat keberadaan sebuah cincin yang bermatakan batu hitam kecil, terongggok di sudut dalam lemari
" apa itu bang...." tanya daru begitu melihat gue yang tengah mengenakan cincin tersebut, tanpa memberikan jawaban apapun, gue segera menutup pintu lemari lalu kembali duduk di sisi daru
" bagus ya ru...." ucap gue sambil memamerkan cincin yang gue temukan di dalam lemari
" sepertinya punya aki ya bang....?" tanya daru seraya memegang mata cincin yang tengah gue kenakan
" entahlah ru, gue belum pernah melihat aki mengenakan cincin ini...." jawab gue sambil memandang ke arah jam dinding yang telah menunjukan pukul satu malam
" sebaiknya kita tidur aja yuks bang....percuma kita nungguin aki seperti ini, gue yakin enggak bakal ada perubahan apa apa pada aki...." ujar daru seraya bangkit dari duduknya
" husss...enggak boleh ngomong gitu ru....tapi memang ada benarnya juga sih omongan lu itu..."
Setelah menghabiskan teh dan kopi yang tersisa, akhirnya gue dan daru memutuskan untuk meninggalkan kamar aki dengan terlebih dahulu menutup jendela kamar, tidak seperti malam malam biasanya, kini gue merasakan detik demi detik waktu yang berlalu seperti berjalan dengan lambat,dan gue merasa mungkin ini adalah efek dari ketiadaan bapak di rumah ini
" sial....kenapa gue jadi susah tidur seperti ini...." maki gue diantara keberadaan daru yang tengah tertidur dengan pulasnya, entah sudah berapa kali gue mencoba untuk membolak balikan tubuh gue ini guna mencari posisi nyaman yang sekiranya akan membuat gue tertidur, tapi kini bukannya rasa mengantuk yang datang menghampiri gue, pikiran gue kini mengembara jauh pada sosok nini dan uwa odah yang sudah tiada, mungkin bagi gue pribadi, sosok wajah nini yang terbayang di dalam pikiran gue ini sangatlah tidak menakutkan, tapi hal itu berbanding terbalik dengan imajinasi gue akan sosok uwa odah
" brengsek..." maki gue kembali dalam hati seraya berusaha untuk menghilangkan bayangan menyeramkan akan sosok uwa odah
" mudah mudahan bapak akan segera pulang...."
Selepas dari makian gue itu, gue mencoba kembali untuk memejamkan mata ini, hingga akhirnya diantara rasa mengantuk yang mulai datang menghampiri, gue seperti merasakan adanya sesuatu yang terasa basah dan menimbulkan sensasi rasa dingin di tangan kanan gue yang tergeletak di sisi daru, keengganan gue untuk membuka pejaman mata ini, telah memberikan gue sebuah pilihan untuk mencari tau penyebab dari basah di bagian kasur itu dengan cara meraba raba bagian kasur yang terasa basah, dan disaat itulah gue mendapati sebuah kenyataan bahwa ada sebagian tubuh daru yang terasa basah
" yaa ampun daru...bangun ru...jorok banget sih lu..." tegur gue tanpa membuka pejaman mata ini, hentakan halus telapak tangan gue pada tubuh daru sepertinya tidak membuat daru bergeming dari tidurnya, mendapati hal tersebut, gue kembali menyentuh tubuh daru dengan hentakan yang lebih keras, dan sepertinya hal tersebut juga tidak berpengaruh kepada daru yang sepertinya malam ini tengah tertidur dengan pulasnya
KAMU SEDANG MEMBACA
WARISAN
Horror" bang....lu kenapa...?" tanya daru begitu melihat gue yang menghentikan pergerakan tangan ini dari menarik tali timba, mendapati pertanyaan daru tersebut, gue kembali menggerakan tangan ini untuk menarik tali timba " kenapa sih bang..." tanya daru...