Kini layaknya sebuah pertemuan antara sepasang suami istri yang telah lama berpisah, kehadiran bapak yang secara tiba tiba memasuki kamar, telah bersambut rasa suka cita di wajah ibu, seakan tidak bisa lagi untuk menutupi kerinduannya, bapak terlihat menghampiri ibu lalu mencium keningnya...bagi apa yang gue lihat saat ini adalah sebuah momen dimana gue bisa melihat kembali ekspresi rasa nyaman di wajah ibu setelah dalam beberapa jam belakangan ini ibu terjebak dalam situasi buruk di rumah ini
" ini anak kita kang....." ucap ibu sambil memperlihatkan wajah adik kecil yang berada dalam pelukannya kepada bapak
" alhamdulillah ning....kalian semua baik baik aja....tadi setelah akang tiba di rumah ini, akang sengaja mampir terlebih dahulu ke rumah abah iding, untuk menanyakan perihal apa yang sebenarnya telah terjadi di rumah kita ini...dan melalui mulut abah iding juga, akang jadi mengetahui kalau kamu sudah melahirkan...." seiring dengan perkataan yang telah terucap dari mulut bapak, kini sentuhan halus jari jari tangan bapak mulai mengusap wajah adik kecil
" maafkan ning ya kang, karena selama akang pergi, ning enggak bisa menjaga ketentraman di rumah ini...banyak hal hal buruk yang telah terjadi setelah kepergian akang....." ucap ibu dengan penuh rasa bersalah, mendengar hal tersebut, kini bukannya marah atas apa yang telah ibu katakan, terlihat bapak mengembangkan senyum tipis di wajahnya sebagai tanda bapak tidak mempermasalahkan atas apa yang telah terjadi di rumah ini
" sebaiknya kamu istirahat dulu ning....biar besok semuanya kita bicarakan, kebetulan besok akang memang sengaja mengundang abah iding untuk datang ke rumah ini..." terlihat ekspresi wajah ibu menunjukan keterkejutannya begitu mendengar kalau bapak telah mengundang abah iding yang tidak lain adalah sesepuh kampung ini untuk datang ke rumah ini
" abah iding....untuk apa kang...?" tanya ibu yang berbalas dengan kebisuan bapak, mendapati hal tersebut, kini kebisuan yang telah diperlihatkan oleh bapak, telah cukup menjadi sebuah pertanda bagi gue dan daru untuk segera memejamkan mata ini
Keesokan harinya, sesuai dengan apa yang telah bapak katakan, kini abah iding telah terlihat kehadirannya di rumah ini, dari pembicaraan yang terjadi antara bapak dan abah iding di teras depan...sepertinya pembicaraan mereka itu terkesan serius, dan tampaknya topik pembicaraan mereka itu masih mengarah kepada sosok aki yang telah meninggal, hal ini dapat terlihat dengan beberapa kali bapak berjalan keluar masuk dari kamar aki seperti layaknya seseorang yang tengah mencari sesuatu, hingga akhirnya terdengar suara panggilan bapak yang memanggil nama gue
" ada apa pak....?" tanya gue begitu memenuhi panggilan bapak yang tengah berada di teras depan, dan kini bukannya memberikan sebuah jawaban atas pertanyaan yang gue ajukan, terlihat bapak dan abah iding untuk beberapa saat lamanya hanya terdiam seraya memperhatikan gue, hingga akhirnya terlihat abah iding menunjukan jari tangannya ke arah tangan gue yang mengenakan cincin bermata batu hitam
" cincin itu yang abah maksud tam....." ujar abah iding yang berbalas pergerakan tangan bapak yang meminta agar gue melepaskan cincin tersebut, dan kini diantara usaha gue yang berusaha untuk melepaskan cincin tersebut dari jari tangan ini... terlihat bapak mengernyitkan dahinya begitu melihat gue yang agak kesusahan dalam melepaskan cincin tersebut
" coba kemarikan tangan kamu nang...." seiring permintaan yang terucap dari mulut bapak, kini tangan gue yang masih mengenakan cincin tersebut telah berada di dalam genggaman tangan bapak, entah apa yang akan dilakukan oleh bapak saat ini terhadap cincin yang tengah gue kenakan ini, tapi kini disaat gue mencoba untuk mencari tahu atas apa yang akan dilakukan oleh bapak terhadap cincin yang gue kenakan ini, tiba tiba saja bapak menarik cincin tersebut dengan cara paksa, dan hal tersebut telah mengakibatkan terlukanya jari tangan gue dikarenakan cincin tersebut tidak mau terlepas dari jari tangan gue ini
![](https://img.wattpad.com/cover/130863687-288-k796890.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WARISAN
Horror" bang....lu kenapa...?" tanya daru begitu melihat gue yang menghentikan pergerakan tangan ini dari menarik tali timba, mendapati pertanyaan daru tersebut, gue kembali menggerakan tangan ini untuk menarik tali timba " kenapa sih bang..." tanya daru...