Shani berdiri didepan cermin, pakaianya sudah rapi dan siap untuk pergi ke kampus. Hari-harinya tak banyak berubah, bahkan senyuman palsu yang sering ia berikan pada orang-orang diluar sana sama sekali tak bisa melekat lebih lama.
"Shan"
Shani menoleh dan mendapati Manda sang ibu yang sedang berdiri di dekat pintu kamarnya yang sengaja dibiarkan terbuka.
"Boleh mama bicara sebentar sama kamu?"
Shani mengangguk lalu duduk di samping tempat tidur diikuti oleh ibunya.
"Mama nemuin kertas ini, ini punya kamu kan?"
Shani terdiam memandangi brosur lomba menulis cerpen yang diberikan Viny beberapa hari yang lalu.
"Maaf" hanya itu yang keluar dari mulut Shani.
Shani menundukan pandangannya, ia tak ingin melihat tatapan sendu dari ibunya disaat-saat seperti ini.
"Kalau ini memang hobimu, silahkan saja. Mama ga akan larang tapi satu yang mama mohon sama kamu jangan ulangi lagi hal yang dulu, kamu ngerti kan?"
Lagi-lagi Shani hanya mampu mengangguk tanpa berkata sepatah katapun.
"Mama cuma takut Shan, dulu mama hampir kehilangan kamu dan sekarang mama.."
"Shani ngerti Ma"
Manda tersenyum tipis, ia mengelus lembut wajah putri satu-satunya itu, tampak jelas kekhawatiran di matanya, walaupun putri kecilnya kini telah menjadi gadis dewasa tapi baginya Shani adalah harta terbesar yang harus selalu ia jaga.
***
"Pagi Nadse cantik"
Nadse yang sedari tadi fokus pada ponselnya kini menatap heran pada teman sebangkunya itu.
"Kesambet apaan lu?" Tanya Nadse.
"Gitu banget deh kamu Beb" goda Gracia yang sukses membuat Nadse bergidik geli.
"Jijik Gree"
Gracia tertawa puas melihat ekspresi Nadse.
"Gre nih ada titipan"
Gracia dan Nadse langsung menoleh pada salah satu teman sekelasnya yang kini berdiri didepan mereka dengan membawa sebuah kotak berwarna merah.
"Wih apaan tuh?" Tanya Nadse
"Itu kotak Nads" jawab Gracia.
"Gue tau"
"Lah terus ngapain nanya?"
Nadse menatap gemas pada Gracia yang bahkan menatap Nadse dengan tampang tak berdosanya.
"Kan gue ga tau itu kotak apaan Gree"
"Itu kotak warna merah Nads!!"
"Lo ko nyolot sih?"
"Lo nya bego sih"
"Heh ini mau diambil gak?"
Langsung saja Gracia menerima kotak yang dibawa temannya tadi.
"Makasih ya Dina" ucap Gracia lalu siswi yang bernama Dina itu hanya mengangguk dan berlalu pergi
"Gre ada namanya tuh"
Nadse membuka secarik kertas berwarna biru yang menempel di kotak itu.
"Waah Gree dari Randi nih"
Gracia membuka kotak itu lalu mengeluarkan sebuah boneka kecil berwarna coklat dari dalamnya.
"Aaah manis banget sih, buat gue aja Gre, lucu banget" ucap Nadse.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesawat Kertas
FanfictionHidup bagaikan pesawat kertas, terbang dan pergi membawa impian *** Ini bukan GxG atau pun Danso, ini cuman cerita yang terinspirasi dari persahabatan Shani dan Gracia