Mendapati bahwa pada ember tersebut tersangkut sebuah golok yang merupakan milik aki, abah iding meminta kepada bapak agar bapak mengambil golok tersebut dan menyerahkan kepadanya, tapi baru saja bapak hendak menyentuh golok tersebut, tiba tiba saja tubuh bapak terpental kebelakang hingga terjatuh ke tanah
" bah....?" teriak bapak yang merasa bingung dengan fenomena aneh ini, dari ekspresi wajah yang diperlihatkan oleh bapak, sepertinya bapak saat ini tengah merasakan rasa sakit akibat dari terpentalnya tubuhnya itu
" ini enggak mungkin...apa mungkin abah kamu telah mempelajari sesuatu yang lain dalam perjanjian yang telah dibuatnya itu...." ujar abah iding seraya mengarahkan pandangannya ke wajah gue, dan sepertinya saat ini abah iding bisa merasakan kegelisahan gue yang tengah merasakan rasa panas di tubuh ini
" enggak ada pilihan lain....abah harus memastikan semuanya..."
" memastikan apa bah....?" tanya gue yang berbalas dengan jawaban abah iding agar gue mengambil golok yang tersangkut pada ember sumur, mendapati perintah abah iding tersebut, tanpa adanya sebuah keraguan, gue segera berjalan menuju ke arah ember guna mengambil golok tersebut, karena pada saat ini, yang terpikirkan dalam otak gue adalah gue harus mengakhiri semua ritual ini secepatnya dengan harapan hawa panas yang gue rasakan sekarang ini akan segera menghilang, tapi begitu kini gue menggenggam golok tersebut, gue merasakan adanya fenomena aneh yang lain dari genggaman ini, dan jika gue harus menggambarkannya dengan kata kata, saat ini gue merasakan tubuh gue ini seperti terbakar mulai dari bagian telapak kaki hingga menjalar ke bagian kepala gue, tapi semuanya itu berlangsung tidak terlalu lama, kini disaat gue mulai merasakan bahwa golok aki seperti menghisap bagian dari telapak tangan gue ini, hawa panas yang gue rasakan pada tubuh ini mulai menghilang dan berganti dengan hawa dingin bahkan bisa dikatakan sangat teramat dingin, hingga membuat gue merasa sulit untuk bernafas
" jang...!" teriak abah iding begitu melihat tubuh gue yang lemas bagai mahluk tak bertulang, dan kini diantara keberadaan tubuh gue yang hendak terjatuh ke dalam sumur, pak ujang melepaskan genggamannya pada tali timba, lalu memegangi tubuh gue
" ya tuhan...apa yang telah terjadi pada danang bah....?" tanya bapak seraya bangkit dari posisinya terjatuh lalu berlari menghampiri gue, sedangkan keberadaan daru yang semenjak tadi hanya terdiam dalam memperhatikan ritual ini, kini dengan paniknya berlari ke arah gue
" pak...bang danang kenapa...? kenapa tubuhnya jadi dingin seperti ini...."
Mendapati perkataan daru tersebut, kini masih dalam posisi tubuh gue yang berdiri dalam rangkulan pak ujang, bapak berusaha untuk memeriksa keadaan gue saat ini, dan disaat itulah gue baru menyadari bahwa saat ini gue berada dalam sebuah titik dimana nyawa gue ini tengah berada di ujung tanduk diantara kesulitan gue untuk bernafas
" ya tuhan...danang....danang...!!" teriak bapak diantara perubahan warna kulit gue akibat dari sulitnya gue untuk bernafas
" sebaiknya kamu tenang tam...ini benar benar di luar perkiraan abah...." ujar abah iding yang kini telah berdiri di sisi gue, keberadaan dari pak ujang yang sejak sedari tadi memegangi tubuh gue, kini digantikannya
" bah....kenapa golok abah ini bisa berada di dalam sumur....?" tanya bapak begitu melihat abah iding yang memeluk gue dari arah belakang, dan menggenggam erat keberadaan tangan kanan gue yang mengenakan cincin dan tengah menggenggam golok milik aki, lama abah iding terdiam tanpa mengeluarkan satu patah kata pun dari mulutnya, kedua bola matanya yang terpejam seperti mempertajam ekspresi wajahnya yang menunjukan bahwa abah iding tengah merasakan sesuatu
" abah kamu kecewa tam, apa yang telah abah kamu tumbalkan untuk kali kedua ini tidak dapat menolong jiwa ibu kamu, karena memang perjanjian yang abah kamu buat itu hanya untuk kesaktian dan kekayaan...bukan untuk memperpanjang masa hidup seseorang....kekecewaan yang abah kamu rasakan telah membuatnya memutuskan untuk membuang golok tersebut di dalam sumur ini...pilihan abah kamu yang memilih untuk menyiksa diri dengan cara tidak makan dan tidak minum telah membuat abah kamu semakin lemah bahkan seharusnya mati...tapi kematiannya itu tidak semudah itu, perjanjian ghoib yang telah abah kamu lakukan telah membuat abah kamu terperangkap dalam hidup dan mati....begitu juga dengan golok milik abah kamu ini....seharusnya jika abah kamu sehat...dimanapun golok ini dibuang pasti akan kembali lagi ke abah kamu tapi karena kondisi abah kamu yang sudah terperangkap dalam hidup dan mati bahkan sekarang abah kamu sudah meninggal maka golok ini terperangkap juga dalam sumur ini....dan akhirnya golok ini sekarang kembali menampakan wujudnya karena memang sudah ada seseorang yang seharusnya terikat dengan golok dan cincin ini...... dan percayalah tam... golok ini jugalah yang telah menyamarkan keberadaan tumbal kedua yang ada di sumur ini...." jawab abah iding, dan kini selepas dari jawabannya tersebut, abah iding meminta agar pak ujang mengeluarkan sehelai kain putih dari dalam pelastik hitam
![](https://img.wattpad.com/cover/130863687-288-k796890.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WARISAN
Horror" bang....lu kenapa...?" tanya daru begitu melihat gue yang menghentikan pergerakan tangan ini dari menarik tali timba, mendapati pertanyaan daru tersebut, gue kembali menggerakan tangan ini untuk menarik tali timba " kenapa sih bang..." tanya daru...