"Shaniiii" Shania berteriak memanggil sahabatnya yang baru saja keluar dari mobil honda civic berwarna putih miliknya. Shani tersenyum sambil melambaikan tangannya kearah Shania.
"Gimana kemarin ketemu fans? seru dong pastinya"
Shani memutar bola matanya malas lalu berjalan beriringan dengan Shania.
"Gagal total gara-gara adek lo"
Shani terkekeh pelan lalu merangkul pundak Shani.
"Gre juga cerita kemarin, dia sampai ga jadi ketemu temennya gara-gara terlanjur ga mood setelah ketemu lo"
"Dari dulu adek lo itu emang nyebelin ya, kemarin gue..."
Duk..
"Aw.." Shani meringis memegang kepalanya yang terasa sakit saat sebuah bola basket mendarat di kepalanya. Shania langsung melotot tajam kearah seorang laki-laki memakai baju basket yang langsung menghampiri Shani.
"Maaf.. gue ga sengaja, lo ga apa-apa?" Lelaki itu terlihat panik tapi Shania langsung menjewernya hingga lelaki itu merintih kesakitan.
"Gioooo!! lo bisa ga sih kalau main basket itu hati-hati, tuh lihat Shani jadi kesakitan gara-gara lo!"
"Aw..ampun tante.. sakit ini. Gue kan ga sengaja"
"Heh, kalau Shani kenapa-napa lo harus tanggung jawab pokonya"
"Temen lo udah ga kesakitan tuh, udah lepasin gue"
Shani melepaskan jewerannya di telinga Gio dengan sekali hentakan, lalu menoleh kearah Shani.
"Ya ampuuun, jelas Shani ga kesakitan Gio!! dia pingsan, ayo bawa dia ke ruang kesehatan"
Gio langsung mengendong Shani sebelum telinganya putus karena mendapat jeweran dari Shania lagi. Mereka berjalan menuju ruang kesehatan tanpa memperdulikan tatapan orang-orang yang tertuju padanya, termasuk seseorang yang sejak tadi memperhatikan mereka dan kini tengah menatap tajam pada Gio yang tengah menggendong Shani.
"Arka, lo ngapain disini? katanya mau ke perpustakaan"
"Ah, iya yuk"
***
Shania menatap tajam pada Gio yang saat ini tengah duduk di dekat Shani yang masih terbaring tak sadarkan diri.
"Ini semua gara-gara lo!"
Gio mengacak rambutnya frustasi, sudah berulang kali ia mengucapkan kata maaf tapi Shania tak menggubrisnya.
"Gue udah minta maaf tante, lo kenapa sih, dia nya aja cuman pingsan kan ga sampai berdarah-darah, lebay lo ah"
Shania hendak mengucapkan sesuatu tapi tertahan karena suara dering telepon dari ponsel Shani.
"Duh Mama nya nih, duh gimana ya"
Shania terlihat bingung saat tau siapa yang menelepon Shani."Angkat aja, bilang yang sejujurnya. Kalau ibunya marah-marah biar gue yang bicara" sahut Gio.
Walaupun ragu tapi Shania akhirnya memberanikan diri untuk mengangkat telepon dari Mama nya Shani.
"Hallo tante"
"........."
"Shani ada ko, lagi ke toilet"
Gio langsung menatap Shania saat Shania tak berterus terang pada Mama nya Shani.
"Oh, gitu tante, oke.. Oke nanti Shania sampaikan ke Shani"
"........."
"oke Tan, sama-sama"
"Ko lo ga terus terang sih?" Tanya Gio saat Shania telah mematikan sambungan teleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesawat Kertas
FanfictionHidup bagaikan pesawat kertas, terbang dan pergi membawa impian *** Ini bukan GxG atau pun Danso, ini cuman cerita yang terinspirasi dari persahabatan Shani dan Gracia