Shani yang benar-benar merasa lelah langsung saja memilih beristirahat di kamar Mamanya karena kamarnya tentu sangat berisik oleh ocehan-ocehan Gracia.
Sementara Gracia kini tengah mengguling-gulingkan badannya di kasur empuk milik Shani. Ia benar-benar merasa bosan.
"Bosyaaan" Gracia mendengus lalu mengitari pandangannya keseluruh sudut kamar Shani.
"Atau gue acak-acak aja kamar Ci Shani terus gue beresin lagi deh, jadi kan ada kerjaan" Gracia mengangguk-anggukan kepalanya lalu mulai melempar bantal dan guling kesembarang arah kemudian mengajak acak selimut hingga tergeletak begitu saja di lantai.
"Nyalain musik ah, biar seru"
Gracia mengedarkan pandangannya untuk mencari ponselnya yang lupa ia taruh dimana.
"ish, mana sih"
Gracia mulai mencari ponselnya, mulai dari tas nya hingga seluruh isi nya berserakan di lantai, tas Shani yang menggantung di dinding, keseluruh laci, kedalam lemari, kolong ranjang, di bawah kasur, kedalam sepatu hingga kebelakang pigura foto yang menempel di dinding.
Drrrt.. Drrrt..
"Aduh geli" Gracia meliuk-liukan tubuhnya saat merasakan ada yang bergetar di tubuhnya.
"lah, ini nih hp gue" Gracia bersorak riang saat menemukan ponselnya yang ternyata ada di dalam saku seragamnya, namun seketika ia menelan ludah nya dengan susah payah saat melihat kamar Shani yang sangat berantakan layaknya kapal pecah.
"ih ko berantakan banget, padahal kan niatnya ga akan seberantakan ini, gimana dong.. Aduh"
Gracia panik, ia menghentak-hentakan kakinya di lantai.
"hadeuh, nanti aja deh beresinnya, badan gue pegel banget nih, bikin susu ah"
Dengan santai Gracia berjalan keluar menuju dapur, namun ia memundurkan langkahnya saat melewati kamar yang sedikit terbuka. Gracia membungkukkan tubuhnya untuk mengintip dari celah pintu.
"Ci Shani lagi tidur tapi ko badannya kayak menggigil gitu sih"
Perlahan Gracia membuka pintu dan berjalan masuk melihat Shani yang sedang menggigil. Gracia tersentak kaget saat menyentuh kening Shani yang terasa panas.
Langsung saja ia berlari menuju dapur, Gracia lupa dengan tujuannya membuat segelas susu, ia yang terlihat panik justru dengan cekatan mempersiapkan air untuk mengompres tubuh Shani, bagaimanapun juga ia bukan orang yang tega membiarkan Shani sakit seperti ini.
Dengan susah payah Gracia membawa baskom berisi air ke kamar, namun saat hendak mengompres ia langsung menepuk jidat dengan telapak tangannya.
"Aduh, lupa nih kain buat ngompresnya belum ada"
Gracia mengerutkan keningnya terlihat sedang berfikir.
"Pakai apa ya, atau gue sobek aja gitu ya seragam gue biar mirip adegan di tv, eh engga deh. Yang ada nanti gue dimarahin Mami"
Mata Gracia langsung tertuju pada sebuah handuk yang kemarin dibawa Shani dan ia yakin itu adalah handuk Shani bukan handuk Mamanya.
"Pakai handuk ini aja kali ya, tapi kegedean"
ia menoleh kearah meja lalu tersenyum penuh arti saat melihat sebuah gunting tergeletak disana.
Tanpa pikir panjang Gracia langsung menggunting handuk Shani.
"Yeay, Gracia emang the best" pekik Gracia.
Gracia mulai mengompres Shani, ia menatap iba pada Shani yang terlihat sangat pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesawat Kertas
FanfictionHidup bagaikan pesawat kertas, terbang dan pergi membawa impian *** Ini bukan GxG atau pun Danso, ini cuman cerita yang terinspirasi dari persahabatan Shani dan Gracia