7

1.1K 158 10
                                    

"Shani, Gre.. Kalian ngapain disini?"

Gio menatap heran kearah dua orang yang dikenalinya itu, pandangannya beralih pada Arka yang kini tengah menatap tajam kearahnya.

"Ban mobil Ci Shani kempes kak" jawab Gracia sambil menunjuk kearah ban mobil Shani.

"Shani, bentar lagi temen gue dateng, gimana kalau Gio aja yang nganter adik lo"

Gracia langsung menoleh pada Arka dan Gio secara bergantian. Gio dan Arka sama-sama saling menatap tajam.

"Hmm.. Mereka bener-bener saingan ternyata" gumam Gracia saat menyadari Arka dan Gio saling menatap sengit.

"Ga apa-apa, biar Gre gue aja yang.. "

"Ga apa-apa Shan, ayo Gre" Gio memotong ucapan Shani.

Gracia tak bergerak sedikitpun, ia justru sibuk mengamati rauh wajah Gio yang terlihat kesal.

"Kak Gio cemburu ya" Gio, Arka dan Shani langsung melihat kearah Gracia. Gracia langsung menutup mulut dengan telapak tangannya saat menyadari tatapan horor dari Gio.

"Ups, maaf kak tadi niatnya mau aku ucap dalam hati, bukan salah aku, mulut aku yang maksa mau ngucapin" elak Gracia, ia bergeser ke belakang punggung Shani untuk berlindung.

Gio hanya bisa mendengus sebal karena tingkah Gracia yang sudah mempermalukannya didepan Shani bahkan ini sudah yang kedua kalinya.

"Ya udah, ayo buruan"

Gracia melihat kearah jam tangan berwarna ungu yang melingkar di pergelangannya, seketika senyumannya langsung mengembang, ia menoleh menatap Shani yang kini sedang memijat keningnya yang terasa pusing.

"Udah dam 07.10 , Gerbang sekolah pasti udah di kunci, aku ga sekolah ga apa-apa kan?"

Gracia menatap Shani dengan wajah memelas. Shani hanya bisa pasrah padahal ia sangat bersyukur jika Gracia sekolah maka hidupnya akan kembali tenang, tapi nyatanya seharian ini ia harus terus bersama bocah tengil dihadapannya ini, Karena ia tak mungkin memulangkan Gracia ke rumah Shania dengan keadaan Gre yang sedang bolos.

"iya" hanya itu yang keluar dari mulut Shani.

"Yeay, makasih Cici jutek" Gracia memeluk Shani dari samping, bahkan ia sudah memajukan bibirnya hendak mencium pipi Shani namun segera ditahan oleh telunjuk Shani yang mendarat di keningnya dan mendorong kening Gracia untuk menjauh.

"Ga pake cium-cium bocah, nanti pipi gue meleleh" ketus Shani.

Gio dan Arka tertawa cekikikan mendengar perkataan Shani sedangkan Gracia tampak cemberut mendengarnya.

"emang bibir aku apaan bisa bikin pipi Cici meleleh" gerutu Gracia.

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan mereka, Arka yang tau itu mobil temannya langsung saja menghampiri si pengendara mobil itu.
"Siapa tuh?" tanya Gio

"Temennya si kakak ganteng yang mau benerin mobil Ci Shani" jawab Gracia.

Gio berdecak sebal, ternyata Arka telah mencuri start duluan, begitu pikirnya.

"Ya udah deh, ga ada gunanya kan gue disini. Shan gue pergi dulu ya" ucap Gio namun Gracia langsung menahan tangannya.

"Sodara kembar jangan pergi dulu, temenin Gre disini"

"Ga mau ah, kamu nyebelin soalnya"

Gracia kembali cemberut lalu menoleh kearah Shani dan berniat mengadu pada Shani.

"Ciciiii"

Shani menghela nafas kasar lalu menatap Gracia dengan tatapan maut nya.

"Jangan paksa orang kalau dia ga mau"

Pesawat KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang