21

836 130 9
                                    

Pagi-pagi sekali Sheril sudah berada di dapur untuk membuatkan sarapan Shani, sebenarnya ini bukan hal yang biasa dilakukannya namun saat ini Shani adalah tanggung jawabnya terlebih lagi kondisi Shani sekarang yang membuat Sheril harus memberikan perhatian lebih untuknya.

"Pagi Tante!!"

Sheril terkesiap dan hampir saja melemparkan piring yang dipegangnya.

"Gre?"

Bocah dihadapannya itu hanya tersenyum lebar menampilkan deretan gigi nya.

"Tadi aku ketuk pintu, udah teriak-teriak juga tapi ga ada yang nyaut yaudah aku masuk aja, pintu nya juga ga di kunci" ucap Gracia sambil memasukan satu persatu kripik kentang kedalam mulutnya, dan tentunya ia ambil kripik itu di atas meja tanpa tau siapa pemiliknya.

"Ngapain pagi-pagi kesini, mami kamu tau?"

Jelas tidak dan Sheril tau itu karena jika Veranda tau maka dia akan melarang Gracia untuk pergi, dan benar saja, Gracia menggelengkan kepalanya.

"Tante masak apa? Aku laper"
Gracia mengedarkan pandangannya pada beberapa hidangan diatas meja.

"Aku masak bukan buat kamu, makanya kalau sebelum pergi tu makan dulu"
Sheril menyentil kening Gracia hingga bocah itu meringis dengan wajah cemberut.

"Jahat, bilangin Cici nih" ancam Gracia, sedangkan Sheril hanya menjulurkan lidahnya mengejek Gracia

"Kakak"

Sheril dan Gracia kompak menoleh ke atas dan nampak Shani yang tengah melihat mereka dari lantai dua.

"Cici!!"

Gracia melambaikan tangannya pada Shani, tak disangka Shani merespon Gracia dengan senyuman bahkan ia hendak turun kebawah namun segera ditahan oleh Sheril.

"Eeh jangan turun, kepala kamu udah ga pusing emang? Udah tunggu aja di kamar"

Shani menggelengkan kepalanya.

"Aku udah sehat kak" ucap Shani lalu mulai beranjak menuruni tangga.

"Hati-hati Shan"

"Iya"

"Tante mirip emak-emak ih" ucap Gracia dan disambut tatapan horor dari Sheril.

Shani menghampiri Gracia dan masih tetap setia dengan senyumannya, entahlah Gracia terlihat seperti obat untuk nya.

"Beneran udah ga sakit Shan?"

Sheril menempelkan punggung tangannya di kening Shani, ia masih tak yakin karena Shani masih terlihat pucat.

"Iiih mau di sayang juga"

Plaaakk

"Makan tuh sayang, ayo sarapan"

Sheril langsung kembali menyiapkan makanan setelah berhasil menepuk jidat Gracia cukup kuat.

"Ciciiii" Gracia merengek namun Shani sepertinya sedang ingin menggoda Gracia, ia berjalan melewati Gracia begitu saja dan duduk di meja makan.

"Ish sadis semua deh" gerutu Gracia lalu menyusul Shani ke meja makan.

"Setelah makan jangan lupa sama ini!"

Sheril meletakan nampan berisi segelas air dan beberapa butir obat.

"Loh ko..."

"Jangan tanya aku dapat dari mana, kamu ga cukup pintar kalau mau buang obat-obat itu"

Shani hanya bisa menghela nafas lelah dan kembali menyuapkan sesendok nasi goreng kedalam mulutnya.

"Cici sakit apa?" Tanya Gracia yang sejak tadi memperhatikan obat-obatan Shani yang cukup banyak itu.

Pesawat KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang