"Ayah.. saat aku sudah besar nanti, aku mau jadi seorang Profesor, aku mau buat mesin waktu, supaya aku bisa kembali ke masa lalu"
"Setelah kamu sampai dimasa lalu, memangnya apa yang mau kamu lakukan?"
"Aku mau memperbaiki kesalahanku yang dulu Yah"
"Tak perlu kembali kemasa lalu untuk memperbaiki kesalahanmu yang dulu, cukup dengan menjadikan sebuah kesalahan menjadi pembelajaran, Ayah yakin sebanyak apapun kesalahan kamu yang dulu, itu tak akan ada artinya sayang"
Shani masih terdiam di depan laptopnya, matanya terlihat lelah karena semalam ia tak bisa tidur dan hanya memandang layar laptopnya tanpa mengetik satu kalimat pun.
Perbincangan dengan Gracia tadi malam membuat kata-kata Ayahnya kembali terngiang. Shani akhirnya memilih menutup laptop dan meluncur keatas kasur, mengistirahatkan tubuhnya yang lelah karena kebiasaan yang sulit sekali tidur dimalam hari.
Triing..
Shani melihat layar ponselnya yang terdapat sebuah pesan masuk di akun Wattpadnya, Shani sudah menduga kalau itu pasti SG, gadis yang selalu bawel saat ia telat update ceritanya.
SGluvcuuu
Kakaaak!!
Iyaaaa
Ko ga update? 😤
Iya nih
Maaf ya 😅Pasti gara" di demo reader ya 😞
Jangan dengerin mereka kak, kan masih ada aku yang mau baca tulisan kakak, aku sedih liat mereka gituin kak Indira, aku ga suka 😤Kenapa juga harus kamu yang sedih 😂😂
Mereka kyak gitu karena mereka antusias sama cerita kakak, penulis itu ga boleh tutup mata sama kritik dan saran dari pembaca.
Lagipula bukan krna itu ko.
Emang lagi ga ada ide makanya ga updateYa udah kalau gitu, kakak harus dengerin aku sebagai pembaca setia cerita Kakak.
Cepet update!!
Jangan bikin mati karakter utamanya, awas aja 🔪🔪"Huh, katanya sedih liat gue didemo reader, lah tu anak malah lebih sadis pake ngancem segala, kalau lagi nyebelin begini serasa chating sama Gracia deh"
Shani terkekeh kecil membayangkan jika si pembaca setia ceritanya itu adalah Gracia.
"ga mungkin banget, Gracia kan.. Eh Ya ampun itu bocah kan harus sekolah"
Tanpa memperdulikan rasa lelahnya Shani langsung turun dari kasur dan bergegas membangunkan Gracia karena info dari Shania kalau Gracia itu sangat sulit untuk bangun pagi.
Saat hendak menaiki tangga menuju lantai 2 Shani menghentikan langkahnya, ia melirik sekilas kearah jam dinding yang masih menunjukan pukul 5 pagi.
"Masak dulu kali ya" guman Shani lalu melangkah menuju dapur.
Mata Shani membulat sempurna saat melihat kondisi dapur yang persis seperti kapal pecah, ia melirik kearah meja makan yang sudah tersaji 2 piring nasi goreng disana.
Shani menghela nafas kasar lalu berjalan cepat menuju kamarnya dengan maksud untuk bertemu bocah yang sudah menghancurkan dapurnya.
"Greee" Shani memanggil Gracia dengan sesekali mengetuk pintu kamarnya, tapi tak ada jawaban apapun dari dalam membuat Shani langsung membuka pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesawat Kertas
FanfictionHidup bagaikan pesawat kertas, terbang dan pergi membawa impian *** Ini bukan GxG atau pun Danso, ini cuman cerita yang terinspirasi dari persahabatan Shani dan Gracia