" oke...kalau memang peristiwa ini sengaja ditutupi, hanya satu pertanyaan dira, kenapa berita sepenting ini enggak diberitahukan ke bapak...?" tanya kak dira kembali dan sepertinya pertanyaan kak dira tersebut agak menyudutkan pak ujang, mendapati hal tersebut terlihat ibu memberikan isyarat kepada kak dira agar kak dira tidak berlaku seperti itu
" sekarang pak ujang harus memberitahukan kemana neng....., bertanya sama aki kamu udah enggak mungkin, bertanya sama rekan kerja bapak kamu...ya pak ujang kan enggak tau tempat kerja bapak kamu, jangankan tempat kerja yang baru...tempat kerja yang lama aja pak ujang enggak tau..." jawab pak ujang dengan ekspresi wajahnya yang tenang, sepertinya pak ujang tidak terpengaruh dengan emosi yang tengah kak dira perlihatkan
" maafkan anak anak saya ya kang ujang, maklum mereka masih pada kecil...jadi rasa keingintahuannya tinggi..." ucap ibu meminta maaf atas perlakuan kak dira, terlihat pak ujang mengembangkan senyumnya
" kalau memang aki masih hidup...berarti sekarang aki ada dimana...?" tanya gue yang mulai tidak sabar untuk mengetahui keberadaan aki
" aki ada...."
" assalamualaikum....." sebuah salam yang terdengar dari luar rumah kini memotong perkataan yang terlontar dari mulut bapak
" tunggu sebentar..." ucap bapak sambil beranjak dari kursinya lalu melangkah keluar dari dalam rumah, dan tidak tidak berselang lama kemudian, terdengar pembicaraan antara bapak dengan beberapa orang, dan dari pembicaraan yang telah terdengar, sepertinya orang orang yang tengah berbicara dengan bapak saat ini adalah pegawai aki yang bekerja di peternakan, hingga akhirnya setelah beberapa saat lamanya bapak terlibat dalam perbincangan itu, bapak kembali lagi memasuki rumah
" siapa pak...?" tanya ibu diantara pergerakan bapak yang menghempaskan tubuhnya di kursi
" orang orang dari peternakan, katanya ada pemesanan domba dari seorang pelanggan...mereka menunggu persetujuan abah..." jawab bapak sambil meminum kopinya yang mulai dingin
" lalu gimana pak...kan abah enggak mungkin untuk ditanya tanya lagi..." ujar ibu sambil menatap ke arah wajah bapak
" yahh...untuk sementara waktu, biar akang yang mengambil keputusannya..." seiring dengan perkataan yang terucap dari mulut bapak, terlihat pak ujang mengeluarkan kunci dari dalam saku celananya
" ohh iya kang tama, sebenarnya maksud kedatangan saya ini untuk menyerahkan kunci kamar ini..." seiring dengan perkataannya tersebut, pak ujang menyerahkan sebuah kunci ke tangan bapak
" kamar ceu odah...?" tanya bapak begitu menerima anak kunci di tangannya
" iya kang...maaf kalau kunci itu sampai saya bawa bawa...soalnya saya suka mengunci kamar tersebut disaat saya menjaga abah kang tama..."
" loh memangnya kenapa kang ujang....?" tanya bapak yang merasa heran dengan perkataan pak ujang
" enggak tau kang...suka merasa iseng aja....kadang saya..."
" ahhh itu hanya perasaan kang ujang aja....." ucap bapak memotong perkataan pak ujang, kini terlihat bapak mengembangkan senyumnya ke arah gue, kak dira dan daru, sepertinya saat ini bapak tidak ingin kalau perkataan pak ujang tersebut akan menakuti kami untuk tinggal di rumah ini
" iya...mungkin itu hanya perasaan saya aja, baiklah kang tama...kalau begitu saya pamit pulang dulu, karena hari udah agak siang..."
Selepas dari perkataannya itu, pak ujang terlihat bangkit dari kursinya, mendapati hal tersebut, bapak segera mengantarkan pak ujang keluar dari dalam rumah, dan untuk beberapa saat bapak kembali terlibat perbincangan dengan pak ujang diluar rumah
KAMU SEDANG MEMBACA
WARISAN
Horror" bang....lu kenapa...?" tanya daru begitu melihat gue yang menghentikan pergerakan tangan ini dari menarik tali timba, mendapati pertanyaan daru tersebut, gue kembali menggerakan tangan ini untuk menarik tali timba " kenapa sih bang..." tanya daru...