1

3.8K 225 41
                                    

Tak.. Tak.. Tak..

Hanya suara jemari yang beradu pada keyboard laptop yang terdengar di malam yang sunyi ini.
Wajar saja jika terasa sunyi karena waktu telah menunjukan pukul 11 malam dan seisi penghuni rumah telah bermain ke alam mimpi. Kecuali Shani, gadis yang selalu menghabiskan waktu malamnya hanya untuk menulis cerita-cerita yang tak pernah ada habisnya.

Huft..

Shani menghela nafas lega saat satu chapter dari ceritanya telah ia selesaikan. Namun matanya tak kunjung mengantuk.

Shani mengambil satu pil obat tidur lalu meminumnya. Hal seperti ini sudah tak aneh untuknya, kebiasaannya yang sulit tidur di malam hari membuat dia jadi ketergantungan dengan obat tidur.

***

Bip..bip..bip..

Alarm yang berbunyi tak dihiraukan sedikit pun, seorang gadis masih saja terlelap tidur dengan posisi tengkurap berselimut tebal yang membuatnya semakin enggan untuk membuka mata.

"Graciaaaaa bangun!!!"

Gadis itu berdecak sebal saat seseorang berteriak kencang di luar kamarnya, bahkan kini terdengar gedoran pintu yang teramat kencang, membuat gadis bernama Gracia itu terpaksa bangun.

"Iya..iya.. ini udah bangun!" teriak Gracia

"Heh awas ya kalau tidur lagi!" Teriak seseorang dari luar.

"Iya Kak Shaniaaa!"

Gracia menggerutu dalam hati karena sang kakak telah mengganggu waktu tidurnya yang sangat berharga di hari libur ini. Gracia meraba-raba tempat tidurnya, hal yang pertama ia lakukan setelah bangun tidur adalah mengecek Handphone nya.

"Yeay, kak Indira update" Teriak Gracia lalu membuka aplikasi berlogo huruf W itu,

Bukannya bangun dan mandi, Gracia justru tenggelam dalam dunianya sendiri, ia selalu tak bisa di ganggu saat membaca cerita-cerita karya penulis idolanya itu.

"Gre!! Ko belum keluar" Shania kembali berteriak dari luar, namun yang ia dengar hanya suara gelak tawa Gracia yang membuat keningnya berkerut.

"Gre, kamu ga apa-apa kan?"

"Iya Kak.. ga apa-apa. tadi ada kecoa gendut, lucu banget" teriak Gracia dari dalam.

Shania langsung bergidik ngeri saat mendengar kata kecoa.

"Kecoa gendut kyak gimana coba, tu anak kebanyakan tidur otaknya jadi geser" gumam Shania lalu kembali ke bawah untuk membantu ibunya.

Shania berjalan menghampiri Veranda, ibunya yang kini tengah sibuk berkutat pada adonan kue yang sedang mereka buat.

"Adek udah bangun Kak?" tanya Veranda

Shania mengangguk-anggukan kepalanya lalu meraih loyang-loyang berisi adonan kue untuk dimasukan kedalam oven.

"Hari ini kamu ga kemana-mana kan?" tanya Veranda lagi.

"Engga Mi, kenapa? mau Kakak antar ke suatu tempat?"

Veranda menganggukan kepalanya.

"Iya, Mami minta anter ke rumah Tante Manda, kamu masih ingat kan? kemarin mereka baru datang dari Jogja dan katanya sih akan menetap disini lagi"

"Waah asik dong, nanti aku bisa ketemu Shani"

"Iya, Mami jadi penasarn sama Shani sekarang, terakhir ketemu kan waktu kalian kelas 6 SD"

Shania mengangguk-angkukan kepalanya, ia merasa sangat senang karena akan bertemu dengan sahabat lamanya itu.

***

Pesawat KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang