Pernahkah anda berpikir akan adanya suatu musibah diantara musibah yang telah terjadi, mungkin itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan apa yang tengah ada dipikiran gue saat ini, diantara laju sepeda motor yang terpaksa gue hentikan begitu hendak memasuki pekarangan rumah, kini nampak di hadapan gue keberadaan beberapa warga kampung yang tengah sibuk membereskan kursi kursi sebagai persiapan menyambut warga kampung lainnya yang akan hadir untuk melihat kematian aki, seorang warga kampung yang sepertinya menyadari kehadiran gue dan bidin saat ini, nampak berlari kecil memasuki rumah, dan tidak berselang lama kemudian terlihat kehadiran kak dira beserta pak haji aceng yang keluar dari dalam rumah
" nang....cepat masuk nang....ibu...ibu..." teriak kak dira sambil melambaikan tangannya ke arah gue dan bidin, mendengar suara kak dira yang terdengar panik...ditambah lagi kak dira telah mengucapkan kata kata ibu dalam kalimat yang diucapkannya, bayangan gue akan sesuatu yang buruk telah menimpa ibu, kini membuat gue segera berlari meninggalkan motor dan bidin yang masih terdiam dalam kebingungan
" ibu kenapa kak...kenapa..." tanya gue dengan panik begitu telah menghampiri kak dira dan pak haji aceng, kini mendapatkan sebuah jawaban atas pertanyaan gue itu, terlihat kak dira terdiam dalam isak tangisnya, mendapati hal tersebut...bayangan gue akan sesuatu yang buruk telah menimpa ibu kini terasa semakin nyata
" kak....!!" ucap gue dengan nada meninggi begitu melihat kak dira masih terdiam tanpa memberikan jawaban apapun
" sebaiknya kamu tenang dulu nang....." ucap pak haji aceng berusaha untuk menenangkan kepanikan yang gue rasakan, tapi sepertinya usaha yang telah dilakukan pak haji aceng tersebut berakhir dengan sia sia....justru gue merasa apa yang telah diucapkan oleh pak haji aceng itu, telah semakin menambah rasa panik yang gue rasakan, dan kini tanpa berharap kak dira akan memberikan penjelasan atas apa yang telah terjadi kepada ibu, gue langsung berlari memasuki rumah
" di mana ibu...di mana.....!!" bentak gue tanpa tahu tertuju kepada siapa, diantara tatapan mata dari beberapa warga kampung yang ada di dalam rumah, kini gue bisa melihat keberadaan daru dan pak ujang yang tengah berdiri di depan pintu kamar ibu
" ibu...."
Itulah sepenggal kata yang bisa terucap dari mulut gue ini, ketika saat ini gue harus mendapati kenyataan bahwa daru dan pak ujang tengah berdiri di depan pintu kamar ibu, dan seiring dengan rasa lemas yang mulai mendera tubuh gue ini, pak ujang dan daru terlihat berjalan menghampiri gue
" apa yang telah terjadi pada ibu.....?" bukannya memberikan jawaban atas pertanyaan yang gue ajukan, kini suara isak tangis daru mulai terdengar
" ya tuhan...ada apa dengan kalian semua...." seiring dengan perkataan yang terucap dari mulut gue, rasa panik yang gue rasakan ini sepertinya mulai beranjak menuju ke titik puncaknya, dan hal ini ditandai dengan limbungnya tubuh gue ini, mendapati hal tersebut, pak ujang segera merangkulkan tangannya ke bahu gue lalu mendudukan gue di sebuah kursi yang biasa gue gunakan untuk menonton siaran televisi
" jangan panik nang....kamu harus tenang, lebih baik kamu berdoa...semoga ibu kamu baik baik aja...." ucap pak ujang berusaha menenangkan rasa panik yang gue rasakan, selang beberapa saat setelah pak ujang mengucapkan perkataannya tersebut, terlihat kehadiran pak itong bersama dengan seorang wanita tua yang selama ini gue ketahui berprofesi sebagai dukun beranak di kampung ini, setelah sempat menolehkan pandangannya ke arah gue dan pak ujang, terlihat wanita tua itu berjalan memasuki kamar ibu
" apa sebenarnya yang telah terjadi pak....?" tanya gue kepada pak ujang begitu melihat wanita tua itu telah memasuki kamar ibu
" saya juga enggak tau pasti nang....setelah tadi saya mengumumkan berita kematian aki kepada warga kampung.....saya segera menuju ke rumah kamu ini, baru saja saya hendak mengetuk pintu rumah, saya seperti mendengar suara orang minta tolong yang terdengar dari halaman belakang rumah kamu....dari suara yang telah saya dengar...bisa saya pastikan kalau pemilik suara itu adalah kakak dan adik kamu....di saat itulah saya memutuskan untuk segera berlari menuju ke halaman belakang...firasat saya yang mengatakan kalau sesuatu yang buruk telah terjadi....ternyata menjadi kenyataan, sesampainya saya di halaman belakang, saya melihat adik dan kakak kamu tengah berusaha memapah ibu kamu untuk masuk ke dalam rumah...disitulah saya melihat, pakaian yang dikenakan oleh ibu kamu bersimbah dengan darah segar..." terang pak ujang sambil memperhatikan kak dira dan pak haji aceng yang telah memasuki rumah

KAMU SEDANG MEMBACA
WARISAN
Horror" bang....lu kenapa...?" tanya daru begitu melihat gue yang menghentikan pergerakan tangan ini dari menarik tali timba, mendapati pertanyaan daru tersebut, gue kembali menggerakan tangan ini untuk menarik tali timba " kenapa sih bang..." tanya daru...