"Malem kak Gio"
Gio menoleh kearah Chika yang sudah berada di depan nya dengan bungkusan kecil di tangan nya.
"widiih apaan tuh?" tanya Gio menunjuk bungkusan yang di bawa Chika.
"Roti bakar buat Randi"
"buat kak Gio mana?"
"beli aja sendiri" Chika menjulurkan lidah nya lalu berjalan menghampiri Randi yang baru saja datang.
"huuu nasib jomblo gini amat dah" gerutu Gio.
tiba-tiba sebuah mobil honda jazz berwarna merah berhenti di halaman rumah nya dan Gio tahu betul siapa itu. Shania langsung keluar dari mobil dan berlari kearah Gio.
"Yo, anter gue yo, gue ga tau lagi harus minta tolong siapa"
"eeh bentar dulu, lo kenapa sih?"
"Gre kabur, dia pasti nyusul Shani ke jogja, gue takut Yo"
"aduh itu bocah"
Gio tak habis pikir dengan kelakuan Gracia, ia merasa iba pada Shania, keadaan nya sangan berantakan sekarang.
"tangan lo kenapa?" tanya Gio yang kaget melihat luka di tangan Shania bahkan masih terlihat ada darah yang sudah kering di sekitar nya.
"Ayo Yo!!" Shania menarik-narik lengan baju Gio dan sesekali menghapus kasar air matanya.
"bang buruan susul Gre, sebelum makin jauh, dia bisa kenapa-napa kalau sendirian" ucap Randi yang langsung membuat Gio menganggukan kepalanya.
***
Gracia termenung menatap nanar kearah jendela kaca, hati nya mendadak bimbang dan terselip rasa takut di dalam nya. Kereta nya belum berangkat dan masih bisa untuk nya berubah fikiran.
Ia gelisah, bahkan sampai sekarang pun pesan nya belum di balas Indira, lalu bagaimana ia bisa bertemu dengan nya nanti.Kursi di sebelahnya bergerak, Gracia langsung menoleh dan mendapatkan sebuah senyuman tipis dari orang di sebelah nya.
"hai" sapa Gracia
lagi-lagi orang di sebelahnya hanya tersenyum.
Gracia mengulurkan tangan nya sedangkan orang itu hanya menatap heran kearah Gracia.
"aku Gracia"
"Sisca"
Gracia mengangguk anggukan kepalanya setelah jabatan tangan mereka terlepas.
Kereta pun melaju dan entah kenapa itu langsung membuat raut wajah Gracia berubah.
"yaaah" guman Gracia, ia terlihat menyesal.
"kenapa?" tanya Sisca.
Gracia menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"mau kemana?" tanya Sisca
"jogja"
"tepat nya?"
Gracia terdiam, ia merasa bodoh, pergi dengan tekat bulat tapi ia tak tau kemana arah tujuan nya.
"hello.." Sisca melambaikan tangan nya di depan Gracia yang terlihat melamun.
"aku lupa mau kemana"
"lah"
Sisca baru menyadari ada yang tidak beres pada Gracia.
"kabur ?"
Gracia menganggukan kepalanya dengan wajah sendu yang bisa membuat siapa saja iba melihat nya.
"nekat banget, terus udah di pikirin nanti di jogja mau tinggal di mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesawat Kertas
FanfictionHidup bagaikan pesawat kertas, terbang dan pergi membawa impian *** Ini bukan GxG atau pun Danso, ini cuman cerita yang terinspirasi dari persahabatan Shani dan Gracia