" lalu bagaimana dengan sekolah kami pak...?" tanya daru kepada bapak
" biar bapak yang akan mengurusnya....sekalian bapak akan mengurus pengunduran diri bapak dari perusahaan..."
Selepas dari jawabannya tersebut, bapak beranjak bangun dari duduknya lalu berjalan menuju kamar yang selama ini di tempati oleh uwa odah, sebuah anak kunci yang tersimpan di dalam saku celananya kini dikeluarkannya
" untuk selanjutnya setelah semua kamar di rapihkan...kalian nanti bisa menempati kamar masing masing, mungkin untuk sementara waktu ini, daru dan danang menempati satu kamar terlebih dahulu, sedangkan dira bisa menempati kamarnya sendiri...." ucap bapak sambil membuka pintu kamar yang selama ini di kunci oleh pak ujang, untuk sejenak bapak terlihat memperhatikan keadaan di dalam kamar, hingga akhirnya bapak menutup kembali pintu kamar tersebut, dari ekspresi wajah yang di perlihatkan oleh bapak, sepertinya bapak merasa tidak nyaman dengan keadaan di dalam kamar
" besok sebaiknya danang dan daru membersihkan kamar bekas uwa odah itu...." perintah bapak seraya menghempaskan tubuhnya di kursi
" iya pak....jadi danang dan daru akan tidur di kamar yang mana pak..." ujar gue karena merasa belum ada kepastian mengenai kamar yang akan gue dan daru tempati
" terserah kalian..."
" dira di kamar yang itu pak...." seiring perkataannya, terlihat kak dira menunjuk pada salah satu kamar yang selama ini kosong, dan itu bukanlah kamar yang selama ini ditempati oleh uwa odah, mendapati hal tersebut, bapak mengembangkan senyumnya
" kenapa ra...kamu takut....?" ucap bapak dengan sedikit menggoda
" enggak pak...tuh kan pasti bapak menyangkanya seperti itu...bukannya tadi bapak sendiri yang bilang kalau kami bebas untuk memilih kamar yang mana aja..." ujar kak dira yang berusaha menyembunyikan rasa takutnya dengan penyangkalan
" iya bebas...bebas..." kini perkataan yang terucap dari mulut bapak berbalas dengan senyuman di wajah ibu, sepertinya saat ini bapak merasa tidak tahan jika harus melihat kak dira yang meradang karena masalah kamar
Keesokan harinya, sesuai dengan perkataan bapak semalam, menjelang hari beranjak siang, bapak sudah berpamitan untuk pergi menuju ke lampung, ada perasaan tidak biasa yang gue rasakan ketika harus melepas bapak pergi meninggalkan kami di rumah ini, karena memang bukan menjadi hal yang biasa bagi gue dan keluarga untuk di tinggalkan oleh bapak seperti ini
" jangan lupa jaga aki kalian...ohh iya...biar nanti pak ujang membelikan kasur baru untuk kamar dira, sedangkan kamar danang dan daru memakai kasur yang ada di kamar dira..." pesan bapak sebelum meninggalkan rumah, dan kini dengan diantarkan oleh pak ujang, mobilyang dikendarai oleh pak ujang mulai berjalan meninggalkan rumah menuju ke pelabuhan yang akan menyeberangkan bapak ke lampung
" sebaiknya kalian mulai merapihkan kamar....biar ibu yang melihat lihat keadaan aki kalian..."
" ayo ru..." ajak gue kepada daru untuk memasuki rumah, mendapati ajakan gue tersebut, daru terlihat mengikuti gue memasuki rumah, meninggalkan kak dira dan ibu yang masih berbincang bincang di teras depan
" yakin bang kita akan menempati kamar ini...?" tanya daru begitu melihat gue hendak membuka pintu kamar yang biasa di tempati oleh uwa odah, mendengar pertanyaan daru tersebut, pergerakan tangan gue yang hendak membuka pintu kamar kini terhenti, ingatan gue tentang peristiwa yang telah gue alami malam itu kini kembali bermain main di dalam pikiran gue ini
" lu gimana sih ru...kemarin waktu bapak nyuruh pilih kamar...lu nya diam aja, sekarang kita udah enggak punya pilihan lagi..." gerutu gue sambil memutar gagang pintu kamar lalu mendorongnya, seiring dengan pintu kamar yang kini telah terbuka, gue bisa mencium aroma bau yang kurang sedap di dalam kamar, dan sepertinya aroma bau tidak sedap inilah yang membuat bapak merasa tidak nyaman dengan kamar ini
KAMU SEDANG MEMBACA
WARISAN
Horror" bang....lu kenapa...?" tanya daru begitu melihat gue yang menghentikan pergerakan tangan ini dari menarik tali timba, mendapati pertanyaan daru tersebut, gue kembali menggerakan tangan ini untuk menarik tali timba " kenapa sih bang..." tanya daru...