18

953 146 12
                                    

"Graciaaa"

Si pemilik nama langsung menutup kedua telinganya, ia tau siapa suara nyaring itu berasal.

"Nadse ah berisik aja pagi-pagi"

"Randi Gre.. Randi" 

Nadse mengguncang tubuh Gracia, tapi gadis dihadapannya itu hanya menatap malas padanya.

"Disini ga ada Randi adanya G.R.A.C.I.A"

"Iiih Gue juga tau, maksud gue Randi kecelakaan kemarin, sekarang dia koma"

Tak ada reaksi dari Gracia, bahkan tak ada raut kesedihan disana, Nadse melihat sahabatnya itu dengan tatapan heran.

Gracia berbalik hendak memunggungi Nadse tapi Nadse berhasil menahan bahunya.

"Mau kemana ?"

"Ke toilet"

"Ngapain"

"Mau nangis"

Sekarang dapat Nadse lihat jika wajah sahabatnya itu mulai memerah bahkan bibir Gracia sedikit bergetar.

Nadse menarik tubuh Gracia kedalam dekapannya bagaimanapun ia sangat ia tau apa yang Gracia rasakan sekarang tapi bukan tangisan yang Nadse dengan, Gracia sama sekali tak bersuara.

Nadse sedikit menunduk karena heran melihat Gracia yang masih saja terdiam.

"Lo ko ga nangis sih?"

"Gue mau nangisnya di toilet!" Tegas Gracia.

"Ck ah ngapain harus di toilet sih, lo mau nangis sambil ngaca biar tau muka jelek lo kyak gimana?"

"Malu Nads kalau nangis di tengah lapang gini sambil pelukan lagi"

Nadse membulatkan matanya saat sadar dimana mereka sekarang dan orang-orang disekitar yang memperhatikan mereka dengan tatapan anehnya.

"Lo ko ga ngasih tau gue kalau kita masih di lapangan?" Bisik Nadse dan kini mereka tengah berjalan dengan langkah cepat dan menunduk karena malu.

"Lo kurang vitamin Nads, makanya lemot"

"Yang ada gue ketularan lo makanya jadi lemot"

Sadar kemana arah mereka berjalan, Gracia langsung menghentikan langkahnya.

"Ish Nads ko malah ke kelas, gua kan mau nangis dulu"

Gracia membalikan badan dan pergi meninggalkan Nadse yang hanya bisa bengong melihat sikap sahabatnya itu.

"Astaga itu anak sebenernya sedih atau engga sih"

***

"Dudududu.."

Sheril yang sedang bersenandung langsung menghentikan langkahnya saat melihat pintu ruangan kerja Shani terbuka.

"Dia ga kuliah" guman Sheril lalu masuk dan menghampiri Shani yang sedang berkutat pada hobinya.

"Ga kuliah Shan?" Tanya Sheril

Shani menoleh sebentar setelah itu kembali fokus pada aktifitasnya.

"Engga, hari ini aku males kemana-mana"

"Dih nakal banget pake bolos segala"

"Dulu bukanya kakak lebih parah ya sampe ikut tawuran segala"

Sheril mendengus, ia tak bisa berkutik saat siapapun mengusik masa lalunya.

Sheril memilih duduk di kursi dan menatap setiap gerak-gerik Shani, sungguh sikap misterius keponakannya ini membuat ia sangat penasaran.

Pesawat KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang