Gio memarkirkan mobil Shani dengan mulus didepan rumah perempuan yang kini tengah duduk di samping nya ini. Shani keluar dari mobil diikuti oleh Gracia dan juga dirinya. Rumah bergaya minimalis itu terlihat sangat bersih dan rapi sama seperti pemiliknya, begitulah yang dipikirkan Gio.
"Kalian mau minum apa?" tanya Shani saat mereka telah masuk kedalam rumahnya.
"Ga usah Shan,gue langsung pulang aja" ucap Gio
Gracia yang mendengar itu langsung menarik tangan Gio dan menatap tajam kearahnya.
"Ko aku mau ditinggal sih"
"Lah kan kamu mau nginep disini"
Gracia menghentak-hentakan kakinya di lantai.
"Temenin, kalau aku diapa-apain sama si tante sipit itu gimana"
Gio yang mendengar Gracia merengek seperti itu langsung terkekeh pelan, Gre benar-benar sangat menggemaskan, bisa-bisanya dia berbicara seperti itu di depan orangnya langsung. Sementara Shani hanya menatap jengah kearahnya.
"Kalau diapa-apain ya apa-apain balik aja"
Gracia langsung terdiam, ia mengetuk-ngetuk telunjuknya di kepala dengan kening yang berkerut seperti seseorang yang sedang berpikir keras.
"Shan, titip kembaranku ya. aku pamit dulu" Gio mengacak-acak rambut Gracia hingga gadis itu cemberut karena rambutnya jadi berantakan.
"Kamu pulang naik apa?" tanya Shani
"Aku nunggu taxi aja"
"Taxi jarang lewat kesini, duduk dulu. aku pesenin ojek online aja"
Gio tersenyum dan mengangguk, pandangannya terus tertuju pada Shani yang kini tengah mengetik sesuatu di layar handphone nya. Gracia yang mengerti arah tatapan Gio langsung tersenyum dan mengangguk-anggukan kepalanya.
"Cantik banget ya Kak?" Bisik Gracia pada Gio, Gio hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari sosok seorang Shani.
"Kakak suka ya?"
"Suka banget"
Gracia terkekeh melihat wajah terpesona Gio pada Shani yang sama sekali tak menyadari itu.
"SIAPA YANG CANTIK KAK?!"
"SHANI LO CANTIK BANGET"
Gracia langsung tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah kaget Gio dan Shani, apalagi Gio yang dengan lantang berteriak saat ia menepuk bahu Gio dengan keras hingga Gio refleks langsung berkata seperti itu.
Wajah Gio langsung memerah, apalagi kini Shani yang kini tengah menatapnya. Ia terus saja mengucapkan sumpah serapah didalam hatinya untuk bocah tengil yang masih tertawa di sampingnya ini.
Shani hanya menggelengkan kepalanya lalu melangkah menuju dapur, sementara kini Gio langsung menatap tajam kearah Gracia.
"Ups" Gracia langsung menghentikan tawanya saat ia menyadari tatapan membunuh dari sodara kembar jadi-jadiannya itu.
"Dududududu" Gracia mengalihkan pandangannya kesegala arah yang penting ia bisa terbebas dari tatapan maut seorang Gracio.
Gio hendak menjitak kepala Gracia tapi Gracia langsung menahannya.
"Eits.. mau ngapain? aku aduin sama Mami kalau kakak berani pukul aku" ancam Gracia membuat Gio langsung mendengus sebal dan lebih memilih duduk daripada melawan bocah tengil dengan sejuta kejahilannya itu.
Gracia yang merasa bosan lebih memilih membuka aplikasi wattpad di handphone nya. dan mengetik sebuah pesan untuk sang idola.
Indira5310
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesawat Kertas
FanfictionHidup bagaikan pesawat kertas, terbang dan pergi membawa impian *** Ini bukan GxG atau pun Danso, ini cuman cerita yang terinspirasi dari persahabatan Shani dan Gracia